tirto.id - Palladium adalah salah satu jenis logam yang berada di nomor atom 46 tabel periodik unsur. Warnanya yang perak mengkilap membuat palladium dimanfaatkan sebagai bahan campuran perhiasan emas, produk elektronik, peralatan medis, aplikasi kimia dan lain-lain.
Dilansir dari laman Investopedia, sumber logam langka ini berasal dari penambangan yang terletak di beberapa wilayah Amerika Serikat, Rusia, Afrika Selatan serta Kanada. Palladium bahkan 30 kali lebih langka dari emas.
Palladium dimasukkan ke dalam logam golongan platina bersama dengan rhodium, ruthenium, iridium dan osmium serta platina. Pada beberapa teknologi baru bidang elektronik, palladium dimanfaatkan menjadi komponen penting. Salah satunya adalah sebagai sel bahan bakar.
Perbedaan Palladium dan Emas
Ada beberapa perbedaan antara logam palladium dan emas. Walaupun paladium dapat digunakan sebagai perhiasan dan diinvestasikan, namun nilai palladium tetap lebih rendah. Berikut ini beberapa beda antara jenis logam tersebut, merujuk laman Galeri 24:
1. Nilai
Nilai palladium lebih rendah dibanding emas putih maupun emas biasa. Emas putih bahkan dimasukkan ke dalam empat jenis logam termahal di dunia, di bawah emas kuning. Penyebab mahalnya emas adalah akibat sulitnya produksi logam mulia tersebut.
Dari sisi estetika, emas jelas lebih indah dan banyak digunakan sebagai perhiasan dibanding palladium. Palladium, perak, dan nikel lebih sering dipakai sebagai campuran perhiasan emas putih. Komposisi emas putih terdiri dari 75% emas dan 25% logam campuran.
2. Ketahanan
Palladium lebih kuat dibanding emas, sehingga logam ini dijadikan campuran perhiasan agar perhiasan lebih tahan gores. Selain itu palladium juga tidak mudah korosif atau teroksidasi dibanding emas putih. Titik lebur palladium pun jauh lebih tinggi.
3. Manfaat
Sama seperti emas, sebagai perhiasan, paladium banyak digunakan untuk membuat gelang, cincin dan anting, bahkan mata uang koin. Tonga adalah negara yang pernah menjadikan paladium sebagai uang koin pada tahun 1967.
Berapa Harga Palladium?
Harga palladium jika dibandingkan dengan emas memang jauh lebih rendah. Tetapi palladium juga dapat dijadikan sebagai salah satu investasi yang menguntungkan selain emas.
Walaupun demikian, harga palladium yang berfluktuasi membuat banyak investor menganggap investasi pada paladium cukup beresiko. Berbeda dengan emas yang harganya lebih stabil dalam jangka panjang, serta cenderung naik.
Di sisi lain, kedua jenis logam ini tetap menjadi pilihan investasi yang cukup menguntungkan jika investor jeli dan pandai melihat kesempatan yang hadir.
Harga palladium yang tercatat pada laman Bullion-rates per 6 April 2023 adalah sebesar Rp692.716 per gram.
Sementara untuk harga jual paladium pada satuan Ounce, harganya adalah Rp21.545.864 per Ounce.
Untuk satuan kilogram, palladium dijual seharga Rp692.715.607.
Cara Merawat Perhiasan Paladium
Perhiasan berbahan palladium memiliki pangsa pasar tersendiri saat ini, utamanya bagi orang-orang yang tidak suka atau enggan memakai perhiasan berbahan emas. Kemilau palladium disebut-sebut lebih tahan lama dan tidak mudah pudar dibanding dengan emas putih.
Cara merawat perhiasan yang terbuat dari bahan palladium cukup mudah, sehingga Anda dapat tetap terlihat elegan mengenakan berbagai koleksi perhiasan paladium.
Berikut tips merawat perhiasan paladium:
1. Lepas perhiasan paladium sebelum mandi atau mencuci, agar tidak terkena bahan kimia pada sabun.
2. Hindari memakai perhiasan ketika sedang melakukan pekerjaan berat, untuk mencegahnya tergores atau rusak.
3. Jangan simpan bersama perhiasan berbahan emas atau perak, karena elemennya akan saling merusak.
4. Cuci dan bersihkan perhiasan paladium menggunakan air hangat dan sabun pencuci piring. Rendam selama 15 menit lalu usap dengan kain lembut berbahan microfiber.
5. Air lemon dan soda juga dapat digunakan untuk menambah kilau perhiasan paladium Anda. Caranya dengan mencampur bubuk soda dengan perasan lemon, lalu usapkan cairan tersebut ke permukaan perhiasan. Diamkan sejenak, dan bilas dengan air bersih.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari