tirto.id - Para awak kabin maskapai British Airways menggelar pemogokan pada Selasa (10/1/2017). Aksi itu menyusul pemogokan besar lainnya di London Underground atau kereta bawah tanah pada sehari sebelumnya.
Menurut AFP, sebagaimana dikutip Antara, akibat pemogokan ini, British Airways terpaksa membatalkan 48 jadwal penerbangan selama dua hari di bandara Heathrow London. Para awak kabin maskapai itu menggelar unjuk rasa selama 48 jam. Meksipun demikian, manajemen maskapai itu berjanji seluruh penumpangnya masih bisa melakukan perjalanan mereka.
Serikat Unite menggelar aksi tersebut setelah menolak tawaran kesepakatan yang diusulkan oleh British Airways pada Desember 2016 lalu. Para pemimpin serikat buruh menyebut tawaran itu "bayaran di tingkat miskin" bagi para staf yang bergabung setelah 2010.
Pada awal pekan ini, The economist menaksir ada sekitar 2500 awak kabin British Airways yang ikut dalam pemogokan untuk menuntut kenaikan upah tersebut. Pemogokan itu semula direncanakan akan berlangsung pada libur natal tahun lalu, tapi kemudian ditunda dan dilaksanakan setidaknya selama dua hari (10-11/1/2017) di pekan ini.
Akan tetapi, pihak British Airways mengklaim pemogokan tersebut tidak akan berpengaruh besar terhadap bisnis maskapai tersebut. Alasannya, 85 persen awak kabin tetap melapor akan bertugas dan hanya 12 penerbangan per hari yang akan dibatalkan. British Airways berjanji menyediakan layanan angkutan alternatif bagi penumpang yang penerbangannya dibatalkan.
Pemogokan awak kabin British Airways ini bukan yang pertama terjadi. Pada 2010 lalu, sejumlah aksi pemogokan serupa terjadi dan menyebabkan kekacauan jadwal penerbangan selama 22 hari. Saat itu para awak kabin maskapai itu menolak kebijakan manajemen yang memangkas jumlah karyawan dan mengajukan kotrak kerja baru yang dianggap merugikan pegawai.
Sementara itu, di tempat lain, sejumlah komuter yang menuju ke London terkena dampak sebuah aksi mogok lain di jalur Selatan. Akibatnya, hampir semua layanan perjalanan komuter, yang menghubungkan kawasan pantai Inggris dan London, dibatalkan.
Aksi, yang digelar oleh serikat Aslef, tersebut merupakan pemogokan terbaru dalam serangkaian demonstrasi buruh di Inggris dalam beberapa sepekan belakangan. Pemogokan Aslef dikabarkan dipicu oleh penolakan terhadap rencana pihak manajemen untuk menurunkan peran dari masinis kereta.
Berbagai pemogokan besar di Inggris, yang juga didukung penuh oleh pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Jeremy Corbyn, tersebut kemungkinan besar akan terus berlanjut hingga tiga hari mendatang.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom