Menuju konten utama

Muhammadiyah Siap Terapkan Aturan Sekolah Lima Hari

Kesiapan itu seiring dengan pengalaman sejumlah sekolah di bawah Muhammadiyah yang telah menerapkan model sekolah lima hari.

Muhammadiyah Siap Terapkan Aturan Sekolah Lima Hari
Siswa kelas I mengikuti kegiatan belajar di Ruang kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) Galunggung I, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (10/8). Sekolah tersebut sudah menerapkan program sekolah sepanjang hari (full day school) sejak 2007 meneruskan program sekolah berbasis Internasional dengan mengisi berbagai kegiatan belajar keagamaan. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

tirto.id - Sebagaimana amanat Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan untuk menerapkan kebijakan pemerintah terkait sekolah delapan jam sehari lima hari sepekan di lembaga pendidikan ormas Islam tersebut.

"Siap melaksanakan lima hari sekolah," kata Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Baedhowi kepada wartawan di Jakarta, Jumat (16/6/2017).

Kesiapan itu, menurut Baedhowi, seiring dengan pengalaman sejumlah sekolah di bawah Muhammadiyah yang telah menerapkan model sekolah lima hari.

Sekolah jenis itu, kata dia, diminati oleh masyarakat dengan banyak orang tua yang menyekolahlan putra-putrinya di sekolah lima hari milik Muhammadiyah.

Baedhowi menjelaskan, progam sekolah lima hari memiliki tujuan mulia di antaranya seperti menguatkan nilai-nilai religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas menuju Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Sekolah lima hari, kata dia, selaras dengan penguatan karakter siswa yang bermoral, beretika dan berbudi luhur.

Menurut dia, sekolah lima hari memiliki visi untuk menciptakan generasi bangsa di tahun 2045 dengan keterampilan yang meliputi karakter berkualitas, literasi dasar dan kompetensi 4C (critical thinking, creativity, communication, dan collaboration).

"Hal itu perlu dilakukan untuk membekali siswa menghadapi ancaman degradasi moral, etika, dan budi pekerti," tuturnya sebagaimana dikutip dari Antara.

Dia memaparkan, pelibatan sumber belajar selain sekolah selama 40 jam yang terbagi dalam lima hari seminggu akan semakin melibatkan masyarakat dalam melaksanakan pendidikan secara lebih luas dengan mengedepankan kearifan lokal yang dimiliki sumber belajar lainnya.

"Kepada seluruh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah di tingkat wilayah, daerah dan cabang perlu mendorong sekolah-sekolah untuk melaksanakan lima hari sekolah sesuai kesiapannya dan dapat dilakukan secara bertahap," ujarnya.

Baca juga artikel terkait FULL DAY SCHOOL atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari

Artikel Terkait