tirto.id - Iwa Karniwa menyatakan dirinya belum berminat mengikuti konvensi bakal Calon Wakil Gubernur (Cawagub) untuk menentukan pendamping Bakal Calon Gubernur (Cagub) Jabar Ridwan Kamil.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat tersebut mengklaim dirinya memang mendapat dorongan dari sejumlah tokoh masyarakat Jabar untuk mengikuti konvensi Cawagub pendamping Ridwan Kamil. Tokoh lainnya juga ada yang meminta dirinya mendampingi bakal Cagub lain, yakni Wakil Gubernur Jawa Barat saat ini, Deddy Mizwar.
Namun, Iwa mengabaikan saran tersebut. Dia mengaku lebih memilih untuk menunggu keputusan PDIP soal rekomendasi Cagub Jabar.
Iwa memang salah satu kandidat yang pernah menyampaikan visi misi sebagai Cagub di acara yang digelar DPD PDIP Jawa Barat, pada Oktober 2017 lalu. Belakangan, PDIP mengumumkan baru pada awal Januari tahun depan akan menentukan pilihan Cagub dan Cawagub, yang akan didukung partai itu di Pilgub Jabar 2018.
"Insya saya akan tetap setia menunggu keputusan PDIP terkait Pilgub Jabar 2018 dan sampai saat ini saya belum mempertimbangkan diri untuk menerima tawaran menjadi cawagub," kata Iwa di Bandung, pada Senin (18/12/2017) seperti dikutip Antara.
Baru-baru ini, sebagaimana catatan Tirto, dukungan dari Partai Golkar untuk Ridwan Kamil juga dicabut dengan alasan Wali Kota Bandung itu tak kunjung memilih Cawagub, karena memilih menggelar konvensi. Sementara Golkar menghendaki kadernya, Daniel Muttaqien menjadi pendamping Ridwan Kamil.
Meskipun demikian, Iwa mengisyaratkan masih membuka kemungkinan mengikuti saran sejumlah tokoh Jabar itu. Ia mengakui elektabilitas Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar kerap diunggulkan sejumlah lembaga survei.
"Bukan berarti saya menampik dukungan sebagian tokoh masyarakat yang menghendaki saya mau mencalonkan diri untuk mendampingi Ridwan Kamil atau Deddy Mizwar," kata dia.
Selama ini, sebagian lembaga survei memang tak mengunggulkan Iwa Karniwa. Namanya hanya sempat diunggulkan hasil survei Jaringan Masyarakat Peduli Demokrasi (JMPD) yang dirilis pada awal Oktober lalu.
Survei itu dilakukan dengan metode jajak pendapat online di situs www.jmpd.or.id, yang berlangsung pada 10 Agustus – 8 Oktober 2017. Dari 17.827 suara peserta jajak pendapat online itu, nama Iwa paling populer di antara 16 kandidat Cagub Jabar meski hanya unggul tipis. Iwa mendapatkan 24 persen suara dan disusul Abdi Yuhana serta Akhmad Syaikhu. Hasil survei JMPD ini memang berkebalikan dengan kesimpulan lembaga survei lain. Sebab, nama populer seperti Deddy Mizwar hanya mendapatkan 11 persen suara, Ridwan Kamil 5 persen dan Dedi Mulyadi 2 persen.
JMPD sudah menjelaskan indikator surveinya berbeda dari lembaga lain yang menelusuri pendapat responden dengan komunikasi langsung. Survei berbasis internet menyasar responden digital yang mayoritas pengguna gawai.
Sebaliknya, hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pada 27 September - 3 Oktober 2017, tak memasukkan nama Iwa Karniwa dalam daftar Cagub pilihan pemilih di Jabar. Survei ini lewat wawancara tatap muka terhadap 820 responden, dengan metode multistage random sampling Desa/kelurahan di tingkat Kecamatan dipilih dengan jumlah proporsional, dan memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sebesar ±3,5% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Kesimpulan survei ini, bila Pilgub Jabar berlangsung di bulan Oktober 2017 dengan sejumlah simulasi, maka Ridwan Kamil mendapatkan suara terbanyak, disusul oleh Deddy Mizwar, Dede Yusuf, Aa Gym dan Dedi Mulyadi. Bila pilihan dikerucutkan pada empat nama itu, Ridwan Kamil mendapatkan suara 43,4 persen, Deddy Mizwar 27,3 persen, Aa Gym 12,4 persen dan Dedi Mulyadi 8,0 persen.
Sementara Iwa juga menjelaskan alasannya memilih untuk menunggu pengumuman rekomendasi Cagub Jabar dari DPP PDIP. “Sebagai orang yang paham birokrasi dan pemerintahan, saya kira pengabdian saya akan lebih optimal jika menjadi gubernur daripada menjadi wakil gubernur," kata dia.
Karena alasan lebih memilih menjadi Cagub, Iwa memutuskan untuk menunggu rekomendasi PDIP. "Hal itulah yang menguatkan dan memberikan motivasi untuk saya berjuang mencalonkan diri,” ujar dia.
Ia mengaku, sejak bekerja menjadi PNS 32 tahun silam, dirinya bekerja keras mengabdikan seluruh hidup untuk melayani masyarakat.
"Ternyata, alhamdulillah mendapat apresiasi dari masyarakat Jawa Barat dan tidak diduga sebagian tokoh mendorong dan mendukung saya untuk menjadi gubernur. Tentu hal itu saya respon positif demi pengabdian lebih optimal bagi masyarakat Jawa Barat," kata dia.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom