tirto.id - TikTok, perusahaan teknologi asal Cina yang menyediakan layanan berbagi video pendek sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan kebijakan monetisasi konten di platform tersebut.
Kebijakan monetisasi TikTok akan membuka kesempatan kepada konten kreator untuk meraup penghasilan. Program monetisasi ini sudah diterapkan di YouTube melalui monetisasi AdSense.
"Rencana (monetisasi) ini masih dibicarakan di internal dan perlu ditelah lagi lebih lanjut," ungkap Head of User and Content Operations TikTok Indonesia, Angga Anugrah Putra melalui diskusi media secara virtual, Kamis (17/9/2020).
Beberapa hal yang sedang dipertimbangkan TikTok, menurut Angga, yakni pembagian pendapatan atau revenue.
Jika dibandingkan dengan platform video lain, kreator biasanya menyisipkan iklan di tengah-tengah konten videonya.
Sementara, TikTok saat ini, karena durasi video yang pendek, iklan biasanya hadir di halaman utama (For You Page) pengguna, bukan di laman profil kreator.
Untuk ads sendiri sudah ada di TikTok, tapi adanya di For You Page-nya, bukan di page kreator," jelas Angga.
Lebih lanjut, Angga mengatakan bahwa bukan hal yang tidak mungkin bagi kreator untuk mencari penghasilan melalui TikTok. Terdapat salah satu fitur yang memungkinkan pengguna atau penonton untuk berdonasi kepada kreator idolanya.
"Ada livestreaming dimana penonton bisa mengirimkan uang untuk kreator/streamer. Selain itu, TikTok sendiri sangat terbuka dan kreator saat ini pun punya endorsement hingga brand sendiri. (TikTok) sudah jadi home of exposure (untuk brand)," ujar dia.
Sebelumnya, Head of Communications TikTok Indonesia Chatrine Siswoyo mengatakan kepada Antara bahwa kreator TikTok bisa saja mendapatkan deals tertentu dengan sebuah produk atau merek, dan TikTok pun dapat menghubungkan antara kedua belah pihak.
TikTok juga menghadirkan TikTok For Business beberapa waktu lalu yang dapat digunakan pelaku bisnis kecil (UMKM) hingga besar untuk mempromosikan produknya melalui program "Back to Business".
TikTok jadi aplikasi non-game yang paling banyak diunduh di seluruh dunia untuk bulan Agustus 2020 dengan Indonesia sebagai pengunduh paling banyak selama periode tersebut.
Indonesia mengambil 11 persen dari total unduhan TikTok di seluruh dunia, dan Brazil berada di posisi kedua dengan 9 persen dari total unduhan, menurut data dari Sensor Tower, dikutip Selasa.
Total unduhan TikTok berjumlah lebih dari 63,3 juta penginstalan, yang merupakan peningkatan 1,6 persen dari Agustus 2019.
Sementara itu, aplikasi konferensi video Zoom menjadi aplikasi non-game kedua yang paling banyak diinstal di seluruh dunia pada bulan lalu dengan lebih dari 52,2 juta unduhan.
Editor: Agung DH