tirto.id - Perwakilan massa dari Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah organisasi yang tergabung dalam Aliansi Tolak Kedzaliman Facebook gagal menemui pihak Facebook Indonesia.
Semula mereka berencana menemui pihak manajemen Facebook Indonesia saat menggelar aksi demonstrasi di depan kantor perwakilan Facebook di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, pada Jumat (12/1/2018). Mereka ingin meminta klarifikasi dari Facebook Indonesia soal pemblokiran sekitar 59 akun milik sejumlah ormas Islam dan tokoh-tokohnya.
Namun, pada hari ini, ternyata kantor Facebook Indonesia sedang tutup. Penasihat Presidium Alumni 212, Eggi Sudjana, yang terlibat aktif dalam aksi tersebut mengaku kecewa karena gagal bertemu manajemen Facebook Indonesia.
"Dalam kesempatan ini kita minta kejelasan, tapi ternyata facebook pengecut, tidak hadir. Tidak hadirnya karena tutup kantornya. Bagaimana kok kantor tutup?" kata Eggi di depan gedung Capitol Bless, Jalan Gatot Subroto, Jakarta usai gagal menemui pihak Facebook.
Eggi mengatakan pihak Facebook hanya meminta keterangan tertulis soal protes Aliansi dan berjanji akan menjawabnya pada awal pekan depan. “Mereka akan jawab insya allah hari senin atas usulan dari pak Kapolres," kata Eggi.
Salah satu orator aksi tersebut, Bernard Abdul Jabbar membacakan pernyataan tertulis soal tuntutan Aliansi kepada Facebook.
"Mengecam tindakan Facebook yang selama ini dengan mudahnya melakukan pemblokiran pada akun-akun dakwah milik Umat Islam. Pemblokiran ini adalah tindakan semena-mena dan tidak adil," kata Bernard.
Aliansi mengklaim pemblokiran itu juga menyasar akun-akun yang aktif mengampanyekan kegiatan kemanusiaan. Selain itu, Aliansi menuding Facebook tidak memberikan perlakuan yang sama ke akun-akun penyebar ujaran kebencian, penistaan agama, penghinaan pada ulama dan kampanye kemaksiatan.
Oleh sebab itu, Aliansi tersebut menuntut Facebook tidak semena-mena memblokir akun-akun milik Ormas lslam dan tokohnya. Mereka juga mendesak Facebook bertindak netral terhadap pengguna media sosial tersebut. Aliansi mengancam akan menggerakkan massa lebih besar bila tuntutannya tidak dipenuhi oleh Facebook.
"Bila sikap semena-mena dan tidak adil kembali ditunjukkan, maka kami akan datang kembali ke kantor Facebook dengan jumlah yang lebih besar," kata Bernard.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Addi M Idhom