Menuju konten utama

Piala FA: Newport County, Lawan City yang Pernah Jaya pada 1980-an

Satu-satunya tim League Two yang masih bertahan di Piala FA akan menantang klub Premier League.

Piala FA: Newport County, Lawan City yang Pernah Jaya pada 1980-an
Para pemain tim kasta ketiga sepak bola Inggris, Newport County, merayakan kemenangan 2-1 atas Leicester City dalam laga putaran ketiga Piala FA di Stadion Rodney Parade, Wales, Minggu (6/1/2019) waktu setempat. ANTARA/Reuters/Carl Recine/fik/19

tirto.id - Manchester City akan bertandang ke Stadion Rodney Parade, markas Newport County dalam babak 16 besar Piala FA, pada Minggu (17/2/2019), pukul 00.30 WIB. Pihak tuan rumah jadi satu-satunya tim League Two yang masih bertahan hingga 16 besar Piala FA dan pernah mengalami masa jaya pada dekade 1980-an.

Tim asal Wales Selatan ini pernah menembus perempat final Piala Winners Eropa pada 1981, sebelum tumbang dari Carl Zeiss Jena (tim asal Jerman Timur), sehingga gagal melaju ke semifinal. Mereka berpartisipasi di Piala Winners, setelah pada musim sebelumnya berhasil menjuarai Piala Wales.

“Jika kami memiliki teknologi garis gawang, kami pasti memenangkannya [laga melawan Carl Zeiss Jena] dan menghadapi Benfica di semifinal,” kata David Hando, yang kini menjabat presiden kehormatan Newport County, dikutip Guardian.

Tim Thraves, penggemar Newport County, yang turut menyaksikan pertandingan perempat final Piala Winners kala itu, begitu yakin timnya akan lolos ke semifinal. Sebelum pertandingan, Len Ashurst, manajer Newport County waktu itu mengatakan Newport County akan lolos ke babak selanjutnya.

“[Manajer] yakin bahwa kami [akan] mencetak gol setelah [kebobolan] pada menit ke-7 dalam leg kedua. Hasil imbang 1-1 akan membuat kami lolos [karena bermain imbang 2-2 di leg pertama]. Saya berada di [stadion] malam itu, ada kurang lebih 20.000 [penonton] memadati Somerton Park [markas Newport County kala itu] dan suasananya luar biasa,” kenang Thraves.

Namun, suasana yang seperti itu tidak berlangsung lama dirasakan oleh Thraves. Pasalnya, delapan tahun kemudian klub kebanggaannya itu dinyatakan bangkrut dan terus mengalami penurunan prestasi. Mereka terdegradasi dua kali dari Liga Utama Wales, dan harus berkompetisi di divisi ketiga.

Selain itu, manajemen yang tidak mampu membayar sewa stadion, membuat mereka terusir dari Somerton Park. Puncaknya, pada 27 Februari 1989, klub dinyatakan bubar, dengan meninggalkan hutang sebesar 330 ribu paund.

Namun, tidak lama setelah klub dinyatakan bangkrut, David Hando dihubungi oleh sejumlah direksi klub untuk membentuk klub baru.

“Orang-orang menelepon saya, mengatakan: 'Mengapa kita tidak membentuk klub baru?'," kata Hando dikutip Guardian.

Newport County (yang baru) berhasil dibentuk, dan kembali bermarkas di Somerton Park, sejak 1990 hingga beberapa musim. Asosiasi Sepak Bola Wales yang menilai klub baru itu tidak ada hubungannya dengan Newport County (yang bermain di Liga Wales), dan klub yang baru dibentuk David Hando itu bermain di Beazer Homes League (sekarang Southern Football League, kompetisi yang bernaung di bawah FA Inggris).

Pada musim 1992/1993, FA Wales membentuk League of Wales dan mengundang Newport County untuk berpartisipasi. FA Wales tidak mengizinkan Newport County untuk terus bermain di Beazer Homes League, namun bermarkas di wilayah Wales.

“Kami membawa FA Wales, ke pengadilan tinggi dan menang. Tetapi pada saat kami kembali ke Newport, Somerton Park telah dijual untuk perumahan. Jadi mereka [dewan] membangun Taman Spytty untuk kita dan untuk Harrier, klub atletik [di Newport],” lanjut David Nando.

Setelah naik turun divisi, pada musim 2012/2013, Newport County berhasil promosi ke League Two, setelah berhasil menduduki peringkat ke-3 National Football League, dan mendapat tiket promosi melalui babak play-off. Mereka terus berkompetisi di League Two, sejak tahun 2013 hingga sekarang.

Pada musim 2016/2017, Newport County berada di zona degradasi League Two, dan tertinggal 11 angka dari batas aman. Sementara musim tinggal menyisakan 12 pertandingan. Direksi klub bertindak cepat, dengan menunjuk Michael (Mike) Flynn, mantan pemain Newport, untuk menangani tim dan ditugaskan untuk menyelamatkan klub dari degradasi.

Pada pekan terakhir, Newport County menjamu Notts Country di Rodney Parade, dalam situasi tuan rumah wajib mengamankan 3 angka, jika tetap ingin bertahan di League Two. John Relish, mantan pemain yang juga terlibat di laga itu menyebut rekan-rekannya sudah putus asa, karena hingga menit 90, kedudukan masih imbang 1-1.

“Mereka menempatkan semua pemain di dalam [area pertahanan] dan kami hanya meninggalkan Colin Addison di belakang. [waktu] Tinggal dua menit lagi dan kami semua mengatakan hal yang sama: ‘Kami tidak akan mencetak gol.’ Addo bangkit dan berkata: 'Yah, aku akan bergerak [membantu serangan]. Tidak apa-apa, kita akan kembali.’ Hal berikutnya, bola masuk, kami mencetak gol dan Addo melompat ke arahku,” katanya seperti dikutip Guardian.

Dan laga pada Minggu (17/2/2019), pukul 00.30 WIB dini hari, tidak akan berjalan mudah untuk The Cityzens.

“Meskipun berstatus [sebagai tim] League Two, Newport menyebabkan masalah untuk Tottenham musim lalu dan telah mengalahkan Leicester dan Middlesbrough di kandang [Rodney Parade]. Memang, kemenangan replay mereka atas tim dari Teesside hampir tidak mungkin lebih nyaman.

“[Anak asuh] Tony Pulis tampak [kesulitan] dari sebelum kick-off, oleh kondisi cuaca yang buruk dan strategi mereka [gagal diterapkan] di atas kondisi lapangan stadion [Rodney Parade] rugby provinsi yang menampung kurang dari 10.000 orang. Para bintang [The Cityzens] perlu waspada dalam menghadapi potensi [akan] dipermalukan. Jika hal yang tak terpikirkan terjadi, tawa dari Rodney Parade, dan [nyanyian] Pillgwenlly dan Lliswerry akan bergema di seluruh dunia,” tulis Guardian, Jumat, 15 Februari 2019.

Baca juga artikel terkait PIALA FA atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Permadi Suntama
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Ibnu Azis