Menuju konten utama

Merebut Pasar Kacang Mede Vietnam

Panen mede Vietnam turun hingga 11 persen pada tahun ini. Indonesia yang juga adalah eksportir kacang mede berpotensi mengisi ceruk pasar yang kemungkinan tidak terpenuhi oleh Vietnam. Sayangnya, merealisasikan hal itu bukan hal yang mudah.

Merebut Pasar Kacang Mede Vietnam
Ilustrasi Kacang Mede. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Vietnam sedang mengalami kekeringan terburuk selama 90 tahun terakhir. Penyebabnya adalah curah hujan yang rendah di Delta Mekong dan wilayah lainnya di Vietnam. Kekeringan terburuk ini menimbulkan penurunan produksi pertanian Vietnam seperti padi, lada hitam, kopi hingga jambu mede.

Sektor pertanian adalah andalan Vietnam. Tak hanya memenuhi kebutuhan beras di Asia, Vietnam juga berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan ekspor kacang mede global. Dalam konferensi yang berlangsung di kota Ho Chi Minh awal tahun ini, Asosiasi Kacang Mede Vietnam mengungkapkan jika kacang mede olahan Vietnam mengalami peningkatan sebesar 5 persen pada tahun 2014.

Tahun 2015 terus mengalami peningkatan sebesar 7 persen dan mereka ingin terus meningkatkan volume ekspor kacang mede pada 2016. Namun kenyataan berkata lain. Bloomberg melaporkan bahwa kekeringan karena rendahnya curah hujan di Vietnam menyebabkan panen jambu mede turun hingga 11 persen tahun ini.

Pohon jambu mede memang cocok dibudidayakan di daerah yang memiliki tingkat curah hujan yang tinggi. Seperti di wilayah tenggara Vietnam yakni di provinsi-provinsi daerah Nam Bo Timur seperti Dong Nai, Ba Ria Vung Tau, Binh Phuoc dan beberapa provinsi di daerah Tay Nguyen. Sehingga jika curah hujannya rendah tentu akan berpengaruh pada hasil panen mede dari perkebunan Vietnam yang mencapai 450.000 Ha tersebut.

Penurunan hasil panen langsung mempengaruhi harga kacang mede di Vietnam. Harga domestik melonjak naik. “Tak pernah ada tahun seperti tahun ini,” kata ketua Asosiasi Kacang Mede Vietnam, Nguyen Duc, dikutip dari Bloomberg. Ia mengungkapkan bahwa harga akan tetap tinggi sampai panen tahun depan.

Kacang Mede Vietnam

Kacang mede yang diekspor bisa berupa kacang mede gelondongan (mede yang masih ada cangkangnya) dan kacang mede yang sudah diolah. Vietnam adalah raja dalam ekspor kacang mede global. Vietnam mengekspor kacang mede yang sudah diolah yang tentunya memiliki nilai lebih daripada mede gelondongan. Sekitar 58 persen ekspor global dikuasai negara ini. Pada tahun 2014, Vietnam berhasil mengekspor 289 ribu ton kacang mede. Meningkat menjadi 330 ribu ton kacang mede pada 2015 dengan total nilai ekspor mencapai $2,5 miliar.

Lima pasar utama ekspor kacang mede Vietnam menurut laporan Comtrade adalah Amerika Serikat, Cina dan Belanda. Ekspor kacang mede Vietnam ke Amerika Serikat pada 2014 senilai $617,07 juta. Amerika Serikat memang menjadi pasar utama bagi para pengekspor kacang mede, termasuk Indonesia. Berdasarkan laporan International Nut and Dried Fruit menyebutkan kebutuhan kacang mede Amerika Serikat pada 2014 naik 5,4 persen dari tahun 2004 atau menjadi 136 ribu ton. Sehingga banyak produsen kacang mede yang melirik pasar Amerika Serikat.

Selain Amerika Serikat, pasar terbesar kedua adalah Cina. Pada 2014, nilai ekspor kacang mete Vietnam ke mengekspor $305,99 juta. Sedangkan total impor kacang mede Cina mencapai 52 ribu ton. Cina juga adalah pasar potensial kacang mede yang menjadi negara kedua dengan jumlah impor terbesar. Ada juga Belanda yang mengimpor dari Vietnam senilai $227,36 juta di tahun yang sama. Belanda juga adalah negara pengimpor kacang mede terbesar ketiga di dunia.

Selain itu ada juga Australia yang menjadi pasar utama Vietnam. Tahun 2014 saja total ekspor Vietnam ke negara Kanguru ini senilai $107,21 juta. Australia pun adalah salah satu negara pengimpor kacang mede terbesar di dunia. Masih ada pasar potensial lainnya yang setiap tahun terus meningkatkan impor kacang medenya dari Vietnam.

Meski ekspornya tinggi, tetapi Vietnam bukan penghasil kacang mede terbesar di dunia. Penghasil terbesar adalah India. Tahun 2015, India menghasilkan 172 ribu ton kacang mede gelondongan atau mewakili 23 adalah produksi global. Sedangkan Vietnam hanya mampu memproduksi 113 ribu ton atau sekitar 15 persen dari total produksi global.

Lantas jika produksi domestik Vietnam hanya mampu menghasilkan 113 ribu ton kacang mede, tetapi dalam daftar ekspornya tercatat 330 ribu ton, dari mana datangnya 200 ribu ton kacang mede Vietnam?

Laporan Xinhua tahun 2012 mengungkapkan jika untuk menggenjot ekspor kacang mede, Vietnam terpaksa mengimpor sekitar 300 ribu ton kacang mede gelondongan dari negara-negara ASEAN, India dan juga Brasil. Kacang gelondongan itu diolah lalu di ekspor ke negara-negara lainnya seperti Amerika, Cina bahkan ada yang diekspor lagi ke India.

Sehingga dapat disimpulkan jika produksi mede yang turun tahun ini di Vietnam, dapat diakali pemerintah Vietnam dengan meningkatkan impor kacang gelondongan dari negara lain untuk menjaga jumlah ekspornya kacang mede olahannya. Salah satu yang diincar mungkin Indonesia yang masih mengekspor kacang mete gelondongan dan bukan olahan. Karena data Comtrade menyebutkan tahun 2014 Indonesia mengekspor kacang mete senilai 2,88 juta dolar AS ke Vietnam.

Infografik Kacang Mede

Strategi Merebut Pasar Vietnam

Jika Vietnam tidak menggenjot impor kacang mede gelondongan dari negara lain maka sudah tentu volume ekspornya akan berkurang. Akan ada negara yang jumlah permintaan kacang medenya berkurang. Ini bisa dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor kacang mete ke negara-negara tersebut. Apalagi negara tujuan utama ekspor Indonesia dan Vietnam hampir sama. Sehingga pemerintah perlu mengambil langkah cepat untuk potensi pasar ekspor ini.

Ada beberapa hal yang mungkin harus dilakukan pemerintah Indonesia. Menurut laporan dari Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian, luas areal perkebunan stagnan selama 15 tahun terakhir ini sekitar 16 persen atau 87 ha dalam kondisi rusak karena tidak dipelihara. Mungkin dimulai dengan memperbaiki areal perkebunan yang rusak agar kembali produktif. Ini dapat meningkatkan hasil panen dan produksi kacang mede.

Selain itu produksi kacang mede gelondongan Indonesia tahun 2015 sebesar 12 ribu ton atau sekitar dua persen dari total produksi global. Tentunya ini sangat jauh dibandingkan India atau Vietnam. Apalagi produksi dalam negeri terbilang masih rendah karena menghasilkan kurang lebih 300kg/ha dibandingkan Vietnam dengan produksi kurang lebih 2000 kg/ha. Lagi-lagi peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan produksi kacang mede.

Kebanyakan areal perkebunan mede adalah milih petani dengan teknologi yang sederhana. Sehingga tak heran jika hampir 68 persen produk mede Indonesia yang di ekspor masih dalam bentuk gelondongan. Pemerintah harus mendorong para produsen kacang mede tanah air agar mengekspor kacang mede olahan daripada gelondongan. Karena nilainya jauh lebih tinggi jika telah olahan.

Karena untuk merebut pasar Vietnam tidaklah mudah. Tidak hanya soal kuantitas, tetapi juga kualitas olahan. Karena mungkin meskipun pasokan kacang mede berkurang di beberapa pasar ekspor Vietnam, masih ada India yang siap menjadi pesaing terbesar Indonesia untuk merebut pasar Vietnam.

Baca juga artikel terkait EKSPOR INDONESIA atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Bisnis
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti