Menuju konten utama

Pemerintah Tekankan Verifikasi Data Korban Gempa Aceh

Pemerintah menekankan pentingnya verifikasi data korban dalam penanganan evakuasi dan rehabilitasi pascagempa di Aceh.

Pemerintah Tekankan Verifikasi Data Korban Gempa Aceh
Warga korban gempa mengungsi sementara ke tempat yang dianggap lebih aman di Meuredu, Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12) malam. Seluruh warga yang menetap di Kabupaten Pidie Jaya memilih membuat tempat pengungsian darurat di halaman rumahnya dan sebagian lainnya mengungsi ke bangunan atau lokasi yang dianggap aman karena gempa susulan masih terjadi didaerah itu. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra.

tirto.id - Pemerintah menekankan pentingnya verifikasi data korban dalam penanganan evakuasi dan rehabilitasi pascagempa di Aceh. Berkaitan dengan penanganan bencana ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar proses evakuasi dan rehabilitasi pascagempa 6,4 SR yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12), dapat dilakukan secara beriringan.

"Pemerintah bersama rakyat harus bekerja keras untuk mengevakuasi, menyelamatkan orang sambil merehabilitasi," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta Selatan, Kamis.

Saat ini, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki telah berada di Aceh atas arahan Presiden Joko Widodo untuk memantau langsung proses evakuasi dan rehabilitasi.

Wapres menambahkan, pemerintah mengapresiasi langkah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang melakukan verifikasi terlebih dulu dalam melaporkan jumlah korban tewas maupun luka-luka.

"Kadang-kadang kita menerima informasi dari Aceh beda-beda. Jadi semua sudah jelas kan masalahnya (perlu verifikasi)," kata dia.

Berdasarkan laporan Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, hingga saat ini jumlah korban tewas akibat gempa di Pidie Jaya per Kamis (8/12/2016) pukul 11.00 WIB mencapai 102 orang, yakni 99 orang di Pidie Jaya, 2 orang di Bireun, dan 1 orang di Pidie.

Sementara itu, ratusan orang lainnya mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa terjadi.

Menurut Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, jumlah korban dikhawatirkan bisa terus bertambah karena masih ada warga yang terjebak di bawah bangunan yang ambruk.

Sementara itu, panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Menteri Kesehatan Nila Juwita Moeloek diketahui telah melakukan kunjungan ke posko tanggap darurat pada Kamis in ke daerah terparah diguncang gempa di Gampong (desa) Mesjid Tuha, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya.

Dalam kunjungan tersebut Panglima TNI menyempatkan diri berkomunikasi dengan sejumlah warga setempat dan memerintahkan kepada Pangdam Iskandar Muda Aceh untuk mendirikan posko tanggap darurat.

Tim gabungan TNI mendirikan posko tanggap darurat di halaman kantor Bupati Pidie Jaya dan sejumlah dokter dari TNI pun siap melayani para korban gempa itu.

"Semua ada 9 petugas medis, di antaranya lima dokter spesialis dan empat perawat," kata salah satu dokter di sela kunjungan Panglima TNI itu.

Pada kesempatan itu panglima juga berpesan kepada semua pasukan TNI dan pihak-pihak yang terkait dalam penanganan korban gempa tetap siap siaga membantu para korban.

Menteri Kesehatan Nila Juwita Moeloek juga meminta Dinas Kesehatan Pidie Jaya memberikan pelayanan yang optimal kepada para korban gempa dan pasokan obat-obatan harus tercukupi.

Sumber: Antara

Baca juga artikel terkait GEMPA ACEH atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH