tirto.id - Partai Amanat Nasional (PAN) memandang pembicaraan politik di tempat ibadah boleh dilakukan selama bertujuan untuk mendidik masyarakat.
Menurut Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, masalah hanya akan muncul jika pembicaraan hal apapun, termasuk politik, di tempat ibadah tidak mendidik masyarakat. Menurutnya, pembicaraan soal politik di tempat ibadah sudah jamak dilakukan selama ini.
"Apa yang dilakukan selama ini pun ada pendidikan politik. Misalnya 'ayo jauhi SARA, politik uang'. Itu pendidikan politik dan disampaikan juga di ceramah dalam masjid. Jadi sepanjang untuk mendidik dan mendewasakan masyarakat tak ada masalahnya," kata Eddy di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (12/5/2018).
Pendapat itu dikemukakan Eddy menanggapi seruan Amien Rais ihwal pembicaraan politik di rumah ibadah. Ketua Dewan Kehormatan PAN itu kerap menyebut bahwa politik harus dibicarakan di tempat ibadah.
Pendapat Amien itu menuai pro dan kontra. Majelis Ulama Indonesia (MUI) contohnya, melalui cabang di Kota Padang, Sumatera Barat, mengingatkan masyarakat untuk tidak menjadikan masjid dan musala sebagai tempat kampanye pilkada.
MUI meminta para ulama, pengurus masjid dan musala bersikap netral sehingga tempat ibadah tidak disalahgunakan untuk menggiring jamaah memilih calon tertentu.
"Pak Amien Rais dari dulu memang sangat vokal memberi kritikan terhadap hal-hal yang patut dikritisi. Ada yang ditegakkan, beliau harus menegakkan dengan kritikan," kata Eddy.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yantina Debora