tirto.id - Masa kepemimpinan Ken Dwijugiasteadi sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan bakal berakhir hari ini, Kamis (30/11/2017). Selesainya masa jabatan itu dikarenakan Ken sudah memasuki masa pensiun per 1 Desember 2017. Kendati demikian, pemerintah melalui Kementerian Keuangan masih belum mengumumkan nama pengganti Ken.
Pada pekan lalu, sempat santer terdengar nama Robert Pakpahan sebagai Dirjen Pajak yang baru. Robert sendiri saat ini merupakan pejabat eselon I Kementerian Keuangan yang menduduki posisi sebagai Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Keuangan.
Saat diklarifikasi langsung kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dirinya enggan berkomentar banyak. Sri Mulyani mengaku baru akan berbicara kepada publik mengenai penunjukan Dirjen Pajak setelah ada penetapan dari Presiden Joko Widodo.
“Untuk berita itu saya tidak ada komentar. Bagi pemerintah, Presiden, dan nanti disampaikan ke Kementerian Keuangan adalah apabila sudah ada penetapan dari Presiden. Saya tidak berkomentar terhadap rumor,” ujar Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Jakarta pada 23 November lalu.
Menurut Direktur Eksekutif Center for Indonesian Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo, siapapun Dirjen Pajak yang terpilih bakal langsung dihadapkan pada situasi yang berat.
Dalam memenuhi target penerimaannya, Yustinus menilai bahwa Dirjen Pajak dituntut bisa menarik pajak sesuai dengan ketentuan. Apalagi dengan target penerimaan pajak di tahun depan yang terbilang moderat, Dirjen Pajak diimbau agar tidak agresif serta menjaga agar situasi tetap kondusif.
“Ini untuk mendorong keadilan bagi wajib pajak. Bagaimana ada konsekuensi bagi (wajib pajak) yang tidak patuh, tapi juga memberi reward bagi yang patuh,” ungkap Yustinus saat dihubungi Tirto via telepon pada Kamis (30/11/2017).
Adapun Yustinus menilai Dirjen Pajak yang baru harus bisa memberikan kepercayaan bagi masyarakat. “Sehingga dapat memunculkan dukungan juga dari masyarakat,” ucap Yustinus lagi.
Yustinus juga menilai sosok Ken Dwijugiasteadi sebagai Dirjen Pajak berhasil dalam melaksanakan program tax amnesty. Kendati demikian, Yustinus menilai secara praktis tidak ada yang luar biasa dari kepemimpinan Ken.
“Salah satunya seperti pembangunan sumber daya manusia (SDM). Untuk hal penempatan, sistem mutasi, dan promosi tidak terlalu kelihatan kemarin. Lalu sempat juga ada kasus korupsi, seperti ada yang kena OTT. Itu ditakutkan tidak bisa membangun kepercayaan,” jelas Yustinus.
Sementara itu, anggota Komisi XI DPR RI Johnny Plate berharap agar Dirjen Pajak yang baru dapat meneruskan kinerja Ken selama ini. Johnny menilai Ken sudah berhasil membuat program tax amnesty hingga program pertukaran data secara otomatis (AEOI).
“Semoga Dirjen Pajak yang baru bisa segera menyelesaikan RUU KUP (Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan),” ucap Johnny kepada Tirto via telepon, Kamis (30/11).
Meski begitu, Johnny tidak bersedia untuk berkomentar banyak mengenai penunjukan Dirjen Pajak yang baru. Johnny menilai penetapan Dirjen Pajak itu merupakan urusan birokrasi, dan bukan menjadi ranah dari DPR RI.
Saat disinggung apakah Komisi XI DPR RI sudah mendengar nama pengganti Ken, Johnny mengaku tidak tahu. “Kita tunggu saja Keputusan Presidennya,” kata Johnny lagi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sendiri dikabarkan bakal melantik Dirjen Pajak baru malam ini. Sampai saat ini, nama pengganti Ken masih belum keluar. Bahkan saat dijumpai sore ini pun Ken mengaku masih belum tahu sosok yang akan menggantikannya.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto