Menuju konten utama

Naga Bonar Reborn, Film Gading Marten yang Rilis Hari Ini

Melalui film Naga Bonar Reborn ini kita akan kembali diajak menengok masa-masa perjuangan kemerdekaan.

Naga Bonar Reborn, Film Gading Marten yang Rilis Hari Ini
Naga bonar Reborn. Instagram/Nagabonarreborn

tirto.id - Naga Bonar Reborn, film Gading Marten tentang sisi lain kepahlawanan masa penjajahan, rilis di bioskop-bioskop Indonesia mulai hari ini, Kamis (21/11/2019).

Melalui film ini kita akan kembali diajak menengok masa-masa perjuangan kemerdekaan.

Tidak semua pahlawan berlatar belakang mentereng, ada pula yang merupakan bekas copet seperti Naga Bonar (Gading Marten). Dia pemuda tanpa pendidikan, naif, nekat tapi memiliki rasa setia kawan yang besar dan jujur.

Pada masa yang semakin panas melawan tentara Belanda, dia mengangkat dirinya sebagai komandan sebuah laskar dan berjuang melawan Belanda.

Naga Bonar juga terlibat kisah cinta dengan Kirana (Citra Kirana), gadis anak dokter yang berpihak kepada Belanda.

Film bergenre komedi dan berdurasi 109 menit ini berada dalam arahan sutradara Dedi Setiadi.

Film ini merupakan remake dari film aslinya yang rilis tahun 1986. Asrul Sani merupakan penulis untuk Naga Bonar versi 2019 dan 1986.

Selain Naga Bonar Reborn, Dedi Setiadi telah menyutradarai Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita (2013) dan True Love (2011).

Sementara Asrul Sani juga merupakan penulis naskah Kuberikan Segalanya (1992), Nada dan Dakwah (1991), Istana Kecantikan (1988), Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1985), Sorta (Tumbuh Bunga di Sela Batu) (1982), Bawalah Aku Pergi (1981), Para Perintis Kemerdekaan (1977), Kemelut Hidup (1977) dan Titian Serambut Dibelah Tudjuh (1959).

Selama perjalanan kariernya, Asrul Sani beberapa kali mendapat penghargaan. Dalam Festival Film Indonesia tahun 1955, Sani pertama kali mendapat penghargaan kategori Catatan Istimewa untuk Dialog melalui film Lewat Djam Malam.

Kemudian dia mendapat penghargaan kategori Skenario Terbaik tahun 1993 (Nada dan Dakwah), 1992 (Kuberikan Segalanya), 1989 (Noesa Penida (Pelangi Kasih Pandansari)), 1988 (Istana Kecantikan), 1987 (Naga Bonar), 1986 (Kejarlah Daku Kau Kutangkap), 1983 (Titian Serambut Dibelah Tujuh), 1982 (Bawalah Aku Pergi).

Selain itu, dalam ketegori Skenario Asli Untuk Film Terbaik, dia mendapat penghargaan tersebut melalui film Nada dan Dakwah tahun 1992, Sorta (Tumbuh Bunga di Sela Batu) dan Titian Serambut Dibelah Tujuh tahun 1983.

Melalui film Para Perintis Kemerdekaan dan Kemelut Hidup, Sani mendapat penghargaan dalam ajang Festival Film Indonesia dalam kategori Sutradara Terbaik dan Skenario Film Terbaik sekaligus pada tahun 1981 dan 1979.

Selain Naga Bonar Reborn, hari ini ada dua film Indonesia yang juga rilis yaitu Senior dan Rumah Kentang: The Beginning.

Senior merupakan adaptasi novel Wattpad dengan judul yang sama. Bercerita tentang kisah cinta remaja yang memiliki kepribadian yang bertolak belakang.

Nakula merupakan sosok yang dingin dan pendiam. Kepribadian yang berbeda dimiliki oleh Aluna, perempuan cantik yang riang namun keras kepala.

Mereka bertemu saat Nakula menjadi ketua Masa Orientasi Siswa di sekolah, sementara Aluna sebagai salah satu siswi baru.

Sementara Rumah Kentang: The Beginning bercerita tentang teror di sebuah rumah yang dekat dengan perkebunan kentang.

Sebuah keluarga berkunjung ke rumah masa kecilnya itu untuk urusan buku terbaru si ayah. Namun sayangnya bukan damai atau inspirasi yang didapat, justru teror yang satu persatu datang.

Berikut trailer Naga Bonar Reborn.

Baca juga artikel terkait FILM atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Nur Hidayah Perwitasari