Menuju konten utama

Perintah Jokowi ke Satgas Hadapi Lonjakan Kasus Corona di Indonesia

Presiden Jokowi menginstruksikan Satgas COVID-19 untuk mengambil sejumlah langkah dalam menghadapi lonjakan kasus Corona di Indonesia.

Perintah Jokowi ke Satgas Hadapi Lonjakan Kasus Corona di Indonesia
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito (tengah) menjawab pertanyaan wartawan saat meninjau penanganan kasus COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho.

tirto.id - Presiden Jokowi menginstruksikan sejumlah langkah kepada Ketua Satgas COVID-19 Letjen Ganip Warsito untuk mengambil sejumlah langkah dalam menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Pertama, Jokowi meminta agar Satgas terus mengingatkan dan menegakkan protokol kesehatan di masyarakat.

"Bapak Presiden dalam ratas hari ini meminta saya selaku Ketua Satgas Nasional Penanganan COVID-19 agar terus-menerus mengingatkan masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran covid-19," kata Ganip dalam konferensi pers daring, Minggu (13/6/2021).

Kedua, Jokowi juga menginstruksikan agar Satgas mulai memasifkan pengetesan (testing), memperkuat penelusuran (tracing) serta penanganan kesehatan untuk pasien COVID. Jokowi juga meminta agar penanganan melibatkan masyarakat dan TNI-Polri.

"Presiden juga meminta untuk mempercepat proses testing agar hasilnya lebih cepat selain memperkuat tracing dan memperbaiki treatment manajemen atau tata kelola Rumah Sakit bersama dengan seluruh komponen masyarakat dan melibatkan TNI dan Polri," kata Ganip.

Selain mengikuti instruksi presiden, Ganip juga menyarankan enam langkah yang diambil dalam menangani lonjakan kasus. Pertama, pemerintah akan mengoptimalkan komunikasi dan koordinasi pentahelix serta menggandeng tokoh agama dalam menghadapi COVID-19.

Kedua, pemerintah akan menegakkan disiplin protokol kesehatan demi menekan kasus. Satgas Daerah akan terus mengawal pelaksanaan protokol kesehatan dan melakukan kegiatan penegakan disiplin seperti kegiatan hajatan, wisata religi hingga kegiatan sosial.

Ketiga, pemerintah akan meningkatkan pemeriksaan testing serta memasifkan aksi tracing untuk menjaring warga terinfeksi, termasuk yang tidak bergejala.

Keempat, pemerintah memastikan ketersediaan obat dan tempat tidur. Ganip mengaku, pemerintah sudah menyiapkan obat penanganan COVID-19 agar tercukupi. Selain itu, pemerintah juga sudah membuat rancangan penanganan baik secara isolasi mandiri hingga penanganan berat maupun mengubah tempat tidur untuk kepentingan penanganan COVID-19.

"Sudah diinstruksikan untuk mengonversi itu sampai dengan 30 sampai 40 persen. Selain itu, perlu memaksimalkan juga fasilitas karantina terpusat posko daerah level kelurahan, desa sebagai tempat isolasi mandiri suspek COVID-19 dari pelaksanaan PPKM mikro untuk bisa menyeleksi di tingkat Puskesmas memilah-pilah pasien sesuai dengan derajat tingkat COVID-19 yang dideritanya," kata Ganip.

Kelima, pemerintah akan memperketat pelaksanaan PPKM mikro. Posko-posko yang ada akan dikelola lebih optimal. Selain itu, hasil monitoring dan evaluasi posko akan dipergunakan lebih baik dalam menyusun strategi penanganan COVID-19 daerah. Setiap wilayah harus memantau rutin jumlah kasus aktif, kematian, kesembuhan hingga persentase keterisian tempat tidur dan ruang isolasi dari tingkat pusat hingga desa.

Terakhir, pemerintah akan mulai memitigasi libur Idul Adha sebagai bagian pemicu kenaikan kasus di masa depan. Ia mengaku tidak sedikit kegiatan saat Idul Adha berpotensi mendorong lonjakan kasus COVID-19.

"Menjelang Idul Adha perlu mengantisipasi meningkatnya potensi penjualan COVID19 yang disebabkan peningkatan mobilitas penduduk terutama dipusat perbelanjaan dan tempat wisata serta tradisi halal bihalal kunjungan keluarga ziarah makam kerumunan penonton prosesi penyembelihan kurban dan lain sebagainya," kata Ganip

"Ini harus sedini mungkin kita antisipasi agar tidak menimbulkan lonjakan-lonjakan COVID-19 yang lebih memperparah dari kondisi sekarang," tutur Ganip.

Sebagai catatan, kasus COVID-19 mulai mengalami lonjakan secara signifikan. Per Minggu, 13 Juni 2021, kasus baru bertambah 9.868 kasus sehingga total kasus menjadi 1.911.358. Sedangkan kasus kematian bertambah 149 sehingga total menjadi 52.879 kasus meninggal. DKI Jakarta kembali menyumbang kasus terbanyak dengan 2.769, diikuti Jawa Tengah 2.579, Jawa Barat 1.242, DI Yogyakarta 466 dan Jawa Timur 418 kasus.

Angka minggu lebih tinggi daripada Sabtu, 12 Juni 2021. Pada Sabtu, kasus konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia bertambah 7.465 kasus sehingga mencapai 1.901.490 kasus. Satgas juga melaporkan jumlah kasus sembuh mengalami penambahan sebanyak 5.292 sehingga total kasus sembuh di Indonesia mencapai 1.740.436. Sementara itu, jumlah kasus meninggal per hari ini bertambah 164 kasus sehingga menjadi 52.730.

Baca juga artikel terkait LONJAKAN KASUS COVID-19 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri