Menuju konten utama

Pejabat Tinggi Negara Pantau Demo 4 November dari Istana

Para pejabat tinggi negara antara lain Mensesneg Pratikno, Menko Polhukam Wiranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, memantau situasi dan kondisi demonstrasi hari ini dari halaman depan Istana Merdeka Jakarta, Jumat (3/11/2016). Selain itu Wakil Presiden Jusuf Kalla juga memantau kondisi terkini unjuk rasa dari teras Istana Merdeka Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta.

Pejabat Tinggi Negara Pantau Demo 4 November dari Istana
Wakil Presiden Jusuf Kalla memantau kondisi terkini unjuk rasa dari Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta, Jumat (4/11). Foto/Setpres/Arbi

tirto.id - Para pejabat tinggi negara antara lain Mensesneg Pratikno, Menko Polhukam Wiranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, memantau situasi dan kondisi demonstrasi hari ini dari halaman depan Istana Merdeka Jakarta, Jumat (3/11/2016). Selain itu Wakil Presiden Jusuf Kalla juga memantau kondisi terkini unjuk rasa dari teras Istana Merdeka Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta.

Menurut pantauan Antara, para pejabat negara tersebut memantau unjuk rasa dari sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelumnya Kapolri dan Panglima TNI memantau langsung unjuk rasa di depan pos polisi di Gedung Bumi Putera di Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta. Petugas keamanan yang terdiri dari aparat gabungan TNI, Polri terlihat berjaga di Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta.

Massa pengunjuk rasa terus berdatangan dan berkumpul di Jalan Medan Merdeka Barat setelah melakukan Shalat Jumat di Masjid Istiqlal. Para pengunjuk rasa Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI menuntut agar pemerintah menegakkan hukum dalam kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochammad Iriawan meminta agar unjuk rasa berakhir tertib pada pukul 18.00 WIB.

Jokowi Urusi Proyek Bandara

Presiden Jokowi sebelumnya juga meminta agar unjuk rasa berjalan aman dan tertib. Namun ia tak ikut pejabat tinggi negara lain di Istana negara. Orang nomor satu di Indonesia itu sedang mendatangi lahan yang belum terbebaskan untuk proyek kereta Bandara yang berada di Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Batu Ceper, Tangerang, Jumat (4/11/2016).

Lahan yang belum terbebaskan itu seluas 800 meter persegi merupakan tanah dan bangunan pabrik kaca, PT Surya Aditya Fortuna Glass. Presiden yang didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Rini Soemarno langsung ditemui pemilik pabrik kaca, Rizal Zein.

"Tanah ini belum selesai karena masih ada kendala. Tadi udah ketemu pemiliknya, tapi sudah rampung. Pemiliknya sudah salaman, jadi sudah clear," kata Presiden saat meninjau lahan di Tangerang.

Presiden dan pemilik berbicara di lokasi pabrik membicarakan permasalahan pembebasan. Presiden meyakini bahwa proses pembebasan lahan tersebut akan selesai pada Desember 2016.

Sekitar 30 menit di lokasi, Presiden dan rombongan meninggalkan lokasi kembali ke Bandara Soekarno Hatta. Saat meninjau pembangunan infrastruktur proyek kereta bandara, Presiden menargetkan akan rampung pada pertengahan 2017.

"Sesuai dengan progress kereta dari Kota menuju bandara ini sudah akan tepat waktulah nanti selesainya sesuai yang saya sampaikan pada awal 2015 yang lalu dengan selesai kira-kira bulan 6, bulan 7 2017 sudah selesai," kata Presiden.

Ia menegaskan jika melihat kemajuannya sampai sejauh ini maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan karena seluruhnya masih sesuai target yang ditetapkan. Jika proyek pembangunan infrastruktur tersebut rampung, kata dia, hal itu berarti nanti kurang lebih 30 persen arus dari pusat kota menuju Bandara Soetta dan dari Bandara Soetta menuju ke pusat kota itu bisa diangkut oleh kereta bandara tersebut.

"Sehingga akan mengurangi kemacetan yang banyak nanti," katanya.

Baca juga artikel terkait DEMO 4 NOVEMBER atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Politik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan