tirto.id - Kementerian penerbangan sipil Mesir mengumumkan mereka telah mengerahkan tim pencari dan penolong (SAR) untuk mencari sebuah Airbus A320 milik maskapai nasional negeri tersebut, EgyptAir, yang dinyatakan hilang di atas Laut Mediterania Kamis (19/5/2016).
Seorang sumber pada kementerian juga menyatakan bahwa pemerintah Mesir saat ini sedang berusaha keras mengumpulkan informasi teknis mengenai kondisi pesawat.
Seperti yang telah dilaporkan sebelumnya, maskapai nasional Mesir EgyptAir menyatakan salah satu pesawatnya yang tengah terbang dari Paris menuju Kairo menghilang dari pantauan radar di atas Laut Tengah.
"Seorang sumber remis pada EgyptAir menyatakan bahwa Flight MS804, yang berangkat dari Paris pukul 23:09 [CEST], menuju Kairo hilang dari radar," kata maskapai itu dalam akun resmi Twitter-nya.
Cuitan-cuitan berikutnya dari EgyptAir menyatakan bahwa pesawat yang terbang pada ketinggian 37.000 kaki (11.280 meter) itu hilang begitu masuk wilayah udara Mesir.
Menurut flightradar24.com, pesawat ini berasal dari jenis Airbus A320 dan posisi terakhirnya diketahui berada di atas Laut Mediterania yang juga disebut Laut Tengah.
Pesawat ini mengangkut 59 penumpang yang terdiri dari 15 orang Prancis, 30 orang Mesir, 1 orang Inggris, 1 orang Belgia, 2 orang Irak, 1 orang Kuwait, 1 orang Saudi, 1 orang Sudan, 1 orang Chad, 1 orang Portugis, 1 orang Aljazair, 1 orang Kanada, serta 10 awak kabin pesawat.
EgyptAir menyatakan pusat krisis mereka telah bekerja sama dengan pihak yang berwenang, dan berjanji akan mengeluarkan informasi tambahan jika telah tersedia. Maskapai itu juga telah menyediakan dokter, penerjemah dan semua layanan yang diperlukan untuk anggota keluarga penumpang selama mereka berada di bandar udara Kairo.
EgyptAir sendiri terpantau mengganti cover foto dalam akun Facebook mereka dari yang tadinya bergambar pesawat EgyptAir terbang di udara, menjadi warna biru tua dengan logo EgyptAir di pojok kiri bawah.
Mesir sendiri merupakan tujuan wisata populer untuk turis Barat, terutama karena situs-situs arkeologi kunonya dan resort-resort indahnya di tepi Laut Merah.
Namun industri pariwisata Mesir sempat terpukul setelah jatuhnya sebuah pesawat jet milik maskapai Rusia yang kemudian diakui dilakukan oleh ISIS, demikian seperti dikutip dari Reuters.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara