Menuju konten utama

Mensos Gus Ipul Apresiasi Pengusaha Bali Berdayakan Kaum Difabel

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengapresiasi langkah pemilik Krisna Nusantara Grup yang memberdayakan dan mempekerjakan kaum difabel di Bali.

Mensos Gus Ipul Apresiasi Pengusaha Bali Berdayakan Kaum Difabel
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat mengapresiasi pemilik perusahaan oleh-oleh di Bali, Selasa (25/2/2025). (FOTO/dok. Kemensos)

tirto.id - Langkah pengusaha asal Bali, Gusti Ngurah Anom (Ajik Krisna), yang memberdayakan dan mempekerjakan kaum difabel mendapat apresiasi Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Menurut Gus Ipul, kepedulian sosial pemilik Krisna Nusantara Grup tersebut layak diteladani oleh pengusaha lainnya.

"Jadi saya datang ke sini ingin belajar sekaligus mengajak pengusaha-pengusaha lain untuk meniru Pak Ajik ini yang telah dengan nyata memberikan kesempatan kepada semua pihak, siapa pun yang memang ingin menjadi pekerja yang baik mulai dari pendidikan, pelatihan, dan kemudian boleh magang sampai akhirnya menjadi pegawai di sini," kata Gus Ipul mengapresiasi pemilik perusahaan oleh-oleh di Bali tersebut, Selasa (25/2/2025).

Krisna Nusantara Grup selama ini telah mempekerjakan kaum difabel hingga melebihi 1 persen dari total pegawainya. Praktik ini selaras dengan amanat Undang-Undang tentang Penyandang Disabilitas.

UU Nomor 8 Tahun 2016 tersebut mengamanatkan kementerian dan lembaga serta BUMN memberikan peluang bekerja kepada penyandang disabilitas sebanyak 2 persen dari total pegawai. Sementara itu, untuk perusahaan swasta, jumlahnya minimal 1 persen.

Maka itu, menurut Gus Ipul, keputusan Ajik Krisna yang memberikan lapangan kerja bagi kaum difabel melebihi 1 persen yang diwajibkan merupakan sesuatu yang istimewa.

Untuk mendorong pemilik usaha lain mengikuti jejak Ajik Krisna, Gus Ipul pun melakukan berbagai kolaborasi yang memperkuat pemberdayaan bagi kaum difabel.

Salah satu upaya itu ialah melalui kolaborasi dengan PT Krisna Nusantara Grup, PT Mitra Adiperkasa Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, Kelompok Masyarakat Pandansari, dan The Kayon Jungle Resort.

Kolaborasi itu dipertegas dengan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama dalam rangka pelaksanaan program pemberdayaan sosial-ekonomi.

Gus Ipul mengingatkan, penguatan pemberdayaan kaum difabel tak cukup dengan hanya menyediakan lapangan kerja. Menurut dia, dibutuhkan pula penguatan kapasitas dan skill penyandang disabilitas.

Pertimbangan tersebut mendasari langkah Kementerian Sosial (Kemensos) menyediakan beragam jenis pelatihan untuk membantu penyandang disabilitas mengakses pekerjaan.

"Untuk itu kita berusaha untuk meningkatkan keterampilan para penyandang disabilitas, mulai penyediaan sekolah dan penyediaan pelatihan," ujar Gus Ipul.

Selain meresmikan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama, Gus Ipul bersama Sekretaris Jenderal Kemensos Robben Rico didampingi Kepala Dinas Sosial P3A Provinsi Bali Luh Ayu Aryani juga menyapa para penyandang disabilitas, kelompok perempuan rentan, dan pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial lainnya, yang sedang membuat piring rotan dan sandal hotel.

Gus Ipul memberikan semangat kepada mereka yang baru belajar membuat produk tersebut selama tiga hari terakhir. "Semangat ya, ini baru belajar. Nanti sehari bisa bikin 25 buah," ucap Gus Ipul.

Bisnis Sosial Krisna Nusantara Grup

Mendapatkan apresiasi dan atensi dari Mensos Gus Ipul, Gusti Ngurah Anom selaku owner Krisna Nusantara Grup mengaku terharu. Apalagi Gus Ipul juga menyempatkan datang ke tempat usahanya.

"Menjadi kebanggaan kami sebagai garda terdepan kesejahteraan sosial khususnya untuk Bali," ujar pengusaha yang biasa disapa Ajik Krisna tersebut.

Pengusaha yang menekuni usaha konveksi sebelum sukses dengan bisnis oleh-oleh khas Bali melalui Krisna Nusantara Grup itu mengaku sejak lama menaruh perhatian pada kaum difabel.

Oleh karena itu, sejak awal memulai berbisnis, Ajik berusaha menerapkan pemberdayaan masyarakat, khususnya untuk kaum difabel. "Kita sudah lakukan 70 persen perusahaan, 30 persen sosial," terang dia.

Saat bisnisnya sudah berkembang, Ajik bahkan memperbesar porsi alokasi keuntungan usahanya untuk kegiatan sosial menjadi 70 persen. Sisanya baru untuk perusahaan. "Tiap bulan kami lakukan kegiatan sosial," tuturnya.

Ajik meyakini memberikan porsi lebih besar di kegiatan sosial membuat usahanya makin maju. Kini dia tengah menyiapkan tempat usaha lain seluas 4 hektare lebih di Gianyar.

"Mudah-mudahan 2026 atau 2027 pembangunan selesai, kita angkat kearifan lokal, seni dan budaya. Tak ada margin (laba). Bisnis tak semua harus profit," ujar Ajik.

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis