Menuju konten utama

Penyebab Hari Tanpa Bayangan di Jogja dan Penjelasan BMKG & Lapan

Hari tanpa bayangan adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi tertinggi di langit atau tegak lurus dengan lintang pengamatan.

Penyebab Hari Tanpa Bayangan di Jogja dan Penjelasan BMKG & Lapan
Warga memotret korek apai yang digunakan untuk mengamati fenomena hari tanpa bayangan di Anjungan Pantai Losari di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (6/10/2021).. ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/hp.

tirto.id - Hari tanpa bayangan, terjadi di Jogja hari ini, Rabu (13/10/2021). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, hari tanpa bayangan atau kulminasi utama adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi tertinggi di langit atau tegak lurus dengan lintang pengamatan.

Sementara itu, menurut Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN, Andi Pangerang, menjelaskan selama 8 hingga 14 Oktober, matahari tepat berada di atas Pulau jawa. Fenomena ini terjadi karena sumbu rotasi bumi yang miring 66,6 derajat terhadap ekliptika.

Hal ini membuat matahari tidak selalu berada di atas garis katulistiwa melainkan berada di lintang 23,4 derajat LU (garis balik utara) hingga 23,4 derajat LS (garis balik selatan).

Wilayah yang tertelak di antara dua garis balik ini memungkinkan akan mengalami matahari tepat di atas tempat tersebut ketika tengah hari sebanyak dua kali setahun (kasus khusus, untuk wilayah sekitar garis katulistiwa akan mengalami matahari di atas garis katulistiwa ketika Ekuinoks Maret dan Ekuinoks September).

"Pulau Jawa terletak di antara lintang 6 derajat hingga 8 derajat LS atau berada di sebelah selatan garis katulistiwa. Sehingga matahari akan berada di atas Pulau Jawa beberapa hari setelah Ekuinoks Maret dan Ekuinoks September," ujarnya seperti dilansir dari laman resmi Lapan.

Sehingga menurut Andi dampak dari seluruh fenomena tersebut adalah terjadinya hari tanpa bayangan di Pulau Jawa. Menurutnya untuk mengecek adanya hari tanpa bayangan ini, Anda bisa melakukan beberapa hal sederhana, yaitu,

1. Siapkan benda tegak seperti tongkat, spidol atau benda lain yang dapat berposisi tegak berdiri.

2. Letakkan di permukaan yang rata.

3. Jika tidak ada gunakan bandulan dalam keadaan seimbang.

4. Amati bayangan pada jadwal yang sudah ditentukan.

5. Lalu, Anda dapat mengabadikan fenomena itu menggunakan kamera, sebagai bukti jika bayangan pada benda peraga benar-benar tidak ada.

Sementara itu, menurut BMKG melalui akun resmi Instagramnya menjelaskan bahwa kulminasi matahari memiliki beberapa dampak, yaitu:

1. Bayangan benda tegak lurus akan terlihat menghilang karena tertumpuk dengan benda itu sendiri

2. Suhu udara meningkat hingga 33 derajat celsius

3. Kelembapan udara rendah (antara 40 hingga 50 persen)

4. Cuaca terasa panas menyengat hingga beberapa hari usai kulminasi utama

BMKG juga mengimbau masyarakat melalukan beberapa hal untuk mencegah dampak hari tanpa bayangan, di antaranya:

1. Menggunakan pelindung surya untuk mengurangi dampak sengatan matahari

2. Membawa bekal atau mengumsumsi air minum cukup untuk menghindari dehidrasi (terutama bagi yang beraktifitas di luar ruangan)

Jadwal dan lokasi hari tanpa bayangan

Hari tanpa bayangan masih akan terjadi pada Kamis (14/10/2021) di,

1. Pacitan pukul 11.21 WIB

2. Trenggalek pukul 11.19 WIB

3. Blitar pukul 11.17 WIB

4. Kepanjen pukul 11.15 WIB

5. Lumajang pukul 11.13 WIB

6. Jember pukul 11.11 WIB

7. Banyuwangi pukul 11.08 WIB

Baca juga artikel terkait HARI TANPA BAYANGAN atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya