Menuju konten utama

Menkeu & Bank Sentral ASEAN+3 Sepakat Kerja Sama Keuangan

Penguatan kerja sama keuangan dilakukan melalui inisiatif di bawah RFA Future Direction, CMIM, ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), serta ABMI.

Menkeu & Bank Sentral ASEAN+3 Sepakat Kerja Sama Keuangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan saat acara High Level Dialogue (Seminar) on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Rabu (29/3/2023). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/tom.

tirto.id - Para menteri keuangan (menkeu) dan gubernur bank sentral negara anggota ASEAN+3 sepakat memperkuat kerja sama keuangan regional. Hal itu disepakati dalam pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Kawasan ASEAN+3 ke-26, di Incheon, Korea Selatan, Selasa (2/5/2023).

Dikutip dari Antara, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, penguatan kerja sama keuangan dilakukan melalui inisiatif di bawah Regional Financing Arrangements (RFA) Future Direction, Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM), ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), serta Asian Bond Markets Initiative (ABMI).

Kemudian, melalui pembiayaan risiko bencana (Disaster Risk Financing/DRF) dan ASEAN+3 Future Initiatives termasuk pembiayaan infrastruktur, kajian studi pada fasilitas non pembiayaan, DRF, serta kajian studi beberapa tema strategis atas digitalisasi keuangan, keuangan berkelanjutan, utang korporasi, utang rumah tangga, dan transaksi mata uang lokal (Local Currency Transaction/LCT).

Sementara itu, Sri Mulyani menyampaikan pertumbuhan ekonomi ASEAN+3 cukup kuat, yakni sebesar 3,2 persen pada tahun 2022. Lebih lanjut, dia memprediksi ASEAN+3 akan tumbuh sebesar 4,6 persen pada tahun 2023, dipacu oleh permintaan domestik yang kuat karena pemulihan ekonomi terus menunjukkan perbaikan.

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan tantangan saat ini yaitu ketergantungan pada mata uang dominan tertentu untuk perdagangan internasional, penyelesaian investasi dapat meningkatkan kerentanan hingga meningkatkan risiko stabilitas keuangan di ASEAN+3. Sebab itu, dia berharap ASEAN+3 melakukan inovasi untuk dapat menjaga stabilitas, di tengah inflasi yang masih tinggi, kondisi likuiditas lebih ketat, ruang kebijakan sempit, dan pengaruh kuat dolar AS.

Perry menekankan pentingnya memperkuat dan meningkatkan kerja sama di antara negara-negara ASEAN+3 dalam konektivitas pembayaran dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk transaksi. Berkaitan dengan hal tersebut, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral kawasan ASEAN+3 pun menyambut baik.

Tidak hanya itu, mereka juga mengakui perkembangan kajian sistem pembayaran lintas batas di ASEAN+3, khususnya mengenai penguatan LCT dalam pembahasan isu tematik ASEAN+3. Untuk diketahui dalam pertemuan itu juga dihadiri Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki, dan Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda. Kemudian, Presiden Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), Direktur AMRO ASEAN+3, Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN, dan Deputi Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

Baca juga artikel terkait ASEAN3

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin