Menuju konten utama

Menlu Inggris Desak Negara Arab Akhiri Boikot terhadap Qatar

Sebelumnya, para menteri luar negeri dari blok pimpinan Saudi yang menjatuhkan embargo terhadap Qatar menyesalkan respons "negatif" Qatar terhadap daftar tuntutan mereka.

Menlu Inggris Desak Negara Arab Akhiri Boikot terhadap Qatar
Warga berjalan melewati kantor Qatar Airways di Manama, Bahrain, Kamis (8/6). Foto diambil tanggal 8 Juni 2017. ANTARA FOTO/REUTERS/Hamad I Mohammed

tirto.id - Inggris melalui Menteri Luar Negeri Boris Johnson pada Sabtu (8/7/2017) waktu setempat mendesak negara-negara Arab untuk mengakhiri boikot mereka terhadap Qatar.

Johnson bertemu dengan Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Khaled Al-Sabah pada Sabtu dan dijadwalkan mengunjungi Qatar di hari yang sama.

“Yang perlu dilihat orang-orang adalah deeskalasi dan progres dalam menangani pendanaan teroris di lawasan ini, dan progres untuk mengakhiri blokade ini," ucap Johnson, menyuarakan dukungan kepada Kuwait sebagai mediator dalam krisis tersebut.

Johnson, yang juga mengadakan pembicaraan di Arab Saudi pada Jumat (7/7/2017) lalu, mengatakan "sangat tidak mungkin" krisis saat ini akan mengarah pada konflik militer.

"Semua orang yang saya ajak bicara mengatakan sebaliknya. Tidak ada kemungkinan konfrontasi militer," kata Johnson sebagaimana dikutip dari Antara.

"Blokade tersebut tidak diinginkan dan kami berharap akan ada deeskalasi," ungkapnya menambahkan.

Sebagaimana diketahui, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain bulan lalu mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar atas tuduhan bahwa negara emirat itu mendanai ekstremis dan memiliki hubungan dekat dengan musuh bebuyutan Arab Saudi, Iran.

Sementara itu, sebelumnya para menteri luar negeri dari blok pimpinan Saudi yang menjatuhkan embargo terhadap Qatar telah menyesalkan respons "negatif" Qatar terhadap daftar tuntutan yang mereka ajukan untuk mengakhiri krisis diplomatik.

Menteri dari Mesir, Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab "menyesalkan respons negatif dari Qatar," kata mereka, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry, setelah pertemuan di Kairo.

Berbicara kepada para wartawan setelah membacakan pernyataan itu, Shoukry mengatakan respons Qatar terhadap persyaratan blok itu "tidak ada isinya."

Namun, para menteri itu tidak menyebutkan akan ada eskalasi setelah batas waktu yang mereka tetapkan untuk Qatar berakhir, dan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan mereka akan "mengambil langkah pada waktu yang tepat."

Sebelumnya pada Rabu (5/7/2017), Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan telah menerima respons Qatar atas tuntutan mereka – yang mencakup Doha menghentikan dukungan kepada Ikhwanul Muslimin dan menutup stasiun penyiaran Al-Jazeera.

Arab Saudi dan sekutu-sekutunya belum mengatakan langkah yang bisa mereka ambil selanjutnya, namun ada kekhawatiran embargo lebih luas yang merugikan ekonomi Qatar.

Negara-negara tersebut mengeluarkan daftar permintaan berisi 13 poin pada 22 Juni, memberi Qatar 10 hari untuk merespons. Batas waktu itu diperpanjang 48 jam pada Minggu (2/7/2017) atas permintaan Kuwait, yang menengahi krisis, dan Qatar memberikan tanggapan pada Senin (3/7/2017) lalu.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN DIPLOMATIK atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari