tirto.id - GERD dan serangan jantung adalah penyakit yang berbeda. Namun, keduanya bisa ditandai oleh gejala yang mirip, yakni rasa nyeri di dada.
Serangan jantung umumnya memang kerap dikaitkan dengan rasa nyeri di dada. Tetapi, GERD pun bisa memicu rasa nyeri yang sama.
Sebenarnya terdapat banyak perbedaan gejala dua penyakit tersebut. Sekalipun sama-sama bisa memicu nyeri dada, gejala-gejala ikutan lainnya bisa sangat berlainan.
Memahami perbedaan gejala GERD dan serangan jantung penting karena kedua penyakit ini perlu penanganan berbeda.
Dua penyakit ini sama-sama dapat memicu dampak fatal, termasuk kematian. Namun, serangan jantung perlu penanganan yang lebih cepat.
Penyebab GERD dan Serangan Jantung
GERD selama ini memiliki nama beken asam lambung. Dalam bahasa Inggris, penyakit ini disebut dengan Gastroesophageal Reflux Disease. Sederhananya GERD adalah masalah pencernaan.
Secara etimologi, gastroesophageal berarti perut dan esophagus. Sedangkan reflux ialah mengalir bolak-balik.
WebMD, salah satu situs kesehatan AS, mengartikan GERD sebagai gangguan yang membuat isi perut masuk naik ke esophagus (kerongkongan).
Ketika proses pencernaan normal, bagian bawah esophagus (lower esophageal sphincter atau LES) terbuka agar makanan bisa masuk ke perut.
LES lalu kembali tertutup untuk mencegah makanan dan asam di lambung mengalir ke esophagus. Jadi, LES menjadi semacam katup penghubung antara lambung dan kerongkongan.
GERD terjadi karena LES yang lemah dan susah menutup lagi sehingga asam dan isi lambung bisa mengalir ke kerongkongan.
Kejadian ini kerap terjadi saat penderita GERD berada dalam posisi terbaring, terutama setelah makan. Kerongkongan dan bagian dada bisa terasa panas, seolah-olah terbakar.
Rasa terbakar di dada, Mulas di perut dan mulut berasa asam merupakan gejala paling awam yang terjadi pada penderita GERD.
Asam lambung selama ini dialami banyak orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan laman Heatlh Line pernah merilis perkiraan bahwa 60 persen populasi dewasa pernah mengalami masalah asam lambung dalam hidupnya.
Apa penyebab GERD? Refluks asam lambung dipicu oleh banyak faktor. Gaya hidup tidak sehat dan pola makanan yang buruk ialah dua penyebab paling umum.
Pola makan yang tak teratur, mudah menimbulkan penyakit ini. Kegemaran mengonsumsi alkohol, kopi dan minuman bersoda, merokok hingga stres juga bisa memicu GERD.
Oleh sebab itu, pengobatan GERD tidak cukup hanya dengan minum obat. Perbaikan gaya hidup dan pola makan berperan penting dalam pengobatan GERD.
Sementara serangan jantung bisa sangat berbahaya. Karena penanganan yang terlambat, banyak pasien serangan jantung meninggal dunia sebelum mencapai rumah sakit.
Penyebab utama serangan jantung ialah tersumbatnya pembuluh darah yang menyuplai makanan ke otot jantung, yang dikenal dengan nama pembuluh darah koroner.
Sumbatan tersebut dapat terjadi karena beragam hal: mulai dari plak, sobekan dinding jantung, tumpukan lemak atau kolesterol, bekuan darah dan lain sebagainya.
Mengutip laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada sejumlah faktor yang bisa memicu serangan jantung. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut.
1. Faktor usia
Risiko penyakit jantung semakin besar pada pria yang memasuki usia 45 tahun. Sedangkan pada perempuan saat memasuki usia 55 tahun atau yang mengalami menopause dini (akibat operasi). Namun, serangan jantung juga dapat menghampiri orang dengan usia lebih muda. Banyak kasus sudah membuktikannya.
2. Riwayat Keluarga
Apabila ada salah satu anggota keluarga inti mengidap penyakit jantung, anggota keluarga lainnya juga berisiko mengalami gangguan yang sama. Meski demikian, faktor genetik ini hanya memperbesar risiko sehingga gangguan jatung masih bisa dicegah.
3. Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah. Oleh sebab itu penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengidap penyakit jantung.
4. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Hipertensi dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL masuk saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak.
5. Obesitas (Kegemukan)
Obesitas dapat meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Hal ini juga berisiko menyebabkan penyakit jantung.
6. Stres
Ketika seseorang stres, tubuhnya mengeluarkan hormon kortisol yang berakibat kakunya pembuluh darah. Hormon norepinephrine akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Oleh karena itu, stres juga dapat memicu gangguan jantung.
7. Pola hidup buruk
Pola hidup buruk seperti jarang olahraga, merokok, mengonsumsi banyak makanan berlemak juga dapat meningkatkan risiko kena serangan jantung.
Perbedaan Gejala GERD dan Serangan Jantung
Rasa nyeri di dada yang diakibatkan serangan jantung umumnya muncul secara tiba-tiba. Ia juga menyebabkan kesulitan bernapas yang sering diakibatkan oleh aktivitas tertentu. Hal ini bisa jadi pembeda nyeri dada yang diakibatkan oleh GERD.
Medical News Today menuliskan perbedaan gejala GERD dan serangan jantung, sebagai berikut:
1. GERD muncul setelah makan dan ketika berbaring. Tetapi, serangan jantung juga bisa terjadi setelah makan.
2. GERD bisa cepat diatasi dengan obat pengurang kadar asam lambung. Sedangkan serangan jantung umumnya sangat berbahaya jika penanganannya terlambat.
3. GERD tidak menyebabkan gejala yang lebih umum, seperti sesak napas yang bisa terjadi sebab serangan jantung.
4. Serangan jantung tidak menyebabkan kembung atau sendawa. Dua gejala ini umumnya terjadi pada GERD.
Sementara sebagaimana dilansir laman Mayo Clinic, mulas yang juga muncul pada GERD bisa pula menyertai gejala serangan jantung. Namun, gejala serangan jantung yang khas dapat dikenali.
Di antara gejala-gejala serangan jantung yang khas adalah sebagai berikut:
1. Rasa tertekan, sesak, nyeri, atau sensasi meremas atau sakit di dada atau lengan yang mungkin menyebar ke leher, rahang hingga punggung
2. Mual, gangguan pencernaan, mulas atau sakit perut
3. Sesak napas
4. Keringat dingin
5. Kelelahan
6. Sakit kepala ringan atau pusing mendadak.
Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami nyeri pada bagian dada yang tidak Anda pahami sumbernya. Baik GERD atau serangan jantung dapat menyebabkan gejala yang mereda setelah beberapa saat.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom