tirto.id - Netflix mengumumkan berencana mengangkat game The Witcher untuk menjadi miniseri terbaru di layanan film berbayar ini. Game yang terjual enam juta kopi pada minggu pertama peluncurannya ini sontak menghadirkan beragam reaksi di media sosial. Meski demikian Netflix menjanjikan bahwa mereka akan memproduksi seri ini berdasarkan seri buku yang ditulis oleh Andrzej Sapkowski, bukan game yang dikembangkan oleh CD Projekt RED.
The Witcher merupakan seri novel dari penulis Polandia yang mendapatkan ketenaran setelah diangkat menjadi game PC oleh Atari. Kepopuleran The Witcher semakin moncer saat seri keduanya yang bertajuk Assassins of Kings diproduksi. Saat itu banyak pecinta game Role Playing Game jatuh cinta dengan cerita dan konsep konsekuensi logis dari pilihan-pilihan yang kita buat saat bermain. Misalnya dalam game tersebut Anda memutuskan menyelamatkan satu desa, keputusan itu akan membuat seluruh jalan cerita game berganti. Bukan sesuatu yang baru tapi disajikan dengan cara yang segar.
Netflix bukannya tanpa risiko untuk mengadaptasi The Witcher, sebelumnya keputusan mereka untuk manga Jepang Deathnote dianggap bentuk whitewashing dan diprotes bahkan sebelum ditayangkan. Meski demikian beberapa adaptasi Netflix yang lain seperti House of Cards yang diadaptasi dari buku Michael Dobbs memperoleh kesuksesan. Namun bila Anda merupakan penggemar berat game The Withcer miniseri ini bisa jadi alternatif tontonan sembari menunggu seri terbaru dibuat oleh CD Projekt RED.
Netflix mengumumkan perusahan Polandia Platige akan menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk memproduksi miniseri tersebut. Kabar baik lainnya adalah penulis The Witcher telah mengizinkan bukunya digunakan untuk dibuat miniseri. Tidak hanya berhenti menjadi miniseri, The Witcher juga akan dibuat film layar lebar yang utuh sepertiyang dilaporkan Forbes. Ini jadi kabar gembira, mengingat akan banyak teknologi yang digunakan untuk menghadirkan monster, vampire, dan hantu yang menjadi musuh Geralt of Rivia, karakter utama The Witcher.
Netflix menyebut bahwa The Witcher Saga akan diadaptasi langsung dari delapan novel yang ditulis oleh Andrzej Sapkowski, yang menariknya, tidak mendapatkan keuntungan apapun dari penjualan game yang dibuat oleh CD Projekt Red RPG.
“Saya tersanjung bahwa Netflix akan membuat adaptasi dari cerita saya,” kata Sapkowski dalam sebuah rilis. “dengan tetap menggunakan materi asli dan tema yang telah saya kembangkan lebih dari tiga puluh tahun menulis,” katanya.
Tomas Baginski, yang menjadi sutradara intro dari tiga game The Witcher dan juga teaser dari Cyberpunk 2077, diangkat menjadi sutradara film utuh dari The Witcher yang berbeda dengan miniseri yang ditayangkan di Netflix. Baginski dikabarkan akan jadi sutradara satu episode The Witcher untuk Netflix sebelum fokus membuat film utuhnya. Executive Producers seri ini Sean Daniel dan Jason Brown (yang membuat The Expanse), menjamin bahwa cerita The Witcher akan segar, mengikuti jalan cerita buku, dan yang pasti akan menarik.
The Wicther sendiri berkisah tentang seorang manusia mutan dengan kemampuan sihir dan kekuatan yang lebih superior daripada manusia biasa. Ia juga jago membuat ramuan sehingga bisa melihat dalam gelap, kelebihan lainnya adalah Geralt tidak menua, dan nyaris memiliki kemampuan untuk hidup abadi. Namun sebagai dampak lain dari segala kemampuan yang dimiliki, ia tak akan bisa punya anak dan tak punya empati. Sebagai Witcher, pemburu monster, ia akan hidup dari setiap kontrak yang dibuat.
Novel karya Andrzej Sapkowski ini telah diterjemahkan lebih dari 20 bahasa. Berbeda dengan game-nya, the Withcer versi Sapkowski fokus kepada perjalanan Withcer muda saat memperoleh kekuatannya, bagaimana cara mengalahkan monster, hingga mempelajari berbagai keahlian memburu serta ramuan sihir. Kemampuan deduksi ala detektif yang dimiliki Witcher akan jadi sebuah twist yang menarik, mengingat kemampuan ini membuat setiap Withcer menjadi detektif yang mengutamakan rasio untuk mencari tahu jawaban sebelum melakukan pembantaian monster.
Paul Tassi dari Forbes membuat rekomendasi nama-nama yang bisa dijadikan rujukan untuk memerankan karakter The Witcher, baik film maupun miniseri. Melihat nama-nama yang direkomendasikan, sangat penting bagi mereka yang belum pernah membaca buku atau memainkan game The Witcher, bahwa pemilihan tokoh ini sangat baik. Mengapa? Karena aktor dan aktris yang direkomendasikan oleh Tassi tidak hanya mirip dengan postur tubuh serta deskripsi wajah karakter dalam buku, tapi juga mirip dengan karakter dalam game.
Misalnya Tassi merekomendasikan Hugh Jackman sebagai Geralt of Rivia, secara umum wajah dan karakter Geralt yang sinis, getir, dan sarkas diperankan oleh Hugh Jackman. Namun, sosoknya yang telah melekat sebagai Wolverine akan susah tergantikan. Sementara ada nama lain Zach McGowan yang sangat mirip raut mukanya dengan Geralt of Rivia di The Withcer II. Pilihan ini bisa sangat menyenangkan pecinta game, tapi berisiko bagi mereka yang belum pernah memainkan The Witcher karena nama Zach yang asing.
Untuk karakter Yennefer, kekasih Geralt, Eva Green merupakan pilihan utama untuk karakter ini. Aktingnya di Penny Dreadful dan sosoknya yang sangat mirip degan Yennefer versi game The Witcher III bisa menyenangkan banyak fanboys game ini. Sementara nama lain adalah Colbie Smulders yang terkenal via seri A Series of Unfortunate Events dan How I Met Your Mother. Colbie bisa jadi pilihan utama untuk miniseri tapi mungkin bukan untuk film, mengingat ia terlalu dekat dengan karakter SHIELD di Avenger.
The Witcher merupakan merek penting yang bisa membuat sebuah perusahaan tak dikenal menjadi berharga senilai satu miliar dolar AS. Sebelum membuat The Withcer, CD Projekt Red nyaris bukan nama besar di industri game dunia. Padamulanya CD Projekt Red fokus pada penjualan game-game online, tapi saat mereka mengembangkan seri The Witcher, penjualan game ini mampu membuat perusahaan itu berkembang dan fokus pada pembuatan game-game mandiri. Kita nantikan saja petualangan selanjutnya The Witcher.
Penulis: Arman Dhani
Editor: Suhendra