Menuju konten utama

Merapi Erupsi, Badan Geologi Minta Pemda Lakukan Mitigasi

Badan Geologi meminta masyarakat tak beraktivitas di area erupsi Merapi.

Merapi Erupsi, Badan Geologi Minta Pemda Lakukan Mitigasi
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc.

tirto.id - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan mitigasi demi menghindari bencana erupsi Gunung Merapi. Rentetan guguran awan panas masih berlangsung sejak Rabu (9/3/2022).

"Kepada Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Boyolali agar melakukan upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman erupsi Gunung Merapi," kata Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto pada Kamis (10/3/2022).

Dirinya juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan kegiatan dan menjauhi daerah sekitar Gunung Merapi yang memiliki potensi berbahaya.

"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat vulkanik dan erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi," jelasnya.

Eko meminta masyarakat agar segera melaporkan kepada pos pengamatan Gunung Merapi terdekat.

"Masyarakat bisa mengakses informasi resmi melalui aplikasi Magma Indonesia dan media sosial BPPTKG," terangnya.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya peningkatan aktivitas seismik di Gunung Merapi dan menunjukkan adanya kemunculan awan panas guguran sejauh 5 kilometer mengarah ke tenggara. Kejadian ini bermula pada Rabu (9/3/2022) pukul 23.18 WIB.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mencatat adanya lava pijar sebanyak 7 kali dan meluncur ke arah barat daya dengan jarak maksimum 1,8 kilometer.

"Awan panas guguran terjadi pada pukul 23.18, 23.29, 23.38, 23.44 dan 23.53 WIB, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter dan durasi maksimal 570 detik," katanya dalam laporan yang diterima Tirto.

Peristiwa awan panas terus berlanjut hingga Kamis (10/3/2022) dini hari dan menyebabkan terjadinya hujan abu di sejumlah wilayah seperti di Pos Pengamatan Gunungapi Babadan, Desa Tlogolele, Desa Ketep, Desa Jati, Desa Soronalan dan Desa Gantang di Kecamatan Sawangan, Desa Paten, Desa Sengi dan Desa Krinjing di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Kemudian juga Desa Balerante di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

"Awan panas bergerak meluncur dengan jarak maksimal 2 kilometer pada Kamis dini hari pada pukul 00.22, 01.00, 01.22, 01.35, 02.07 WIB, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter dan durasi 191 detik," terangnya.

BPPTKG melaporkan adanya aktivitas gempa yang didominasi oleh guguran hingga akhirnya mulai melandai pada pukul 01.30 WIB.

"Sementara itu, BPPTKG memberikan informasi bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer," jelasnya.

Material vulkanik juga berpotensi menimbulkan letusan dan menjangkau radius 3 kilometer di sejumlah titik Gunung Merapi.

"Ada di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait ERUPSI MERAPI atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky