Menuju konten utama

Menghitung Biaya Mudik Saat Jakarta-Surabaya Tersambung Tol

Pemerintah menargetkan Tol Trans Jawa beroperasi penuh di akhir 2018. Bila sudah beroperasi penuh, berapa gambaran biaya perjalanan bila menggunakan tol ini?

Menghitung Biaya Mudik Saat Jakarta-Surabaya Tersambung Tol
Pekerja membersihkan ruas Tol Bawen-Salatiga, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (28/8). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

tirto.id - "Kalau ingin kaya, bangunlah jalan terlebih dahulu"

Petitih Cina ini sering jadi motivasi bagaimana pemerintah membangun infrastruktur untuk memudahkan hidup rakyatnya, seperti pembangunan tol yang saat ini sedang gencar dibangun pemerintahan Presiden Jokowi.

Salah satu jaringan tol yang sedang dikebut penyelesaiannya adalah ruas Tol Trans Jawa yang menghubungkan Cikampek-Surabaya lebih dari 700 km. Secara keseluruhan tol ini jadi penghubung antara kota-kota besar di Jawa seperti Jakarta, Cirebon, Semarang, Solo, dan Surabaya.

Akhir tahun ini, pemerintah menargetkan bisa mengoperasikan secara penuh Tol Trans Jawa. Pada musim mudik 2018, capaian perkembangan Trans Jawa jauh lebih baik dari musim mudik 2017, dari sisi kondisi ruas-ruas tol Trans Jawa yang sudah banyak yang fungsional.

Pada musim mudik 2018, ditargetkan pemudik dari Jakarta sudah bisa keluar dari exit tol Krapyak, Semarang Barat yang menjadi akhir dari ruas Batang-Semarang. Tahun lalu ruas tol ini difungsikan secara darurat masih Exit Tol Gringsing, Kabupaten Kendal. Ini karena beberapa ruas sudah beroperasi seperti Pejagan hingga Gandulan, Pemalang sepanjang 5,5 km akan beroperasi pada Mei 2018, dan lainnya.

“Akhir 2018, tol dari Jakarta sampai Surabaya sudah operasional," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Tersambung utuh Tol Trans Jawa akan sangat penting dari sisi angkutan manusia dan barang. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry TZ menyatakan Tol Trans Jawa dibangun untuk mendukung perekonomian nasional meski berada di Jawa. Ini karena sekitar 60 persen perekonomian dan mayoritas populasi penduduk Indonesia ada di Pulau Jawa.

“Lagipula mayoritas memang berada di jalur utara tersebut. Sehingga bisa dibilang koridor tersebut merupakan tulang punggung Pulau Jawa,” kata Herry kepada Tirto.

Tol Trans Jawa akan menjadi pendorong pengembangan wilayah dengan konektivitas antar kota. Namun, tol hanya salah satu dari sekian infrastruktur dan sarana dasar lainnya seperti jalur dan kereta, dan angkutan udara. Persoalannya mana yang lebih efisien menghubungkan Jakarta-Surabaya?

Saat ini Jakarta-Surabaya terhubung dengan kereta, angkutan udara, laut, dan darat melalui jalan non tol. Tirto mencoba menghitung potensi biaya yang dikeluarkan dari masing-masing sarana infrastruktur penghubung Jakarta dan Surabaya.

Misalnya untuk tol, biaya yang dikeluarkan pengendara kendaraan pribadi roda empat mencakup komponen biaya tol dan bahan bakar. Beberapa ruas tol memang belum resmi beroperasi, sehingga tarifnya masih memakai perkiraan dari proyeksi investasi tol untuk setiap per km.

Infografik Mega Proyek Tol Trans Jawa Remake 2

Sebagai ilustrasi saat Trans Jawa beroperasi penuh di akhir 2018, pengendara kendaraan pribadi roda empat (golongan I) memulai perjalanannya dari Gerbang Tol Cikarang Utama. Kendaraan yang melintasi Gerbang Tol Cikarang Utama itu dapat melaju ke arah Gerbang Tol Cikopo untuk selanjutnya keluar di Gerbang Tol Palimanan. Secara keseluruhan, tarif yang berlaku Cikarang Utama menuju Palimanan adalah Rp115.500.

Selanjutnya perjalanan dapat diteruskan dari Palimanan menuju Kanci dan berlanjut ke Pejagan. Untuk melewati rute tersebut, tarif tol yang harus dibayarkan Rp36.000. Setelah keluar dari Pejagan, pengendara bisa memasuki sejumlah ruas jalan tol baru. Untuk ruas Tol Pejagan-Pemalang sepanjang 57,5 km yang ditargetkan beroperasi Maret 2018.

Dari total panjang tol tersebut, ruas sepanjang 20 km dari Pejagan hingga Brebes Timur memang sudah beroperasi sejak musim mudik. Tarif ruas tol ini memang belum ditentukan. Namun, apabila diasumsikan tarif yang dikenakan sebesar Rp1.000 per km maka pemudik harus merogoh kocek sebesar Rp57.500.

Setelah Tol Pejagan-Pemalang, selanjutnya ruas Tol Pemalang-Batang (39,2 km), Batang-Semarang (75 km), dan Semarang-Solo (75 km). Tarif tol untuk ketiga ruas itu juga belum ditentukan. Namun, bila mengacu usulan dari investor, untuk ruas Bawen-Salatiga yang merupakan bagian dari ruas Semarang-Solo, tarif per km yang diusulkan juga Rp1.000. Dengan asumsi tarif Rp1.000 per km, maka biaya yang dibutuhkan untuk melintasi tiga ruas jalan tersebut lebih kurang Rp189.000.

Setelah Tol Semarang-Solo, perjalanan dapat dilanjutkan dengan melintasi ruas Tol Solo-Ngawi sepanjang 90,27 km. Pembangunan Tol Solo-Ngawi menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha. PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) selaku pemegang konsesi ruas Tol Solo-Ngawi sempat menyebutkan bahwa tarif jalan tol bakal disesuaikan dengan jarak tempuh per km yang juga Rp1.000. Artinya tarif tol ini sekitar Rp90 ribu.

Setelah Tol Solo-Ngawi, ada ruas Tol Ngawi-Kertosono yang biayanya sekitar Rp1.200-Rp1.300 per km. Perkiraan biaya yang harus dibayarkan apabila melintasi ruas tol sepanjang 87 kilometer itu adalah Rp104.400 hingga Rp113.100.

Setelah ruas ini, ada Tol Kertosono-Mojokerto sepanjang 40,5 km dan Tol Mojokerto-Krian sepanjang 36,27 km. Berdasarkan data yang dihimpun Tirto, tarif untuk Tol Kertosono-Mojokerto adalah sebesar Rp46.000, sedangkan untuk Tol Mojokerto-Krian adalah Rp17.000.

Bila keseluruhan tarif tol yang harus dibayarkan itu dijumlah, maka perkiraan biaya yang harus disiapkan pengendara dari Cikarang sampai sekitar Surabaya sebesar Rp664.100. Biaya ini belum termasuk biaya bahan bakar minyak (BBM), dan tergantung kemampuan konsumsi bahan bakar jenis mobil.

Untuk Toyota All New Avanza bisa menempuh jarak 12 km per satu liter konsumsi bensin; Honda Brio 22 km per liter; dan Datsun GO 20 km per liter. Estimasi konsumsi BBM ini masih relatif karen tergantung kecepatan, jumlah penumpang, kondisi jalan yang macet, dan bahkan apakah menyalakan pendingin kabin atau tidak.

Sebagai gambaran saja, dari perhitungan konsumsi BBM per km (memakai Pertalite Rp7.600/liter), pengemudi bisa mengeluarkan biaya BBM Rp462.000 bila menggunakan All New Avanza, Brio Rp252.000, Datsun GO Rp277.000, dengan jarak Cikarang-Surabaya sekitar 729 km. Waktu yang ditempuh sekitar 9 jam 10 menit dengan asumsi kecepatan 80 km/jam, atau 12 jam 15 menit dengan asumsi kecepatan 60 km/jam.

Artinya bila diakumulasi total biaya (biaya tol dan BBM) menggunakan kendaraan pribadi, sekitar Rp916.000 sampai Rp1,12 juta. Biaya ini ini akan lebih efisien bila kendaraan yang ditumpangi lebih dari dua orang.

Bagaimana dengan biaya untuk transportasi lainnya?

Opsi lain untuk menempuh jarak Jakarta-Surabaya antara lain dengan kereta api dan pesawat udara. Berdasarkan penelusuran Tirto, harga tiket kereta api kelas eksekutif dari Stasiun Gambir, Jakarta menuju Stasiun Gubeng, Surabaya pada 7 Juni 2018 (H-8 Lebaran) berada di kisaran Rp535.000,00-Rp560.000. Sedangkan untuk kereta api kelas eksekutif rute Stasiun Gambir-Stasiun Pasar Turi, berada di kisaran Rp550.000-Rp555.000.

Sebagai perbandingan, kereta api dari Stasiun Gambir, Jakarta ke Stasiun Gubeng, Surabaya dengan panjang rel sepanjang 665 km bisa ditempuh selama 12 jam 10 menit.

Untuk tiket pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng ke Bandara Juanda, Surabaya pada 7 Juni 2018 tercatat paling murah seharga Rp545.000. Waktu penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng menuju Bandara Juanda, Surabaya yang berjarak 691,49 km kira-kira dapat ditempuh dalam 1 jam 15 menit sampai 1 jam 30 menit. Namun, belum menghitung biaya perjalanan dari rumah ke bandara, dan bandara tujuan ke tempat tujuan.

Saat Tol Trans Jawa terhubung, memang ada peluang memberikan opsi pengeluaran lebih efisien bagi pemudik atau pengendara dari sisi biaya perjalanan (tol dan BBM) asalkan mengangkut penumpang tak hanya satu orang.

Baca juga artikel terkait JALAN TOL atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Suhendra