Menuju konten utama

Penjelasan Telkom Soal Solusi Gangguan Satelit

Telkom berjanji mempercepat proses pemulihan gangguan layanan, terutama terkait jasa perbankan, akibat kerusakan yang dialami Satelit Telkom-1.

Penjelasan Telkom Soal Solusi Gangguan Satelit
Antena pengendalian Satelit Telkom 3S di Stasiun Pengendali Utama Satelit PT Telkom Indonesia, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (30/1/2017). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso.

tirto.id - Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Alex Janangkih Sinaga menyatakan perusahaannya sedang berupaya secepatnya mengatasi masalah akibat gangguan yang dialami Satelit Telkom-1.

“At any cost (dengan biaya seberapapun),” kata Alex dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, pada Rabu (30/8/2017).

Satelit Telkom-1 mengalami gangguan pada Jumat pekan kemarin. Kasus ini membawa dampak signifikan terhadap layanan sejumlah perbankan. Misalnya, tercatat ada 5.000 Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank BCA, 2.000 ATM Bank Mandiri, 1.500 ATM Bank BNI, serta 300 ATM Bank BRI sempat tidak berfungsi. Hingga hari ini, kondisi sebagian ATM milik bank-bank itu masih belum normal.

Alex menjelaskan Satelit Telkom-1 memiliki 2 jenis pengguna jasa. Pertama ialah pelanggan sekaligus pengguna akhir. Kedua pelanggan bukan pengguna akhir.

Pada kategori kedua, terdapat berbagai perusahaan VSAT provider yang menawarkan jasanya pada berbagai bank. Karena itu, meskipun di kategori itu cuma ada 2 pelanggan, gangguan satelit Telkom-1 mengakibatkan efek domino ke layanan banyak perusahaan perbankan.

Telkom memang tidak secara langsung berhubungan bisnis dengan berbagai bank yang layanannya terganggu. Tapi, Alex menegaskan BUMN telekomunikasi itu siap bertanggungjawab atas dampak dari gangguan Satelit Telkom-1 terhadap pengguna jasa dari pelanggan satelitnya tersebut.

Dia menjelaskan, hingga hari ini, Telkom telah melakukan dua tahap langkah perbaikan setelah muncul gangguan Satelit Telkom-1.

Pertama, Telkom memastikan ketersediaan transponder (transmitter responder/pemancar perespon). Telkom telah menyediakan transponder pengganti seluruhnya sejak hari ini, 30 Agustus 2017.

Kedua, Telkom melakukan repointing (penentuan lokasi) pada seluruh ground segment (stasiun bumi bagian dari transmisi satelit) agar bisa memanfaatkan transponder-transponder pengganti. Jumlah ground segment itu mencapai 15.000 site milik 63 pelanggan.

“Paling tidak, 1.000 ground segment (direpointing) sehari,” ucap Alex.

Untuk melakukan repointing pada ground segment tersebut, Telkom mengerahkan sekitar 1.000 orang ke seluruh Indonesia. Sampai hari ini, tercatat ada 2.824 site yang mengalami repointing.

Ribuan ATM milik berbagai bank termasuk ke dalam daftar ground segment tersebut. Di Rabu ini, menurut Alex, sudah ada 2.591 ATM kembali berfungsi normal selepas mengalami repointing.

Sebenarnya, Satelit Telkom-1 seharusnya pensiun pada 2014. Namun, merujuk riset yang dilakukan Telkom bersama Lockheed Martin, pembuat Satelit Telkom-1, menyimpulkan masa operasinya diperpanjang. Karena itu, Telkom semula menargetkan Satelit Telkom-1 bisa berfungsi hingga 2019. Akan tetapi, baru sampai pertengahan 2017, satelit itu sudah mengalami anomali dan menimbulkan gangguan.

Telkom sudah menyiapkan pengganti Satelit Telkom-1. Tapi, Satelit Telkom-4 itu tidak mungkin diluncurkan tahun ini. “Rencananya (satelit Telkom-4) akan diluncurkan di Amerika pada Agustus 2018,” kata Alex.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan pemerintah bersama Telkom siap mengawal proses pemulihan akibat dampak gangguan Satelit Telkom-1. Rudiantara mengakui gangguan yang dialami Telkom-1 memiliki implikasi yang bisa menimbulkan efek domino.

“Pemerintah dan Telkom, satu fokus terhadap pelayanan, migrasikan semua pelanggan yang ada pada satelit Telkom apapun, kalau tidak ada, lakukan dengan teknologi apapun, kalau ada secara bisnis, (menyewa) satelit lain silakan,” kata Rudiantara.

“Pelayanan harus bisa di-recover (dipulihkan) secepat mungkin.”

Baca juga artikel terkait SATELIT atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Addi M Idhom