Menuju konten utama

Mengapa Hudson-Odoi Belum Jadi Pilihan Utama Sarri di Chelsea?

Callum Hudson-Odoi baru main 74 menit di Premier League musim ini, tapi Maurizio Sarri punya pembelaan atas keputusan ini.

Mengapa Hudson-Odoi Belum Jadi Pilihan Utama Sarri di Chelsea?
Chelsea Callum Hudson Odoi merayakan gol ketiga timnya selama babak 16 Liga Europa, pertandingan sepak bola leg pertama antara Chelsea dan Dynamo Kyiv di stadion Stamford Bridge di London, Kamis, 7 Maret 2019. Kirsty Wigglesworth / AP

tirto.id - Pelatih Chelsea, Maurizio Sarri membuat kontradiksi tentang pemain muda paling menjanjikan di Chelsea, Callum Hudson-Odoi. Sarri berulang kali memuji sang pemain, tapi dalam kenyataannya, ia belum menganggap pemain 18 tahun itu sebagai sosok penting.

"Dia muda dan terus berkembang, terutama dalam hal aspek pertahanan. Dia terus meningkat dan saya bangga dengan keberadaannya," ucap Sarri.

Sejauh ini, Hudson-Odoi baru empat kali main di Premier League dan durasi total bermainnya di liga bahkan cuma 74 menit. Panggung terbesar bagi remaja blasteran Inggris-Ghana itu adalah saat bermain 10 menit sebagai pemain pengganti ketika bersua Arsenal. Sisanya, dia cuma jadi pemain pengganti ketika bertemu klub medioker macam Watford, Newcastle United, dan Huddersfield Town.

Kalau pun ada tempat buat Odoi lebih banyak bermain, itu adalah Liga Eropa. Dia sudah main 323 menit di kompetisi itu. Kendati demikian, toh lawan-lawan yang dihadapi the Blues cuma klub gurem, dari mulai BATE Borisov sampai Dynamo Kiev. Sialnya lagi, di kompetisi itu Odoi juga baru tiga kali jadi starter.

Semua fakta itu sempat membikin barisan suporter the Blues panas. Pada duel kontra Dynamo Kiev, Jumat (8/3/2019) dini hari, para penghuni tribun berteriak lantang, menuntut agar Odoi yang masih duduk di bangku cadangan segera dimainkan.

Sarri menuruti tuntutan tersebut dan memasukkan Hudson-Odoi pada menit 78. Cerita selanjutnya, semua suporter Chelsea pasti tahu. Odoi mencetak sebuah gol pada detik-detik akhir, lewat sepakan jarak dekat yang menghujam akurat ke gawang. Skor akhir 3-0.

Hudson-Odoi Tidak Cukup Beruntung

Dalam sebuah wawancara, asisten pelatih Chelsea, Gianfranco Zola sempat menyebut Hudson-Odoi merupakan pemain beruntung. Pasalnya, untuk ukuran remaja 18 tahun, tak banyak orang yang bisa bermain di skuat utama klub raksasa eropa seperti Odoi.

"Saya ingin menekankan ini: tidak banyak pemain 18 tahun di Eropa yang bisa bermain sebanyak dia, mungkin ada tapi [hanya] satu atau dua," kata Zola.

Sayangnya, pernyataan Zola tidak sepenuhnya benar. Odoi boleh jadi pemain yang menyita perhatian terlalu cepat, namun dia tidak seberuntung itu.

Wartawan The Times, Nicholas Godden pernah membeberkan dalam artikelnya, bahwa di Eropa saat ini setidaknya ada 35 pemain seusia Hudson-Odoi yang 'lebih beruntung'.

Banyak pemain berusia di bawah 19 tahun yang menit bermainnya di liga top Eropa lebih banyak. Beberapa di antaranya bahkan juga berasal dari Premier League. Sebut saja Ryan Sessegnon (Fulham) yang bermain 1.460 menit, atau Morgan Gibbs-White (Wolves) hingga Oliver Skipp (Tottenham) yang masing-masing sudah main 451 serta 187 menit.

Hudson-Odoi yang baru bermain 74 menit bahkan masih kalah dibanding Phil Fodden (Manchester City), Michael Obafemi dan Kayne Ramsay (Southampton). Itu jelas belum termasuk perbandingan dengan bintang-bintang muda lain di luar Premier League, seperti Jadon Sancho (Dortmund, 1.354 menit) atau Vinicius Junior (Real Madrid, 571 menit).

Catatan itu belakangan diketahui sebagai faktor utama kenapa Hudson-Odoi sempat tertarik saat Bayern Munchen ingin meminangnya pada bursa transfer paruh musim. Negosiasi akhirnya buntu lantaran Chelsea enggan kehilangan talenta mudanya itu.

Dalih Maurizio Sarri

Berbeda dari Gianfranco Zola, pelatih utama Chelsea, Maurizio Sarri punya pembelaan versinya sendiri. Memainkan remaja 18 tahun sebagai senjata utama bukanlah kebijakan yang sesuai dengan idealisme eks pelatih Napoli itu.

"Dalam pandangan saya, pemain 18 tahun belum bisa berada di level tertinggi. Dia harus terus meningkatkan kualitas karena dia baru bisa berada di level tertinggi saat usia 22 atau 23, seperti pemain lain," katanya seperti dilansir Independent.

"Memiliki tekanan ketika usia Anda masih 18 tahun adalah hal yang berbahaya. Anda bisa kehilangan target. Padahal, ketika berusia 18, target Anda adalah untuk terus meningkat, meningkat, dan meningkat baik secara mental maupun fisik," lanjutnya.

Di atas alasan idealis itu, ada musabab lain yang mendasari keputusan Sarri. Itu adalah sorotan media.

Bagi Sarri, terlalu berbahaya andai pemain yang masih belia seperti Hudson-Odoi kelewat sering bermain.

Ada saat di mana performa seorang pemain akan turun, dan jika hal itu terjadi, menurutnya Hudson-Odoi belum bisa menghadapi hujan kritik yang biasanya dilancarkan media. Kebijakan ini, menurut Sarri juga semata-mata demi melindungi tim secara keseluruhan.

"Saat ini saya pikir secara tim kami harus terus berbenah tanpa ada sorotan besar dari media, tanpa tekanan berlebihan dari suporter, tanpa tuntutan kelewat besar dari klub," tandasnya.

Baca juga artikel terkait LIGA INGGRIS atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Mufti Sholih