tirto.id - Jose Mourinho kembali melancarkan serangan terhadap eks klubnya, Manchester United. Mou menyebut dirinya tidak mendapat keleluasaan yang selayaknya didapat seorang pelatih selama mengarsiteki Setan Merah.
Pelatih yang juga pernah memimpin Real Madrid dan Inter Milan itu merasa tidak diberi wewenang untuk mendisiplinkan pemainnya. Ia bahkan menyebut bahwa sejak era Sir Alex Ferguson berakhir, MU punya pemain yang selalu merasa lebih besar dari klub.
"Ferguson pernah berkata, kepergian Beckham [dari MU] adalah hari ketika seorang pemain merasa lebih besar dari klub, dia harus dijual. Hari ini, itu sudah tidak berlaku. Keseimbangan seperti itu sudah tidak ada," kata Mourinho dalam wawancaranya di BeIN Sports, Jumat (18/1/2019) dini hari waktu Indonesia.
Mou merasa tidak cuma di MU, tapi hampir di semua klub besar saat ini kerap ada pemain yang punya hubungan lebih baik dengan petinggi klub ketimbang pelatih. Akibatnya, seorang pelatih atau manajer kerap punya daya pengaruh lebih lemah terhadap keputusan klub, ketimbang yang bisa dilakukan seorang pemain.
"Saya ulangi, butuh sebuah struktur untuk menjaga pelatih, karena [sekarang] bukan lagi tugas pelatih untuk memberi perintah dan kedisiplinan," tambahnya.
Perselisihan Mou dengan Setan Merah sebenarnya bukan hal baru. Sejak belum terdepak dari kursi kepala pelatih MU, pria asal Setubal itu sudah berkali-kali melempar komentar tak sedap untuk pemain dan manajemen klubnya sendiri.
Komentar Mou terkait 'pemain yang merasa lebih besar dari klub' juga disebut-sebut sebagai tembakan langsung terhadap Paul Pogba, yang kerap jadi kambing hitamnya selama berada di MU. Komentar ini seolah memperkeruh konflik yang terjadi sejak Desember 2018 lalu, ketika jurnalis sekaligus rekan dekat Mou, Eladio Parames membuat pernyataan kontroversial tentang perekrutan Paul Pogba.
Pemain jebolan akademi MU yang kemudian didapat cuma-cuma oleh Juventus itu memang dibeli kembali pada tahun 2016, tidak lama setelah Mou merapat ke Manchester. Walau demikian, Parames menyebut jika perekrutan Pogba bukanlah keinginan Mourinho. Perekrutan Pogba disebutnya hanya demi ambisi MU meraih keuntungan dari promosi dan penjualan merchandise.
"Kadang ada alasan di luar olah raga dari para direksi klub yang tidak disetujui oleh pelatih, sebuah perjudian untuk mendatangkannya. Pogba sangat bernilai di pasar iklan, saking bernilainya sehingga hanya dalam waktu enam bulan United telah balik modal apa yang telah mereka investasikan padanya," kata Parames.
Di masa-masa terakhir kepemimpinan Mou di MU, Pogba mulai kerap dicadangkan. Prestasinya terbilang redup saat itu. Di ajang Liga Inggris misal, ia cuma mampu mencetak sebiji gol dalam 12 pertandingan.
Uniknya, performa Pogba kemudian menanjak drastis sejak kepergian Mou. Di bawah arahan manajer interim MU, Ole Gunnar Solskjaer, Pogba punya capaian impresif. Dalam lima penampilan Liga Inggris di era Ole, ia sudah mencatatkan empat gol. Tak cuma itu, Pogba juga telah menyumbang dua assist untuk Setan Merah.
Seolah ingin menyerang balik Mou atas pernyataannya di BeIN Sports, dalam wawancara dengan SkySports, Jumat (18/1/2019), Pogba menyebut saat ini dirinya jauh lebih bahagia di bawah asuhan Ole.
"Ketika saya bahagia, saya bisa bermain lebih bagus ... Ketika Anda bahagia, pikiran anda bebas. Anda bahkan bisa melakukan sesuatu tanpa berpikir. Lalu Anda menyadari, bahwa Anda bahagia bermain sepak bola," ungkap Pogba.
Pogba seolah juga menyanggah tuduhan Mou soal perasaan lebih tinggi dari klub. Ia menyebut level permainannya tak mungkin seperti sekarang tanpa bantuan rekan-rekan lain di MU.
"Senang rasanya mendengar orang-orang berbicara baik tentang saya. Tapi saya tak bisa tampil tanpa tim. Jadi itu bukan saya [yang membuat MU menang]. Itu adalah tim," kata Pogba.
Tak Peduli Komentar Mou
Di saat bersamaan, pelatih Ole Gunnar Solskjaer tak mau banyak menanggapi curhatan Mou soal kehidupan lama di MU. Ole juga enggan membela Pogba, ataupun menyerang balik Mou.
"Saya tidak bisa menanggapi setiap ucapannya [Mourinho]. Saya merasa nyaman dengan para pemain [MU] dan itu saja yang bisa saya ungkapkan," kata Ole seperti dilansir SkySports.
Ole bahkan memuji Mou. Ia yakin karier Mourinho tidak akan meredup sejak terdepak dari Old Trafford.
"Kenapa dia tidak? [Mourinho melatih lagi], dia adalah pelatih fantastis dan dengan pengalaman yang dia punya, saya pikir dia tidak akan kesulitan untuk menemukan pekerjaan baru," ujar Ole.
Sejak ditunjuk sebagai pengganti sementara Mou pada pertengahan Desember lalu, Ole membawa MU tampil cemerlang. Dalam enam pertandingan perdananya bersama Setan Merah, rekor pelatih asal Norwegia itu adalah 100 persen kemenangan.
Terakhir, salah satu kandidat juara Liga Inggris, Tottenham Hotspur yang jadi korban. Bertandang ke Stadion Wembley dalam pekan 22 Liga Inggris, Setan Merah menang tipis 0-1. Kemenangan tersebut tidak saja membenamkan asa Spurs menyalip pemuncak klasemen Liverpool, namun juga melambungkan kans Setan Merah meraih tiket Liga Champions musim depan.
Meski hingga Sabtu (19/1/2019) MU masih berada di peringkat enam dengan 41 poin, mereka cuma tertinggal selisih gol dari Arsenal di urutan lima. Paul Pogba dan kawan-kawan terpaut enam poin saja dari tim terbawah zona Liga Champions saat ini, Chelsea.
"Saya senang bekerja dengan orang lain, mencoba meningkatkan kemampuan orang lain. Dan ketika Anda berada di sini, yang Anda inginkan cuma tidur di malam hari dan bangun pagi [untuk bekerja] lagi," tandas Ole.
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan