Menuju konten utama

Pemilu Timor Leste: Koalisi Xanana Selangkah Lagi Kuasai Parlemen

Pemilu digelar ulang setelah koalisi AMP menolak usulan anggaran yang diajukan pemerintah.

Pemilu Timor Leste: Koalisi Xanana Selangkah Lagi Kuasai Parlemen
Xanana Gusmao (kanan) berbincang dengan Mari Alkatiri di Oecusse, Timor Leste. ANTARA/Laurensius Molan

tirto.id - Koalisi Partai Aliança de Mudança para o Progresso (AMP) unggul sementara dalam pemilihan umum anggota parlemen Timor Leste 2018. Koalisi bentukan Xanana Gusmao ini meraih 253.462 suara (48,51 persen), Minggu (13/5/2018).

Dalam rilis terbaru Sekretariat Pemilu Timor Leste, Secretariado Técnico da Administração Eleitoral (STAE) menyatakan perhitungan suara telah mencapai hampir 90 persen.

Koalisi AMP berisi tiga partai, yakni Conselho Nacional de Reconstrução de Timor (CNRT), Partido de Libertação Popular (PLP), dan Partido Kmanek Haburas Unidade Nacional Timor Oan (KHUNTO). Koalisi ini dibentuk pemimpin CNRT Xanana Gusmao sebagai oposisi di parlemen setelah Pemilu Timor Leste 2017.

Pada Pemilu 2017, CNRT menempati peringkat kedua dengan perolehan 22 kursi atau kalah satu kursi dari Partai Frente Revolucionário de Timor-Leste (Fretilin) yang mendapatkan 23 kursi. Sedangkan PLP dan Khunto masing-masing hanya meraih 8 dan 5 kursi.

Situasi tersebut tampaknya akan berubah pada Pemilu 2018 ini. Data STAE yang dilansir Diário de Notícias, menyatakan Fretilin hanya mampu mendapatkan suara sebanyak 182.935 suara (35,32 persen). Ini membuat Fretilin bertengger di posisi kedua.

Urutan ketiga akan ditempati Partido Democrático (PD) dengan perolehan suara sebesar 41.749 suara (7,99 persen). Kemudian, urutan keempat diambil Frente Desenvolvimento Democrático (FDD) dengan 29.821 suara (5,71 persen).

Hingga saat ini, hanya dua partai dan dua koalisi partai yang memeroleh suara lebih ambang batas parlemen yang sebesar 4 persen. Jika hasil ini bertahan, AMP akan mampu mengamankan 33 kursi di parlemen. Jumlah ini akan membuat AMP menjadi kelompok pemilik kursi terbanyak lantaran keseluruhan kursi di parlemen berjumlah 65 kursi.

Kini, rekapitulasi suara masih dilakukan di municipio (setingkat provinsi) Bobonaro, Covalima, Dili, Ermera, Manatuto, dan Lautem. Jika rekapitulasi berjalan lancar, penentuan akhir pembagian kursi dapat diketahui Senin (14/5/2018) pagi waktu setempat.

Elite Partai Fretilin dan PD mengadakan konferensi pers, Sabtu kemarin. Sekretaris Jenderal Fretilin Mari Alkatiri menyatakan hubungan Fretilin dan PD solid, meskipun tidak bergabung menjadi satu koalisi partai seperti AMP atau FDD. Sedangkan Presiden PD Mariano Sabino menyatakan Fretilin dan PD memiliki program yang serupa.

“Ketika programnya serupa, maka kami akan bergerak maju bersama,” ujar Mariano, seperti dilansir Tatoli.

Alkatiri juga menyatakan tidak akan melakukan hal yang sama dengan AMP jika Fretilin dan PD memiliki kursi mayoritas di parlemen.

“Presiden Republik [Demokratik Timor Leste] mesti mengundang [partai atau koalisi partai] yang memiliki suara terbanyak. Saya menjamin jika AMP terpilih [sebagai pemerintah], kami tidak kan melakukan hal sama seperti yang mereka lakukan kepada kami," ujar Alkatiri merujuk pada pembubaran parlemen.

Infografik Timor leste memilih

Konteks Pemilu

Pemilu parlemen Timor Leste dilaksanakan usai Presiden Francisco “Lú-Olo” Guterres membubarkan parlemen pada Januari 2018. Lú-Olo meminta Pemilu digelar ulang setelah koalisi AMP menolak usulan anggaran yang diajukan pemerintah.

Koalisi partai pendukung pemerintah (Fretilin dan PD) tak mampu berbuat banyak terhadap penolakan itu karena mereka hanya memiliki 30 kursi di parlemen. Jumlah kursi ini lebih kecil dari kursi yang dimiliki koalisi oposisi (AMP) yang memiliki 35 kursi.

Pemilu kali ini pun menjadi ajang pertarungan kembali Xanana dengan Mari Alkatiri. Dua tokoh ini sebelumnya pernah sepakat membangun pemerintahan “Persatuan Nasional” pada 2012 hingga 2015.

Pada Pemilu kali ini, Xanana berkoalisi dengan Taur Matan Ruak, mantan Presiden Timor Leste sekaligus pemimpin PLP. Koalisi ini adalah reuni kamerad pejuang kemerdekaan di jalur militer Timor Leste.

PLP sebelumnya menjadi penentang kebijakan pembangunan gaya megaproyek ala CNRT. Partai itu menginginkan pemerintahan yang lebih memerhatikan pembangunan kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan agrikultur. Perbedaan ini diprediksi tak terlalu berpengaruh.

Michael Leach, Guru Besar Ilmu Politik dan Hubungan Internasional Swinburne University of Technology, memprediksi Taur Matan Ruak sebagai calon perdana menteri dalam koalisi ini.

Baca juga artikel terkait PEMILU TIMOR LESTE atau tulisan lainnya dari Husein Abdulsalam

tirto.id - Politik
Reporter: Husein Abdulsalam
Penulis: Husein Abdulsalam
Editor: Mufti Sholih