tirto.id - Apple tengah mengalami ketidakpastian di tahun-tahun belakangan. Produk ponsel pintar yang fenomenal dan pernah menjadi perusahaan terkaya di dunia itu kini pendapatannya mengalami penurunan. Penyebab utamanya ialah karena perang dagang dengan China.
BBC melaporkan, Apple telah mengalami guncangan karena penjualannya yang melambat. Timothy Donald Cook selaku kepala eksektuif Apple Inc. mengatakan, penjualan Apple pada triwulan terakhir ini mengalami penurunan tajam untuk pertama kalinya dalam lebih dari 15 tahun belakangan.
Apple memperkirakan penjualan pada bulan November setidaknya mencapai 89 milliar dollar AS. Namun faktanya, hingga 29 Desember pendapatan selama triwulan tidak mencapai angka itu. Hal ini membuat kecewa para investor. Usai pengumuman Cook tersebut, harga saham Apple merosot hingga tujuh persen dalam perdagangan.
Cook mengatakan dalam surat tertulis kepada investor pada hari Rabu (2/1/2019) bahwa masalah penjualan perusahaan terjadi terutama di wilayah Cina Raya termasuk Hong Kong dan Taiwan menyumbang hampir 20 persen (seperlima) dari pendapatan Apple.
Jumlah ini menurut Washington Post angkanya sekitar 265 milliar dollar AS pada tahun fiskal terakhir. Ini membuat China menjadi pasar terbesar ketiga untuk Apple, bahkan sempat diharapkan menjadi pasar utama.
Cina memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia dan merupakan pembeli terbesar ketiga ekspor Amerika Serikat setelah Meksiko dan Kanada. Ini berarti juga apa yang terjadi di Cina dapat dengan cepat mempengaruhi perekonomian AS.
Trumph sebelumnya mengancam akan menggunakan tarif besar pada semua produk Cina yang masuk ke AS jika Beijing tidak melakukan kesepakatan pada awal Maret. Ketegangan dapat menyebabkan pembeli Cina memburuk terhadap merek-merek AS.
Apple merasakan dampak perang dagang telah memperlambat industrinya, sehingga membuat konsumen Cina membeli lebih sedikit smartphone. Ini menjadi bukti bagaimana ketegangan dua ekonomi terbesar dunia.
"Apple berada dalam banyak masalah," kata Shaun Rein, direktur pelaksana Kelompok Riset Pasar Cina di Shanghai. “Ada ketidakpastian besar-besaran karena perang dagang. Kami melihat penjualan ritel terlemah dalam beberapa tahun,” tambah Rein sebagaimana dikutip dari Washington Post.
Bloomberg melaporkan, pejabat tingkat menengah dari Washington dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke Beijing awal pekan depan untuk pertemuan yang bertujuan untuk mencegah peningkatan sengketa pada 1 Maret, ketika tarif AS untuk impor Cina akan naik jika kesepakatan tidak tercapai.
Faktor lain dari penurunan pendapatan Apple disebabkan oleh produk terbaru mereka yang tidak merebut daya Tarik pembeli. Selain karena harganya yang tinggi, fitur yang ditawarkan juga tidak mengalami pembaharuan yang berarti. Cook mengutip faktor-faktor termasuk kendala pasokan untuk model Apple Watch, iPad Pro dan AirPods yang lebih baru.
Para analis mengatakan merek-merek Cina yang tumbuh di dalam negeri mengambil pangsa pasar dari saingan asing. Di antara para konsumen berharap ada peningkatan fitur produk menjelang gelombang teknologi 5G terbaru.
Apple bersaing pula dengan produk lokal Cina yang tengah meroket, Huawei dan Xiaomi. Kehilangan Apple pada target pendapatannya mencerminkan perubahan dalam cara konsumen membeli perangkatponsel pintar.
"Pertanyaan bagi investor adalah sejauh mana harga agresif Apple telah memperburuk situasi ini dan apa artinya ini bagi kekuatan harga jangka panjang perusahaan dalam waralaba iPhone," kata James Cordwell, seorang analis di Atlantic Equities seperti dikutip BBC.
Penulis: Isma Swastiningrum
Editor: Agung DH