tirto.id - Pentagon mengajukan perencanaan ke Gedung Putih untuk mengirim 10 ribu lebih pasukan ke Timur Tengah pada hari Kamis (23/5/2019).
Pengiriman pasukan itu dalam rangka mencegah potensi ancaman dari Iran, seperti dilansir Associated Press.
Pemerintah AS mengatakan belum mengambil keputusan apapun. Gedung Putih juga belum memastikan apakah pihaknya akan menyetujui keseluruhan rencana Pentagon tersebut atau hanya sebagian rencana.
Langkah tersebut, menurut pemerintah bukan untuk melawan ancaman Iran, melainkan untuk menjaga keamanan di wilayah tersebut.
Pasukan yang dikirim akan melakukan misi pertahanan, dan diskusi tambahan mengenai upaya tambahan untuk memonitor Iran.
Pemerintah juga belum menyampaikan ancaman seperti apa yang diberikan Iran.
Hari ini pemerintah AS mengadakan pertemuan untuk membahas ancaman Iran di Timur Tengah yang makin menguat. Belum diketahui apakah akan ada keputusan yang bakal dihasilkan dari pertemuan tersebut.
Melansir The Guardian, pengiriman pasukan ke Timur Tengah juga memunculkan pertanyaan dan sinyal pada Iran untuk berperang.
Padahal, rapat tertutup Senat dan Dewan pada Selasa (21/5/2019), pemimpin pertahanan AS mengatakan tidak ingin memulai perang dengan Iran, justru ingin mengurangi ketegangan.
Pejabat Menteri Pertahanan, Patrick Shanahan, dan Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo mengatakan bahwa AS berusaha mencegah, tidak memrovokasi Iran meskipun Iran terus memancing AS untuk bergerak ke Timur Tengah.
“Poin terbesar kami saat ini adalah untuk mencegah miskalkulasi terhadap Iran,” kata Shanahan.
CNN melaporkan sebelumnya AS memperkirakan perlu mengirim 100 ribu pasukan untuk melakukan perlawanan komperehensif terhadap Iran.
Dalam skenario tersebut, AS mencoba menghancurkan pertahanan udara Iran, kapal perang, dan peluru sebelum menyasar fasilitas nuklir.
Beberapa hari ini, intelijen yang mengawasi wilayah teluk Arab dikumpulkan untuk membahas percakapan para pimpinan Iran yang disadap dan gerakan persenjataan Iran. Para intelijen ini melaporkan bahwa resiko ancaman dari Iran tetap tinggi.
“Sudah ada kesiapan tingkat tinggi di sepanjang pesisir,” kata salah seorang pejabat pemerintahan. “Platforms apapaun yang mereka miliki, mereka telah siap,” lanjutnya.
Pemerintah beranggapan bahwa jika Iran mempertahankan tingkat kesiapan dalam level seperti itu, pastilah mereka membutuhkan pengisian bahan bakar dan pasukan yang tidak sedikit. Selagi mereka berjaga, Iran dilaporkan telah menyebar persenjataan untuk menghadapi serangan AS.
Editor: Yantina Debora