Menuju konten utama
Periksa Fakta

Modus Penipuan Salah Mengirim Pulsa: Hoaks/Fakta?

Pola penipuan lewat SMS biasanya sama. Perbedaannya biasanya hanya ditemukan pada sejumlah kata atau kalimat tertentu.

Modus Penipuan Salah Mengirim Pulsa: Hoaks/Fakta?
Header Periksa Fakta. tirto.id/Quita

tirto.id - Ada berbagai cara yang dilakukan pelaku penipuan untuk menjerat korban melalui pesan SMS maupun internet. Baru-baru ini, tersebar sebuah pesan di platform WhatsApp mengenai salah satu modus penipuan lewat SMS salah kirim pulsa. Pesan tersebut berbunyi sebagai berikut:

PENIPUAN MODEL BARU.....!!!

Modus'nya salah ngisi pulsa ke nomer kita,

lalu dia ngirim cara untuk ngembali'in pulsa....

Tapi sebenarnya yg dia kirim adalah format pengalihan DATA Kalo sampe kita tekan format itu maka Wassalam, semua panggilan dan sms masuk akan masuk ke hp si Penipu itu

termasuk VERIFIKASI aplikasi (WA,IG,FB TELEGRAM, KONGKOW MESSENGER, TOKEN BANK, dll) Maka Saya Ingatkan Agar

berhati-hatilah dengan Modus Baru Penipuan itu, Jika ada Pulsa nyasar ABAIKAN Saja, JGN pernah mau mengikuti saran/instruksi si Penipu itu utk mengembalikan pulsa. Biasanya dia ngisi pulsa'nya 50rb, terus dia minta untuk mengembalikan'nya Rp.40rb saja......!!!

Jika ada pulsa nyasar Biarkan saja anggap aja itu REZEKI yang TDK di sangka".

Jika dia ngeyel minta dibalikin pulsa'y, kirim manual saja lewat Mkios, jangan sekali" tekan FORMAT yang dikirim si Penipu yaaa.....? dari pada anda nanti kena musibah besar.....!!!

WASPADALAH......!!! dan..........>

Sebarkan Ke Semua Teman atau Grup Kalian.....

Lantas, bagaimana kebenaran pesan berantai ini?

Penelusuran Fakta

Masyarakat kerap mendapati pesan penipuan melalui SMS. Polanya masih tergolong sama, kadang hanya kata-kata tertentu saja yang mengalami perubahan.

Beberapa pola tersebut, seperti ditulis Liputan6.com, termasuk SMS hadiah atau undian, SMS mengatasnamakan keluarga yang kecelakaan, modus mama kehabisan pulsa, SMS dari kawan lama, hingga penipu yang mengaku sebagai operator bank dan meminta kode One Time Password (OTP).

Terkait pesan di atas, Tirto mengonfirmasinya kepada pakar teknologi informasi, Onno W. Purbo. Menurut Onno, informasi tersebut berisi salah satu teknik penipuan yang memang mungkin terjadi di dunia maya. Secara umum, teknik ini masuk dalam kategori teknik phising, social engineering, SMS penipuan dan beragam teknik penipuan lainnya.

Melalui email, Onno menerangkan bahwa calon korban akan diminta untuk mengklik kode URL, scan QR code, atau dengan trik lainnya lewat gambar. Penipuan ini sangat berbahaya karena dapat sampai mengambil data-data pribadi, isi buku telepon, dan data pribadi lainnya.

Menurut pakar teknologi yang baru meraih penghargaan Jonathan B Postel Service Awards tersebut, korban dari jenis penipuan SMS ini banyak sekali. Ia menuturkan, hampir setiap hari mendapat pengaduan seperti ini.

Korban juga kerap meminta tolong cara agar bisa mengembalikan uang atau akun media sosial mereka yang diretas. Padahal, menurut Onno, situasinya akan sulit jika akun media sosial sudah kena retas.

Onno menyarankan agar masyarakat jangan percaya dengan pesan-pesan tidak jelas yang memberi harapan tertentu seperti hadiah atau pulsa. Pengguna telepon genggam sebaiknya jangan klik link tertentu, terutama yang diberikan orang tak dikenal, secara sembarangan.

Ia juga menyarankan masyarakat agar mengedukasi diri terkait keamanan berinternet dan juga mitigasi keamanan digital.

Masyarakat juga bisa mencegah SMS penipuan dengan menginstall aplikasi “Truecaller” atau aplikasi “Clean Messaging: Block SMS Spam”. Truecaller merupakan aplikasi yang memungkinkan pengguna mengetahui siapa yang menghubungi mereka. Pengguna juga dapat memblokir nomor telepon tertentu jika dianggap spam.

Sementara Clean Messaging memungkinkan pengguna memblokir semua jenis SMS spam secara otomatis. Selain itu, kotak masuk SMS akan bersih dan rapi karena SMS spam akan masuk folder khusus spam. Aplikasi ini juga memungkinkan penguna untuk memblokir nomor tak dikenal, alpha numeric sender, dan juga provider.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa informasi penipuan "salah isi pulsa" yang baru-baru ini tersebar di platform WhatsApp masuk dalam kategori penipuan yang mungkin terjadi di dunia maya.

Masyarakat sebaiknya berhati-hati terhadap pesan tak dikenal yang mengarahkan untuk mengklik link (tautan) tertentu atau mengirimkan kode tertentu kepada pengirim.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Teknologi
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Irma Garnesia