Menuju konten utama

Politikus Gerindra: Memangnya Anies Pribumi?

Desmond menganggap bukan maksud sesungguhnya dari Anies mendiskreditkan etnis tertentu atau membuat pertentangan antara pribumi dan non-pribumi.

Politikus Gerindra: Memangnya Anies Pribumi?
Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J. Mahesa selaku pimpinan rapat memimpin jalannya rapat terkait penetapan nama calon Hakim Agung di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/8). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id -

Wakil Ketua Fraksi Gerindra di DPR RI, Desmond Junaidi meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sadar diri atas pernyataan politiknya bahwa pribumi harus menjadi tuan di negeri sendiri.

"Kenapa? Kalau bicara pribumi dan non-pribumi memangnya Anies pribumi? Tidak kan. Dia Arab gitu loh. Jadi kalau itu yang diumumkan dia, menurut saya dia tidak sadar dirinya," kata Desmond di DPR, Selasa (17/10/2017).

Dengan pernyataan itu, kata Desmond, Anies sama saja dengan mengasingkan dirinya sendiri di tengah-tengah pribumi. "Dia kan timur asing kok menurut hukum Belanda," kata Desmond.

Namun, Desmond tetap berprasangka baik pada Anies. Ia menganggap bukan maksud sesungguhnya dari Anies mendiskreditkan etnis tertentu atau membuat pertentangan antara pribumi dan non-pribumi.

"Ya itu bicara itu semangat kepada pendukungnya saja. Tidak ada maksud untuk mendiskreditkan, untuk mempertajam perbedaan pribumi dan non pribumi," kata politikus Gerindra ini.

Maka, dalam hal ini Desmond meminta agar tidak dipertajam pernyataan Anies tersebut sehingga tidak memancing friksi di publik. "Saya pikir tidak ada hal-hal yang tidak perlu dipertajam lah," kata Desmond.

Semalam (16/10/2017), di hadapan warga DKI Jakarta yang berkumpul di Balai Kota, Anies menyampaikan pidato politik dengan durasi lebih kurang 22 menit. Dalam pidato politiknya itu, Anies mengingatkan pentingnya kesejahteraan dan kesetaraan bagi warga Jakarta.

Anies juga menyinggung perihal sejarah panjang DKI Jakarta. Mulai dari Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, hingga menjadi Jakarta saat kemerdekaan. Termasuk eratnya hubungan Jakarta dengan kemerdekaan.

Dalam konteks itu, Anies menyatakan bahwa warga Jakarta haruslah merdeka di kotanya sendiri. "Rakyat pribumi ditindas dan dikalahkan oleh kolonialisme. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Anies di Balai Kota, Senin (16/10/2017).

Namun, pernyataan itu ternyata memantik respon negatif. Anies dianggap membangkitkan kembali sentimen anti-pribumi di DKI Jakarta. Terlebih dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu isu SARA turut memanaskan situasi persaingan politik.

Kemarin, Senin (16/10/2017), sebagai pemenang Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies dan Sandiaga Uno dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Baca juga artikel terkait ANIES-SANDIAGA atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri