Menuju konten utama

Mereka yang Luar Biasa dengan Sepeda

Bagi kebanyakan orang melakukan hal yang tak biasa dianggap sebagai sosok yang tak waras. Misalnya beberapa orang melakukan hal tak biasa dengan sepeda. Ada sosok-sosok unik memilih bersepeda mengelilingi Indonesia hingga lintas negara. Tak hanya kepuasan yang digapai tapi juga ada misi lainnya. Siapa saja mereka?

Mereka yang Luar Biasa dengan Sepeda
Komunitas pecinta sepeda yang tergabung dalam Gowes Mudik 2016 Bandung untuk jalur selatan melanjutkan perjalanan di kawasan jalan raya Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Antara foto/Fahrul Jayadiputra

tirto.id - Bambang Pramudjianto, asal Jakarta telah menjelajahi hampir seluruh wilayah Indonesia. Menariknya, penjelajahannya dilakukan dengan menggunakan sepeda. Tujuannya mengelilingi Indonesia dengan membawa misi besar mengkampanyekan “Jumat bersepeda” bagi seluruh pegawai negeri di pemerintah daerah seluruh Indonesia. Harapannya, seluruh pegawai pemerintah di 700 pemda menggunakan sepeda setiap hari Jumat dengan tujuan agar mengurangi polusi udara, pengematan bahan bakar minyak, dan badan menjadi sehat.

Selain Bambang, ada Ismail. Pria asal Indramayu ini telah berkeliling Indonesia selama 27 tahun. Berpetualang dengan sepeda tak hanya tantangan fisik saja, pengalaman disandera Fretilin di Timor Timur, dihukum adat di Papua, hingga nyaris meregang nyawa di saat kapalnya tenggelam di Maluku, jadi warna bagi Ismail.

Ismail memulai perjalanan mengelilingi Indonesia saat berusia 20 tahun, tepatnya pada 20 Juni 1989. Hingga 9 September 2016, sekitar 297 kota dan kabupaten serta 33 provinsi yang telah dilalui oleh Ismail. Ia tak hanya mengayuh sepeda saja, ada sebanyak 3,9 juta tanda tangan yang berhasil dikumpulkannya dari para pemimpin atau tokoh-tokoh penting di wilayah yang disinggahinya. Butuh 154 buku untuk menampung tanda tangan tersebut.

Ia juga harus merogoh Rp300 juta untuk membiayai perjalanannya itu, yang bersumber dari uang pribadi dan sumbangan orang lain. Selain itu, selama 27 tahun mengelilingi Indonesia, Ismail telah berganti sepeda sebanyak 33 kali. Ada misi besar di balik berkeliling dengan sepeda, Ia ingin menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air dan memecahkan rekor dunia sebagai pengumpul tanda tangan terbanyak.

Selain Bambang Pramudjianto dan Ismail, ada sosok Alastair Humphreys, penulis buku Thunder and sunshine. Buku itu merupakan pengalaman pribadinya yang telah melakukan perjalanan menggunakan sepeda dengan melewati tiga daratan besar yaitu Afrika, Amerika, dan Eurasia. Perjalanan tersebut dilakukan selama 4 tahun, dengan melewati 60 negara serta jarak yang ditempuh 46.000 mil.

Humphreys berkeliling dunia dengan sepeda bukan untuk mencari sensasi atau kesenangan belaka. Humphreys punya misi mengumpulkan dana yang digunakan untuk mendirikan organisasi Hope and Home for Children (HHC). Organisasi tersebut berupaya untuk memastikan bahwa semua anak memiliki kesempatan dapat tumbuh dalam kasih sayang keluarga.

Sosok Tom Davise (19) dari Battersea, Inggris, juga mampu menyelesaikan perjalanan sejauh 18.000 mil pada Minggu (8/8/2015). Perjalanan mengelilingi dunia selama enam bulan tersebut, pada akhirnya menorehkan namanya sebagai pesepeda termuda di dunia, sekaligus mendapatkan rekor dunia.

Meskipun telah mendapatkan rekor dunia, ini bukanlah misi sebenarnya. Tujuan perjalanannya adalah untuk mengumpulkan dana untuk disumbangkan kepada penderita kanker di Inggris.

Misi yang mulia itu pun akhirnya membuahkan hasil yang baik. Lebih dari 50.000 poundsterling berhasil dikumpulkan olehnya selama melakukan perjalanan menembus batas Negara. Uang tersebut kemudian dia sumbangkan kepada Prostate Cancer UK dan Carney’s Community yang fokus kepada pemuda difabel.

Sebagian dari uang itu juga akan diberikan pada Sohana Research Fund, dibuat untuk mendukung Sohana Collins (13) yang menderita Recessive Dystrophic Epidermolysis Bullosa (RDEB). Penyakit ini juga disebut “Sakit Kupu-Kupu”. Tak dapat disembuhkan dan termasuk penyakit keras karena membuat kulit melepuh.

Selebihnya ada sosok lain yang menggunakan sepeda sebagai sarana perjuangan dan mimpinya, yaitu Mark Beaumont, Julian Sayarer, Peter Gostelow, Friedel, Andrew Grant, Matt Bridgestock, Dorethee Flack, dan Rob Thomson.

Patut diakui mereka adalah orang-orang luar biasa yang tak semua orang bisa mengikuti jejak mereka. Adanya semangat dan misi besar menjadikan mereka mampu melewati batas-batas kemampuan dan keberanian orang kebanyakan. Dari cerita mereka, membuktikan sepeda hanya sebagai sarana untuk mendukung mimpi-mimpi besar seseorang. Bagaimana dengan Anda?

Baca juga artikel terkait SEPEDA atau tulisan lainnya dari Sammy Mantolas

tirto.id - Humaniora
Reporter: Sammy Mantolas
Penulis: Sammy Mantolas
Editor: Suhendra