Menuju konten utama
WNI Disandera Abu Sayyaf

Pembebasan 10 WNI Gunakan Pendekatan Antar Personal

Pembebasan 10 WNI sandera Abu Sayyaf menggunakan hubungan antar personal yang sudah terjalin melalui kerja sama pendidikan.

Pembebasan 10 WNI Gunakan Pendekatan Antar Personal
Korban sandera WNI yang dilepaskan oleh kelompok Abu Sayyaf tiba di Lanud Halim Perdanakusuma. Tirto/Andrey Gramico.

tirto.id - Minister Counsellor, Koordinator Fungsi Politik dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Manila, Filipina, Eddy Mulya, mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan untuk membebaskan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) korban sandera Abu Sayyaf bersumber dari hubungan antar personal yang sudah terjalin melalui kerja sama pendidikan.

Hal tersebut disampaikan Eddy saat ditemui di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/5/2016) malam.

Eddy menyatakan, proses pembebasan sandera tersebut melibatkan Tim Kemanusiaan Surya Paloh dengan jaringan pendidikan Yayasan Sukma atau Sekolah Sukma Bangsa di Aceh pimpinan Ahmad Baidowi.

Dalam hubungan tersebut, kata Eddy, ada seseorang yang dituakan dan dihormati, sehingga perundingan pembebasan sandera 10 WNI dapat berjalan dengan baik.

"Ini 'full' negosiasi. Ada sahabat saya Pak Baidowi dengan teman-teman mereka yang atur, kita tindak lanjutnya,"

Negosiasi tersebut, kata Eddy, dilakukan oleh jaringan Yayasan Sukma yang berdialog langsung bersama tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta lembaga kemanusian daerah Sulu yang memiliki akses langsung kepada pihak Abu Sayyaf. Negosiasi ini tetap berlangsung di bawah koordinasi pemerintah Republik Indonesia.

Eddy mengatakan, proses pembebasan tersebut juga merupakan hasil kerja tim dari berbagai pihak pemerintah Indonesia, seperti Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), dan pihak TNI yang dikoordinasikan oleh Yayasan Sukma di bawah pimpinan Ahmad Baidowi.

Tim tersebut, kata Eddy, sudah mulai bergerak sejak 23 April 2016 hingga para sandera dibebaskan pada 1 Mei 2016.

Terkait dengan adanya isu utang budi pihak penyandera dengan tim negosiasi yang dipimpin Baidowi, Eddy membantah hal tersebut.

"Kita nggak ada utang budi. Jangan berpikiran negatif. Kita kerja sama sesama umat Islam," jelas dia.

Sebelumnya, sebanyak 10 Anak Buah Kapal (ABK) Brahma-12 korban sandera Abu Sayyaf tiba di Tanah Air melalui Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu (1/5/2016) pukul 23.30 WIB. Para sandera langsung dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto untuk pengecekan kesehatan. (ANT)

Baca juga artikel terkait ABU SAYYAF

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Putu Agung Nara Indra