tirto.id - Politikus PDIP Charles Honoris menanggapi pernyataan Juru Bicara PA 212 Novel Bamukmin yang berharap langkah Basuki Tjahaja Purnama (BTP) bergabung dengan partai berlambang banteng tidak untuk balas dendam.
Charles menegaskan keputusan BTP bergabung dengan PDIP tidak didasari niat untuk melakukan balas dendam terhadap siapa pun, termasuk para pendukung aksi 212. Menurut dia, BTP bergabung dengan PDIP karena ingin menyalurkan aspirasi politiknya.
"Saya bilang nggak mungkin balas dendam. Karena, Pak Ahok sudah memilih masuk PDI Perjuangan bukan untuk aktif berpolitik tetapi memilih PDI Perjuangan sebagai rumah untuk menyalurkan aspirasi politiknya," ujar Charles di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (11/2/2019).
Charles mengatakan, meskipun BTP telah bergabung ke PDIP, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut tidak tertarik menjadi pejabat negara.
"Pak Ahok sendiri sudah mengatakan bahwa masuk PDI Perjuangan itu bukan untuk menjadi pengurus ya, tidak tertarik menjadi pejabat negara. Tapi hanya merasa bahwa PDIP adalah rumah besar kaum nasionalis sehingga rumah yang cocok untuk bisa menyalurkan aspirasi politiknya," ucap Charles.
Dia juga menjelaskan saat ini BTP baru bergabung PDIP sebagai kader, dan belum menduduki posisi sebagai pengurus partai. Oleh karena itu, BTP juga belum memiliki kewenangan mengatur kebijakan yang ada di partai.
"Misalkan ikut pilkada, atau ikut pemilu legislatif ya, hanya sebagai kader yang ingin memberikan kontribusi pemikiran, menyalurkan aspirasi politiknya ke PDI Perjuangan," ujar dia.
"Karena PDI Perjuangan bukan alat untuk balas dendam ya, tapi partai politik adalah alat untuk kesejahteraan rakyat," ujar Charles.
BTP resmi bergabung dengan PDIP tidak lama setelah bebas dari penjara usai menjalani hukuman atas kasus penodaan agama.
Berdasar keterangan mantan staf BTP, Ima Mahdiah, eks Gubernur DKI Jakarta tersebut sudah bergabung ke PDIP sejak 26 Januari 2019. Artinya, dua hari setelah menghirup udara bebas dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, BTP sudah memegang Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Addi M Idhom