Menuju konten utama

Pelaku Usaha Belum Banyak Memanfaatkan Perjanjian Perdagangan Bebas

Kadin mengklaim banyak pengusaha Indonesia yang belum memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas.

Pelaku Usaha Belum Banyak Memanfaatkan Perjanjian Perdagangan Bebas
Sejumlah kapal melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (18/3/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

tirto.id - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengklaim banyak pelaku usaha di Indonesia "belum memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas" alias free trade agreement.

Di Jakarta, Selasa (19/11/2019), Shinta mengatakan salah satu penyebabnya adalah minimnya sosialisasi ke mereka. Kadin akan terus melakukan itu, katanya.

Sosialisasi yang sudah berjalan di antaranya terkait perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), Indonesia dalam Eropean Free Trade Association (EFTA) CEPA, dan Indonesia-Korea CEPA.

Sosialisasi diselenggarakan bersama Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, dan perwakilan negara mitra.

Sejumlah keuntungan didapat dari FTA. Meski tergantung kesepakatan spesifik, biasanya perjanjian ini mengatur soal pengurangan hambatan perdagangan antara negara seperti pembatasan kuota impor dan tarif.

Kadin juga meminta pemerintah berperan, terutama "untuk mengawasi pemenuhan komitmen FTA oleh negara mitra dan memberikan fasilitas kepada pengusaha Indonesia yang mengalami kendala dalam pemanfaatan FTA di negara mitra."

Untuk "penguatan daya saing pengusaha Indonesia dalam pasar bebas," terang Shinta, "kami merekomendasikan agar dilakukan feasibility study secara lengkap termasuk data pasar, permintaan, dan analisis dampak terkait dengan negosiasi FTA sebelum dan selama proses perundingan FTA."

Dalam kesempatan yang sama Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan yang dibutuhkan bukan hanya doktrin perdagangan bebas, tapi juga di dalamnya harus terdapat asas keadilan (free and fair trade agreement).

"Kalau hanya perdagangan bebas, kita akan kalah bertarung dengan negara yang sudah maju," kata dia.

Selain yang tengah berjalan, ada lima perjanjian lain yang sedang diprioritaskan Kementerian Perdagangan agar rampung tahun depan. Itu adalah Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economics Partnership Agreement (IU-CEPA), Comprehensive Economics Partnership Agreement (CEPA) Bangladesh dan kerja sama Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Maroko, Tunisia, dan Turki.

Baca juga artikel terkait PERDAGANGAN BEBAS atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Rio Apinino