tirto.id - Penyakit Tipes adalah salah satu penyakit yang umum diderita oleh masyarakat Indonesia. Namun, beberapa orang seringkali salah menafsirkan antara tipes dan tifus. Meskipun namanya mirip, faktanya kedua penyakit ini memiliki gejala dan penyebab yang berbeda.
Penyakit tipes yang juga disebut demam tifoid (typhoid fever) merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini biasanya ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi dengan kotoran manusia.
Sedangkan, penyakit tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Rickettsia prowazekii. Bakteri ini dibawa oleh ektoparasit atau sejenis parasit yang hidup pada kulit inangnya seperti kutu atau tungau tikus. Parasit inilah yang kemudian menginfeksi manusia.
Proses penularan dari kedua penyakit ini juga berbeda. Penyakit tipes menular melalui seseorang yang terinfeksi, misalnya menggunakan kamar mandi atau tempat makan yang sama. Sementara itu, penyakit tifus menyebar ke manusia melalui kontak dengan kutu atau tungau yang terinfeksi.
Penyakit tipes paling sering ditemui di belahan dunia yang memiliki sanitasi buruk seperti di Asia (India, Pakistan dan Bangladesh), Afrika, Karibia, dan Timur Tengah. Sedangkan, tifus banyak terjadi di Amerika Serikat, terutama California, Texas dan Hawaii.
Lantas, apa saja gejala yang dapat dibedakan antara penyakit Tipes dan Tifus ?
Tipes: Penyebab, Gejala, dan Faktor Risiko
Seperti yang sudah diketahui, demam typhoid atau tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang biasa ditemukan di air. Melansir dari laman Mayo Clinic, penyakit ini seringkali terjadi di negara berkembang yang memiliki saluran air yang buruk.
Makanan dan air yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dapat menyebabkan demam tifoid. Tanda dan gejala biasanya meliputi :
- demam tinggi (39 – 40 derajat celcius);
- tubuh terasa lemas;
- sakit kepala;
- sakit perut;
- gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit;
- kehilangan selera makan.
Umumnya, orang yang menderita penyakit tipes akan membaik dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan antibiotik. Namun, tak jarang penyakit ini juga memakan korban jiwa akibat adanya komplikasi.
Penyakit tipes merupakan ancaman serius di seluruh dunia yang setidaknya memengaruhi sekitar 27 juta orang atau lebih setiap tahunnya. Berikut terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang bisa terkena tipes:
- Bepergian ke tempat dimana demam tifoid menyebar.
- Bekerja sebagai ahli mikrobiologis klinis yang menangani bakteri Salmonella typhi.
- Memiliki kontak dekat dengan seseorang yang mengalami tipes atau baru saja sembuh.
- Meminum air yang tercemar oleh bakteri Salmonella typhi.
Tifus : Penyebab, Gejala, dan Faktor Resiko
Berdasarkan temuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ternyata ada tiga jenis bakteri utama penyebab Tifus. Jenis pertama, yaitu tifus murine atau tifus endemik yang disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi pada kutu pada tikus. Jenis tifus ini jarang menyebabkan infeksi yang berulang.
Jenis yang kedua adalah tifus epidemi yang disebabkan oleh bakteri Rickettsia prowazekii yang ditularkan oleh gigitan kutu pada manusia. Jenis tifus ini dapat menyebabkan sakit berat dan bahkan kematian. Bahkan, penderita yang telah sembuh dari tifus epidemi masih berisiko terinfeksi kembali.
Jenis yang ketiga adalah Scrub typhus yang disebabkan oleh bakteri Orientia tsutsugamushi. Scrub typhus ditularkan melalui gigitan larva tungau yang hidup pada hewan pengerat. Penyakit ini bisa menyerang manusia pada tingkat yang ringan sampai berat.
Melansir laman National Health Service (NHS) dari ketiga jenis bakteri penyebab tifus ini, umumnya orang yang terinfeksi mengalami gejala yang relatif sama. Gejala yang dirasakan, antara lain:
- sakit kepala;
- nyeri sendi;
- sakit punggung;
- batuk kering;
- demam tinggi, sekitar 40 derajat celcius;
- timbul ruam pada seluruh tubuh.
Menurut WebMD, pengobatan paling efektif untuk ketiga jenis tifus adalah antibiotik doksisiklin. Umumnya, penderita akan merasa lebih baik setelah memulai pengobatan antibiotik.
Penyakit tifus seringkali menjadi masalah di beberapa bagian Afrika, Amerika Selatan dan Asia dimana standar hidup dan tingkat kebersihannya kurang. Berikut beberapa faktor risiko yang dapat memicu penularan tifus:
- Tinggal di tempat yang penuh dan sesak, terkhusus di lingkungan yang kotor.
- Memelihara hewan pengerat atau tinggal di lingkungan dengan banyak hewan liar yang umumnya membawa bakteri seperti tikus, kucing liar, dan tupai.
- Bepergian ke tempat penyebaran bakteri tanpa menjaga kebersihan.
- Mengunjungi tempat dengan banyak semak-semak dan padang rumput.
Penulis: Syafira Aulia Arsani
Editor: Yonada Nancy