Menuju konten utama

Menteri Rizal Minta Google Buat Aplikasi untuk Nelayan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meminta Google mengembangkan aplikasi seluler untuk membantu para nelayan Indonesia.

Menteri Rizal Minta Google Buat Aplikasi untuk Nelayan
File foto - XL meluncurkan mFish yang merupakan aplikasi berbasis teknologi selular untuk memaksimalkan produktivitas nelayan yang berisi informasi prakiraan cuaca, ketinggian pasang surut serta lokasi pencarian ikan dan plankton. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meminta Google mengembangkan aplikasi seluler untuk membantu para nelayan Indonesia.

"Kami minta secara khusus agar Google mengembangkan aplikasi yang bermanfaat buat nelayan," kata Rizal, usai menerima CEO Project Loon Google Mike Cassidy di Jakarta, Selasa, (15/3/2016).

Rizal meminta perusahaan jasa dan produk internet tersebut mengembangkan aplikasi cuaca, area tangkapan, hingga pasar ikan yang bisa diakses nelayan. Pengembangan aplikasi untuk nelayan itu, diharapkan juga dapat didukung dengan implementasi proyek balon internet yang akan diujicobakan Google di Indonesia, yakni "Project Loon".

"Nelayan kita susah, mereka susah tidak bisa komunikasi di laut kecuali mereka beli telepon satelit. Itu kan mahal banget," kata Rizal.

Dengan pengembangan "Project Loon" sebagaimana aplikasi seluler pendukungnya, Rizal berharap nelayan bisa mendapatkan info tentang cuaca, info area tangkapan, serta dapat menjual hasil tangkapannya secara langsung. "Jadi akan meningkatkan trade," ujar Rizal.

Rizal mengatakan “Project Loon” akan diujicoba selama satu tahun di kawasan timur Indonesia itu, dipastikan akan dimulai tahun ini.

"Google minta akan coba proyek ini satu tahun. Setelah setahun, kita akan diskusikan dengan operator Indonesia. Wilayahnya kita fokus di kawasan Indonesia timur," kata Rizal.

Apabila proyek ini berhasil, kemungkinan akan menjawab harapan para nelayan. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, Dedi Mulyadi, di Bandung, Selasa, (8/3/2016) mengatakan tradisi melihat peredaran bintang untuk meramal kondisi cuaca tidak ditinggalkan begitu saja karena teknologi smartphone masih belum bisa dipergunakan di tengah laut.

“Kami harap, ke depan nelayan mendapatkan sarana yang lebih lengkap untuk menunjang aktivitas melaut seperti Global Positioning System (GPS) untuk menuntun arah dan titik kumpul ikan,” ungkap Dedi.

Baca juga artikel terkait APLIKASI NELAYAN atau tulisan lainnya

Reporter: Mutaya Saroh

Artikel Terkait