tirto.id -
Majelis Ulama Indonesia (MUI) merasa prihatin karena peredaran narkoba semakin marak di Lembaga Permasyarakatan (LP). Ditambah lagi ada beberapa oknum petugas LP yang justru memiliki peran sentral dalam peredaran narkoba. Hal tersebut dikatakan Ketua Komite Gerakan Nasional Anti Narkoba MUI, Anwar Abbas.
Anwar Abbas atas nama MUI angkat komentar terkait kasus kerusuhan yang terjadi saat razia narkoba yang dilakukan oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) di Rumah Tahanan (Rutan) Bengkulu beberapa waktu lalu. Terjadi kerusuhan dalam prosesi razia tersebut yang menyebabkan lima orang narapidana tewas.
"Kami sangat prihatin dengan perdagangan dan penyebaran narkoba yang sudah merusak bangsa. Penjara tidak lagi membuat pengguna maupun pengedar narkoba jera, namun justru yang terjadi hari ini mereka bisa leluasa memperdagangkan benda haram tersebut dari balik jeruji besi," papar Anwar Abbas di Jakarta, Minggu (28/3/2016).
Oleh karena itu, MUI meminta kepada pihak-pihak terkait untuk bertindak lebih tegas dalam upaya memerangi narkoba di tanah air. "Apa jadinya bangsa ini, kalau rakyatnya sudah dirusak oleh narkoba," tukas Anwar Abbas.
Perang lebih gencar terhadap narkoba sebelumnya telah ditegaskan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) saat menggelar rapat terbatas dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen (Pol) Budi Waseso, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti, dan menteri-menteri terkait.
“Saya ingin ada langkah pemberantasan narkoba yang lebih gencar lagi, yang lebih berani lagi, yang lebih gila lagi, yang lebih komprehensif lagi dan dilakukan secara terpadu,” tegas Presiden Jokowi.