tirto.id - Awal Mei tahun ini, K. Narinder—warga Kanada—tiba di Delhi Airport, India. Ia lalu memberikan formulir imigrasi yang diisinya dalam penerbangan. Narinder berpikir tak ada masalah dengan mengisinya. Kalau ia diperlukan imigrasi, maka akan ia serahkan, kalau tidak, ia bisa membuangnya.
“Ketika saya menunjukkan formulir itu kepada orang imigrasi, dia mulai melecehkan saya dan mengatakan saya tak cukup berpendidikan untuk melihat apakah formulir itu perlu diisi atau tidak,” tulis Narinder dalam ulasannya tentang Delhi Airport di laman airlinequality.com. Ia memberi nilai 1 dari skala 10 bagi bandara yang juga dikenal dengan nama Indira Gandhi International Airport itu.
Beberapa pekan sebelum Narinder menuliskan ulasannya, A. Anderson—warga Inggris—juga berkomentar negatif tentang bandara itu. Ia memberi nilai 2 dalam skala penilaian 10. “Delhi Airport mungkin baik-baik saja bagi mereka yang memulai atau mengakhiri perjalanan di sini, tetapi tidak untuk mereka yang transit,” tulisnya.
Selain makanan yang super mahal. Toko-toko di bandara menambahkan pajak tambahan yang tak tertera di harga yang dipajang, sangat membingungkan pengunjung.
Bukan hanya pagi para pengunjung mancanegara, bagi warga India sekalipun berada di Delhi Airport adalah sebuah pengalaman buruk. “Delhi adalah bandara paling buruk yang pernah kutemui,” tulis K Varma—warga India—di laman yang sama dengan Anderson dan Narinder pada Januari lalu.
Menurut Varma, kamar mandi di bandara itu kotor dan bau. Area keberangkatan juga penuh sesak dengan layar jadwal penerbangan yang super lamban.
Jika ulasan tentang Delhi Airport itu ditelusuri, banyak sekali komentar dan penilaian negatif. Meski begitu, Delhi bukanlah bandara terburuk di dunia. Masih ada sembilan bandara lain yang lebih buruk dari Delhi. Menurut peringkat yang dibuat AirHelp baru-baru ini. Bandara internasional paling buruk tahun 2017 adalah Kuwait International Airport.
September tahun lalu, Sam Skariah terbang dari New York ke Kuwait. Ia menyaksikan betapa petugas imigrasi di Kuwait Airport tidak profesional. Mereka berkali-kali istirahat, tak peduli sepanjang apa antrean. Sam menghabiskan 2,5 jam untuk mengantre di Imigrasi.
“Bandaranya sendiri kurang terpelihara. Aku tidak akan pernah mempertimbangkan untuk bepergian melalui bandara ini lagi,” tulisnya dalam ulasan tentang Kuwait International Airport.
Tak hanya petugas imigrasi yang dikeluhkan para pengunjung dari bandara ini. Kebersihan dan kenyamanan bandara juga menjadi persoalan. Beberapa pengunjung mengeluhkan minimnya jumlah kursi dan colokan listrik hingga mahalnya harga makanan di bandara.
Kuwait Aiport hanya mendapat nilai 5,02 dari AirHelp, dengan kualitas layanan hanya 5 dari skala 10. Indeks yang disusun AirHelp menilai bandara dengan tiga kriteria, kualitas layanan, kinerja tepat waktu, dan pengalaman para penumpang. Jadi, ulasan-ulasan yang ditulis penumpang juga akan memengaruhi peringkatnya di indeks AirHelp.
Predikat bandara terbaik jatuh pada Changi Airport di Singapura. Ia mendapat nilai 9,07. Changi menjadi satu-satunya bandara yang mendapat nilai 9. Munich International Airport yang berada di urutan ke dua hanya mendapat nilai 8,66.
Liam Matthew Moulton, warga Inggris yang transit di Changi pada 16 Juni lalu memberikan nilai 10 dalam ulasannya. Ia terkesan dengan berbagai fasilitas dan kebersihan bandara. “Pilihan belanda dan tempat makan juga sangat banyak dengan harga yang sesuai,” ungkap Moulton. Tak hanya Moulton, beberapa penumpang lain juga memberikan nilai 10 untuk Changi.
Dari 10 bandara internasional yang dalam daftar terburuk di dunia, empat di antaranya adalah bandara di Inggris dan dua dari empat itu berada di London, yakni Gatwick Airport dan Stansted. Dua bandara lainya berada di Edinburgh dan Manchester.
Di India, selain Delhi yang berada di urutan sepuluh terbawah, ada juga Mumbai Airport yang peringkatnya lebih rendah, yaitu tujuh terbawah. Delhi mendapat nilai 6,31 sedangkan Mumbai hanya 6,21, sedikit lebih buruk.
Dubai International Airport di Uni Emirat Arab juga masuk dalam daftar 10 bandara terburuk. Ia mendapat nilai 6,4. Nilai kualitas layanan di Bandara Dubai cukup tinggi sebenarnya, 7. Namun, ketepatan waktunya cukup buruk, hanya mendapat nilai 5,7. Bandara lain yang masuk dalam daftar sepuluh yang terburuk adalah Bangkok Suvarnabhumi International Airport dan Newark Liberty International Airport di Amerika Serikat.
Lalu, bagaimana dengan bandara di Indonesia? Kabar baiknya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta tak masuk dalam daftar 10 terburuk, meskipun nilainya tak begitu baik. Ia berada di peringkat 62 dari 76 bandara yang dinilai, masuk 15 besar bandara paling buruk. Niainya hanya 6,54 dengan nilai layanan hanya 6 saja.
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti