tirto.id - Banyak orang penasaran mengenai penyebab suhu dingin hari ini yang dirasakan di sejumlah wilayah Indonesia. Tidak sedikit pula yang bertanya benarkah suhu dingin ini terjadi karena fenomena Aphelion?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengumumkan bahwa suhu dingin diperkirakan akan berlangsung selama satu pekan ke depan. Suhu dingin ini menurut BMKG berkaitan dengan musim kemarau yang saat ini berlangsung.
“Prospek cuaca seminggu ke depan periode: 16 22 Juli 2024. Muasim kemarau masih berlangsung, beberapa wilayah justru lebih dingin terutama saat malam dan dini hari,” tulis BMKG melalui akun Instagram resminya @infobmkg, Senin (15/7/2024).
BMKG menjelaskan wilayah Indonesia khususnya bagian selatan masih berada pada musim kemarau. Angin dominan dari arah timur membawa massa udara kering dan dingin daratan Australia ke Indonesia sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan.
Hal tersebut menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari. Kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan, mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan.
Selain itu, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi. Daerah dataran tinggi atau pegunungan cenderung lebih dingin karena tekanan udara dan kelembapan yang lebih rendah.
Kondisi dingin tersebut merupakan fenomena umum yang biasa terjadi di Indonesia saat musim kemarau. BMKG memprediksi dalam sepekan ke depan, cuaca cerah berawan masih akan mendominasi wilayah Indonesia khususnya bagian selatan.
Meskipun demikian, potensi hujan dengan intensitas signifikan masih dapat terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam sepekan ke depan.
Benarkah Aphelion Jadi Penyebab Suhu Dingin Hari Ini?
Telah dijelaskan sebelumnya, suhu dingin yang dirasakan hari ini disebabkan oleh musim kemarau yang sedang terjadi. Tapi adakah hubungannya dengan Aphelion?
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eddy Hermawan, mengatakan fenomena Aphelion merupakan salah satu penyebab pendukung cuaca dingin di Indonesia. Aphelion dikategorikan sebagai salah satu dari dua faktor eksternal penyebab suhu dingin.
"Pertama, posisi Matahari sedang berada di belahan utara Bumi. Kedua, Bumi berada pada titik terjatuh dengan Matahari," ujarnya pada Selasa (9/7/2024) kepada Antara.
Aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Fenomena ini membuat Bumi berada di titik terjauh dengan matahari. Tahun ini Aphelion terjadi pada 5 Juli 2024.
Posisi bumi yang jauh dengan matahari membuat indeks pancaran matahari dalam bentuk sunspot number cenderung lama untuk bisa sampai ke bumi.
Dengan demikian, musim kemarau dan Aphelion yang terjadi dalam waktu bersamaan saling mendukung suhu dingin terjadi di Indonesia.
Namun, BMKG menegaskan bahwa Aphelion bukan merupakan penyebab utama suhu dingin di Indonesia. Pasalnya, Aphelion tidak memiliki dampak signifikan pada penurunan suhu di Indonesia.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra