tirto.id - Militer Irak menyatakan bahwa petempur Syiah yang merebut kota Baaj dari IS adalah bagian dari serangan dukungan AS untuk merebut kembali kota Mosul.
Pernyataan tersebut disampaikan pada Minggu (4/6/2017), dilansir dari Reuters. Sesudah delapan bulan serangan terhadap Mosul, petempur IS terusir dari seluruh bagian kota kecuali di daerah kantong di sepanjang tepi barat sungai Tigris.
Wilayah IS di sisi Irak bagian utara sepanjang perbatasan dengan Suriah, daerah gurun tempat sumber intelijen Irak dan AS meyakini pemimpin IS Abu Bakr al-Baghdadi bersembunyi, berkurang karena pasukan Irak menyerang maju dan berhasil merebut beberapa daerah.
Angkatan udara Irak memberikan perlindungan kepada petempur Syiah, yang dikenal sebagai Pergerakan Rakyat, untuk masuk ke Baaj, kata pernyataan gerakan gabungan Irak.
Pergerakan Rakyat dikendalikan Iran, kekuatan Syiah kawasan, musuh Amerika Serikat, namun mereka berperan dalam serangan untuk mengalahkan IS, musuh keduanya, di Mosul dan provinsi Niniwe.
Angkatan bersenjata pemerintah Irak memfokuskan usaha mereka untuk mengusir pemberontak dari daerah kantong yang tersisa di Mosul, ibukota IS di Irak sejak 2014.
Hal yang penting bagi Iran adalah mengamankan wilayah perbatasan antara Irak dan Suriah guna membuka kembali rute darat untuk memasok senjata kepada Pasukan Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Pernyataan terbitan Pergerakan Rakyat mengumumkan bahwa perebutan kota Baaj terjadi berkat Abu Mahdi al Muhandis, seorang tokoh terkemuka pemimpin paramiliter yang sudah lama memiliki keterikatan dengan Iran.
Iran membantu melatih dan mengatur ribuan petempur Syiah di Irak, Afghanistan dan Pakistan dalam perang Suriah.
Petempur dari Hizbullah Syiah Libanon juga dekat dengan komandan militer Iran di Suriah.
Pasukan AS dan Irak meyakini bahwa pemimpin IS al-Baghdadi meninggalkan komandan operasional dan pengikutnya, yang berperang di Mosul, dan kini berpusat pada kelangsungan hidupnya.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani