Menuju konten utama

Mondelez Rilis Survei Soal Kebiasaan & Tren Ngemil Orang Indonesia

Mondelez International menungkapkan dalam survei mereka bahwa, orang Indonesia cenderung mengonsumsi cemilan pada pagi hari.  

Mondelez Rilis Survei Soal Kebiasaan & Tren Ngemil Orang Indonesia
Ki-Ka) Food influencer Windy Iwandy Prasad, Sosiolog, Dosen, Pengamat Sosial DR.Dra. Erna Ermawati Chotim, M.Si dalam acara peluncuran survei dari Mondelez International bertajuk The State of Snacking yang digelar di Kembang Goela, Jakarta (12/3). foto/rilis mondeles

tirto.id - Mondelez International, salah satu pemimipin global dalam industri makanan ringan yang terkenal dengan produk-produknya yang ikonik seperti Oreo, Cadbury, dan Keju KRAFT, meluncurkan sebuah survei bertajuk The State of Snacking.

Survei ini dilakukan untuk menganalisa kebiasaan, wawasan dan tren ‘ngemil’ konsumen di Indonesia dan 11 negara lainnya.

“Kami menyadari bahwa terjadi perubahan kebiasaan ngemil dengan meningkatnya urbanisasi, padatnya kesibukan, serta berubahnya keinginan masyarakat. Survei ini bertujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan, baik fungsional maupun emosional, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang sangat lekat dengan camilan”, terang Sachin Prasad, President Director Mondelez Indonesia alam rilis yang diterima Tirto, Rabu (4/12/2019).

Survei “State of Snacking” menemukan bahwa terdapat potensi yang sangat besar untuk industri makanan ringan, baik secara global dan juga di Indonesia, dikarenakan semakin meningkatnya frekuensi orang ‘ngemil’ sehari-hari.

‘Ngemil’ tidak lagi hanya berfungsi untuk asupan tubuh, namun banyak orang menggunakan momen menikmati ‘ngemil’ untuk membangun kedekatan sosial, koneksi, dan bahkan membentuk identitas pribadi mereka

Inilah dia beberapa temuan survei State of Snacking dari Mondelez International yang mengungkap kebiasaan dan tren ‘ngemil’ masyarakat Indonesia:

Lebih Banyak Mengonsumsi Camilan daripada Makanan Berat

Lebih tinggi dari rata-rata global, orang Indonesia mengkonsumsi camilan lebih sering daripada makanan berat, yakni hampir 3x sehari, dibanding 2.5x makanan berat sehari.

Sebanyak 75 persen responden mengatakan bahwa makanan ringan yang gampang dikonsumsi di sela-sela aktivitas mereka lebih cocok dengan gaya hidup saat ini.

Sebanyak 77 persen (18 persen lebih tinggi dari rata-rata global) lebih memilih mengkonsumsi makanan ringan lebih sering di sepanjang hari daripada sesekali mengonsumsi makanan berat. Bahkan 53 persen mengatakan bahwa mereka tidak memiliki waktu lagi untuk makan makanan berat.

Cenderung Mengonsumsi Camilan di Pagi Hari

Survei menemukan bahwa masyarakat Indonesia cenderung mengkonsumsi camilan di pagi hari, lebih pagi di antara negara-negara lainnya, yakni di sela-sela makan pagi dan makan siang.

Terkait temuan ini, sosiolog Dr. Erna Ermawati Chotim, M. Si, menambahkan bahwa fenomena ini terjadi karena orang Indonesia rata-rata menempuh perjalanan panjang menuju tempat kerja masing-masing, sehingga memerlukan waktu lebih pagi untuk menyiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat.

Sehingga, mereka memerlukan camilan untuk pengisi energi setelah makan pagi dan sebelum makan siang.

Camilan Diperlukan untuk Memenuhi Kebutuhan Emosional dan Mental

Ternyata masyarakat Indonesia memerlukan ‘ngemil’ untuk kebutuhan mental dan emosional, dibandingan sekedar mengenyangkan perut.

Sebanyak 93 persen mengatakan bahwa ‘ngemil’ dilakukan untuk meningkatkan suasana hati, 91 persen untuk menemukan momen tenang atau me-time dengan diri sendiri dan memberikan rasa nyaman, sementara ‘hanya’ 84 persen responden yang mengatakan ‘ngemil’ diperlukan untuk memberikan asupan untuk tubuh.

“Ngemil” untuk Meningkatkan Kebersamaan

Yang menarik, 23 persen lebih tinggi dari rata-rata global, 86 persen responden mengatakan bahwa mereka mempergunakan momen ‘ngemil’ untuk menciptakan kebersamaan dengan orang lain.

Tak hanya itu, masyarakat Indonesia melihat camilan sebagai sebuah medium untuk terhubung dengan dirinya sendiri dan juga budayanya.

Sekitar 59 persen responden – 27 persen lebih tinggi dari rata-rata global- mengatakan bahwa mereka memiliki tradisi ‘ngemil’ setiap harinya.

Ternyata 68 persen dari responden Indonesia percaya bahwa kebiasaan mengemil dapat mempertahankan tradisi keluarga.

Terkait fenomena ini, Erna menjelaskan, “Masyarakat Indonesia sedari dulu menggunakan makanan atau camilan sebagai pencair suasana dalam momen kebersamaan, apalagi orang Indonesia memang merupakan masyarakat kolektif yang senang bersosialisasi. Jadi sangat relevan bahwa menikmati camilan menjadi momen untuk menjadi lebih terhubung dengan lingkungan sosialnya.”

Tren Camilan di Masa Depan: Masyarakat ingin camilan yang nikmat dan juga bernutrisi

Sebanyak 2/3 responden survei menyatakan bahwa mereka menginginkan camilan yang lebih bernutrisi di masa mendatang.

Tiga harapan utama dari orang Indonesia akan camilan di masa mendatang adalah camilan yang kaya vitamin (60%), rendah gula (57%), dan segar (56%).

“Dengan memahami kebiasaan dan tren mengemil orang Indonesia, Mondelez Indonesia akan terus berinovasi dengan produk-produknya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, agar dapat menyediakan camilan yang tepat, untuk momen yang tepat pula, sesuai dengan tujuan perusahaan, yakni Snacking Made Right”, jelas Sachin.

Menurut Sachin, saat ini portfolio produk Mondelez Indonesia telah merefleksikan kebiasaan dan kebutuhan konsumen akan camilan melalui ragam produk yang dapat dikonsumsi mulai dari pagi hingga malam hari.

“Untuk memenuhi preferensi konsumen yang cenderung mengonsumsi camilan di pagi hari contohnya, Mondelez Indonesia menghadirkan biskuit Belvita yang dirancang khusus sebagai untuk sarapan seimbang. Sementara itu Oreo memberikan konsumen momen-momen untuk mempererat hubungan satu sama lain di siang atau sore hari dengan ritual ternamanya, putar—jilat—celup”, tutup Sachin.

Penulis: Tim Media Servis