tirto.id - Pelaku penjambretan terhadap perempuan yang menggendong bayi di depan sebuah rumah masih diburu oleh pihak kepolisian. Kejadian penjambretan ini terekam kamera pengawas di jalan sekitar tempat kejadian perkara.
Salah satu akun Instagram yang menayangkan peristiwa ini ialah warung_jurnalis. Peristiwa disinyalir terjadi di sebuah gang kawasan Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat, Rabu (3/7/2019), sekitar pukul 07.10 WIB.
Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, AKP Rensa Aktadivia membenarkan hal tersebut. "Benar, kejadian kemarin pagi. Kami masih memburu pelaku," ujar Rensa ketika dihubungi, Kamis (4/7/2019).
Kini kepolisian masih melakukan pencarian terhadap pelaku penjambretan tersebut. Rekaman kamera pengawas pun menjadi alat bukti, penyidik juga menelusuri keterangan saksi yang berada di lokasi. "Kami masih mencari informasi dan petunjuk identitas pelaku," sambung Rensa.
Peristiwa bermula ketika korban menggendong bayi guna menjemur bocah tersebut. Ia menghadap ke arah rumah. Lantas dari arah belakang perempuan tersebut datang pengendara motor mendekatinya
Pengendara itu sontak menarik kalung yang dikenakan korban, kemudian korban terpelanting ke jalanan. Bocah itu turut terpental dan kepalanya menghantam aspal. Pelaku yang mengenakan jaket abu-abu dan berhelm putih itu kabur usai menjambret, di gang itu terlihat sepi warga setempat.
Tindak kriminal yang melibatkan warga di depan rumahnya dan terekam kamera pengawas, juga pernah terjadi di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
Seorang pengendara ojek online nekat merampas telepon seluler milik seorang anak yang tengah kencing di depan rumahnya. Alasan penjambretan ialah pelaku yakni BS terlilit utang.
Peristiwa terjadi pukul 06.56 WIB, Minggu (16/6/2019). Sebelum merampas, BS baru rampung mengantar penumpang. Kemudian ia melihat ada seorang anak yang membawa telepon seluler. Usai kejadian, BS tahu perbuatannya tengah viral di media sosial.
Lantas BS menyimpan motornya di rumah dan tidak bekerja sebagai pengemudi. Ia banting setir jadi kuli di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Upaya itu dilakukan guna menghindari pelacakan polisi.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri