Menuju konten utama

Merebaknya "Google" Versi Halal

Mesin pencari islami banyak bertebaran di dunia maya. Saat dilakukan pencarian dengan kata kunci "haram", mesin-mesin ini memblokirnya atau menghasilkan penelusuran yang dianggap islami.

Merebaknya
Ilustrasi orang menggunakan mesin pencari halal. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Di dunia maya, Google adalah mesin pencari yang umum digunakan. Pengguna yang menggunakan mesin pencari tersebut dapat leluasa menggunakan kata kunci yang tak sesuai dengan hukum Islam. Kata kunci yang kerap digunakan untuk mengakses pornografi dan hal-hal lain yang bertentangan dengan kehidupan seorang muslim bisa diproses oleh Google dengan mudah.

Namun, kini ada alternatif: mesin-mesin pencari yang islami. Mesin-mesin pencari islami ini tak akan membiarkan hasil pencarian menampilkan laman-laman "haram" atau tak sesuai dengan nilai Islam.

Halalgoogling merupakan salah satu mesin pencari islami yang ada di dunia maya. Mesin pencari tersebut memblokir penggunanya terhadap hal-hal yang bertentangan dan dilarang oleh Islam. Konten-konten anti-Islam dan kata kunci semisal judi, miras, dan pornografi, akan diblokir oleh mesin pencari tersebut.

Pengguna yang mengetikkan kata kunci yang dilarang tersebut tidak akan memperoleh hasil pencarian atas kata kunci tersebut. Pengguna hanya akan diberi tahu bahwa kata kunci yang diketikkan, kemungkinan termasuk dalam unsur haram oleh mesin pencari tersebut.

Secara teknis, apa yang dilakukan Halalgoogling terbilang sederhana. Mereka menambahkan “filter haram” atas hasil pencarian mesin pencari tersebut. Kata atau frasa yang telah dimasukkan dalam filter haram tidak akan bisa diproses oleh mesin pencari tersebut.

Sayang, saat dicoba, mesin pencari tersebut seringkali memunculkan pesan “error” atas pencarian yang dilakukan meskipun tidak memasukkan kata atau frasa yang dianggap haram.

Selain Halalgoogling, ada pula IslamSearch yang menggabungkan dunia Islam dengan mesin pencari. Berbeda dengan Halalgoogling, mesin pencari ini tidak memblokir "kata-kata haram" dari mesin pencarinya. IslamSearch hanya mengindeks beberapa situsweb islami sebagai basis data pencarian yang dilakukan.

Jika pengguna mengetikkan kata kunci “alcohol” misalnya, mesin pencari tersebut tetap akan memprosesnya, tapi hanya menampilkan hasil pencarian dari situsweb-situsweb yang telah mereka "restui". Saat dicoba, hasil pencarian untuk kata kunci "alcohol” di IslamSearch menampilkan sebuah artikel berjudul “Why does Islam Prohibit the Consumtion of Alcohol?” sebagai hasil pencarian teratas mesin pencari tersebut.

Tentu hasilnya jauh berbeda bila dibandingkan dengan mesin pencari Google. Saat dicoba dengan kata kunci yang sama, Google menampilkan artikel tentang alkohol di situsweb Wikipedia sebagai hasil teratas mereka.

Selain IslamSearch, ada pula Search for Islam atau Sheikh Google. Mirip dengan IslamSearch, mesin ini hanya mengindeks situsweb-situsweb islami yang mereka “restui” sebagai basis data pencarian yang dilakukan oleh mesin tersebut. Kala kata kunci “alcohol” diketikkan pada kolom pencarian mesin pencari tersebut, Search for Islam menampilkan sebuah artikel berjudul “Just Ask Islam - ‘Cooked Alcohol?’ HARAM?”

Tentu, hasil pencarian lainnya dari mesin pencari tersebut, juga lebih menitikberatkan artikel-artikel bertema Islam atas kata kunci yang diketikkan tersebut.

Terakhir, ada nama Yufid sebagai mesin pencari yang menggabungkan dunia Islam dengan algoritma mesin pencari. Yufid lebih mirip dengan IslamSearch dan Search for Islam dibandingkan dengan Halalgoogle. Mereka tidak melakukan pemblokiran pada kata atau frasa yang dinilai haram dan hanya mengindeks situsweb islami semata sebagai basis data pencarian. Saat kata kunci “alcohol” diketikkan di kolom pencarian mesin pencari tersebut, sebuah artikel dengan judul “Alcohol Archives - Nasihat Sahabat” menjadi yang tampil teratas di halaman hasil pencarian mereka.

Yang menarik, dibandingkan nama-nama mesin pencari di atas, Yufid bisa dikatakan sebagai satu-satunya mesin pencari islami yang mendukung bahasa Indonesia dengan cukup baik.

Infografik Mesin Pencari Halal

Sayangnya, selain Halalgoogle, mesin-mesin pencari islami di atas sebenarnya merupakan mesin pencari Google yang telah dimodifikasi dengan hanya mengizinkan situsweb tertentu yang mereka hendak jadikan basis data semata. Sesungguhnya, dengan menggunakan Google pun, hasil pencarian islami cukup mudah bisa dilakukan. Apalagi jika si pengguna internet familiar dengan fitur Advanced Search yang dimiliki oleh Google.

Keberadaan mesin pencari islami juga perlu disikapi dengan sikap kritis. Mengingat, sebagaimana dikutip dari BBC, pada 2015 lalu, Google memperoleh uang senilai $52,4 milyar atas iklan yang mereka tampilkan di situs mesin pencari tersebut. Dengan kata lain, bisnis mesin pencari merupakan salah satu bisnis yang menggiurkan di jagat maya.

Menurut NetMarketshare, Google saat ini menjadi penguasa dengan pangsa pasar sebesar 96,1 persen di pencarian yang dilakukan di perangkat mobile. Untuk perangkat Desktop, Google tetap berkuasa dengan pangsa pasar sebesar 79,79 persen.

Kehadiran mesin pencari islami tentu bisa dipahami bila melihat besarnya "pasar muslim." Mereka tentu mengharapkan umat islam pengguna internet memakai mesin pencari islami. Sebagaimana dikutip Materia Islamica, setidaknya ada 487.139.962 pengguna internet berasal dari negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Tentu, penduduk negara-negara tersebut tidak semuanya beragama Islam. Namun, jika kita ambil 60 persen saja dari angka tersebut, angkanya cukup menggiurkan bagi para pengembang mesin pencari islami.

Apalagi, sebagaimana dikutip Statista, belanja iklan mesin pencari mengalami peningkatan cukup baik. Pada 2016 lalu, belanja iklan di mesin pencari diperkirakan berada di angka $83,06 miliar. Di tahun 2017 ini, diprediksi belanja iklan mesin pencari naik menjadi $92,4 miliar.

Mesin pencari jelaslah segmen yang menggiurkan. Kecenderungan banyak orang Islam untuk menganut gaya hidup halal pun bisa mendukung terbentuknya ceruk pasar mesin pencari islami.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Maulida Sri Handayani