tirto.id - GP Argentina yang merupakan seri kedua MotoGP 2018 bakal menjadi ajang pembuktian Ducati. Musim lalu, di grand prix tersebut Andrea Dovizioso dan Jorge Lorenzo, dua pebalap Ducati, gagal bersinar. Musim ini, Dovizioso menilai Ducati punya kualitas yang lebih baik.
Fakta Buruk Empat Musim Beruntun
Dalam empat musim terakhir, Ducati terus meningkatkan kemampuan mereka untuk bisa bersaing dengan Honda dan Yamaha. Kerja keras Ducati itu sudah mulai berbuah sejak musim lalu, kala menempatkan Andrea Dovizioso sebagai runner-up kompetisi. Namun, hal itu belum cukup memuaskan tim asal Italia tersebut.
Grand Prix Argentina yang digelar pada Senin, 9 April dini hari akan menjadi kesempatan emas untuk menunjukkan sejauh apa tingkat kompetisi yang ditawarkan oleh Ducati. Sejak grand prix ini digelar pada tahun 2014, Ducati belum pernah mendapatkan satu kemenanganpun.
Prestasi terbaik yang dimiliki tim tersebut, ada pada MotoGP 2015. Ketika itu Andrea Dovizioso menjadi runner-up lomba dan Andrea Iannone, rekan setimnya saat itu, menempati peringkat empat. Namun dalam tiga balapan lainnya, Ducati tampak kesulitan bersaing.
Pada gelaran perdana GP Argentina, Dovizioso hanya ada di urutan kesembilan. Sementara, Michelle Pirro yang tampil menemani Dovi di lomba itu hanya bisa finis di posisi 17, dua tingkat di bawah batas akhir mendapatkan poin.
Di MotoGP 2016, Andrea Dovizioso hanya mencapai posisi 13 Grand Prix Argentina. Andrea Iannone lebih buruk lagi karena gagal merampungkan lomba. Tahun lalu, nasih naas diterima Ducati karena baik Dovizioso maupun Jorge Lorenzo, pebalap baru mereka, sama-sama gagal menyelesaikan balapan.
Perubahan Ekstrem Lintasan Rio Hondo
Fakta di atas sama sekali tidak membuat Andrea Dovizioso gentar. Sebaliknya, dengan motor Desmosedici GP18 keluaran terbaru Ducati, Dovi menilai timnya bisa memperbaiki catatan selama ini di Autódromo Termas de Río Hondo.
Permasalahan utama pebalap di Rio Hondo adalah beradaptasi pada kondisi sirkuit yang berubah-ubah. Bagi Dovizioso, jika timnya mampu membuat setelan yang ideal, maka Ducati bisa membuat publik tercengang seperti saat mereka menang di seri pembuka, GP Qatar.
"Sirkuit ini tidak biasa, kondisi lintasan berubah drastis antara Jumat, ketika permukaan lintasan biasanya sangat 'kotor' dan Minggu, ketika kondisi aspal sudah lebih baik.
"Tahun lalu di Termas kami begitu menderita, tapi Desmosedici GP berkembang pesat sejak saat itu. Setelah kemenangan di Qatar, kami sangat bersemangat. Jadi, target kami adalah meraih hasil bagus pula di Argentina," kata Dovizioso dikutip Crash.net.
Masalah Rem Jorge Lorenzo
Rekan setim Andrea Dovizioso, Jorge Lorenzo, masih menunggu hingga 19 balapan untuk mendapatkan kemenangan pertama di Ducati. Menjelang balapan di GP Argentina, dia mendapatkan angin segar, karena permasalahan rem saat GP Qatar sudah diatasi oleh penyedia rem MotoGP, Brembo.
Meskipun tidak mengungkapkan masalah apa yang menyebabkan Lorenzo harus mengakhiri lomba tiga pekan lalu, Brembo menjamin kejadian yang sama tidak akan terulang pada pebalap lain di balapan berikutnya.
"Terkait yang terjadi pada pebalap Ducati Team Jorge Lorenzo selama Grand Prix di Qatar, Brembo sangat kecewa karena sang pebalap harus undur pada lap ke-12 lomba karena masalah sistem pengereman."
"Setelah analisis yang cermat oleh teknisi, kami mengonfirmasi masalah itu sudah diidentifikasi dan diselesaikan sehingga anomali seperti itu tidak dapat terjadi lagi," sebut Brembo dikutip dari Motorsport.com.
Perang Senin Dini Hari
Grand Prix Argentina akan dimulai sejak Jumat, 6 April 2018. Namun fokus utama adalah sesi kualifikasi yang terjadi pada Minggu, 8 April dini hari dan sesi lomba yang terjadi pada keesokan harinya, Senin, 9 April.
Ducati bisa menunjukkan, apakah kemenangan mereka di Grand Prix Qatar akan berlanjut, ataukah mereka harus kembali memperbaiki motor untuk bersaing dengan Yamaha dan Honda di Rio Hondo.
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Fitra Firdaus