Menuju konten utama

Penjelasan BMKG Terkait Gempa 6,4 SR yang Guncang Maluku Pagi Ini

Gempa ini berpusat di wilayah Laut Banda, Maluku. Namun, getaran gempa tidak memicu terjadinya tsunami.

Penjelasan BMKG Terkait Gempa 6,4 SR yang Guncang Maluku Pagi Ini
Ilustrasi gempa bumi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Gempa bumi mengguncang barat laut Maluku Tenggara pada Senin (26/3/2018) sekitar pukul 03.14 WIB. Menurut informasi terbaru dari BMKG, magnitude gempa tersebut 6,4 SR.

Selain itu, kedalaman pusat gempa pun diperbarui menjadi 187 kilometer dengan titik lokasi 6,7 Lintang Selatan dan 129,74 Bujur Timur.

BMKG sebelumnya menginformasikan gempa yang mengguncang Maluku pagi tadi berkekuatan 6,9 SR dengan titik lokasi 6,7 Lintang Selatan dan 19,84 Bujut Timur pada kedalaman 169 kilometer.

Seperti dikutip dari laman resmi BMKG, gempa bumi berpusat di wilayah Laut Banda. Namun, getaran gempa tidak cukup kuat untuk membangkitkan perubahan di dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.

“Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi Banda di zona Benioff,” demikian penjelasan Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhammad Sadly terkait penyebab gempa, dalam rilis persnya.

Hal ini, menurut Sadly, sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme sesar oblique naik. Guncangan akibat gempa ini dirasakan hingga ke daerah Saumlaki, Sorong, dan Kaimana.

BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa dan tsunami.

“[Masyarakat] Agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil,” tambah BMKG mengingatkan.

Dari hasil monitoring BMKG selama satu jam, belum ada gempa bumi susulan yang tercatat. BMKG terus memonitor perkembangan gempabumi susulan dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari