Menuju konten utama

Menebar Citra dengan Posko Mudik Siaga

Posko mudik yang disponsori korporasi menjadi fenomena lebih dari satu dekade terakhir. Di balik iming-iming layanan yang memanjakan konsumen terselip misi marketing dan membangun citra merek.

Posko dan bengkel siaga tersebut bertujuan untuk memberikan toyota best ownership experience kepada pelanggan setia toyota. Antara foto/audy alwi/kye/16

tirto.id - "Kemana pun mudik Anda, Toyota siap siaga.”

Saat mudik, Honda bersama Anda.”

Beberapa tagline yang pendamping keberadaan posko-posko siaga mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri semacam ini sudah lumrah. Posko mudik yang dibangun oleh perusahaan otomotif misalnya berlomba menarik kunjungan dengan layanan “plus-plus” tak sebatas bengkel siaga.

Layanan cuma-cuma mulai dari posko ber-AC, pijat gratis, WiFi, game, tempat istirahat, ajang bermain anak dan seabrek fasilitas lainnya disediakan. Posko-posko semacam ini hadir di tempat keramaian pemudik mulai dari SPBU, tempat ibadah, rumah makan dan sebagainya di jalur utama mudik di beberapa pulau utama.

Toyota Astra Motor (TAM) tahun ini menyediakan 32 Posko dan 260 Bengkel Siaga selama musim mudik dan arus balik Lebaran 2017. Dibandingkan tahun 2016, jumlah Posko Siaga Toyota bertambah sebanyak 2 titik. Honda juga menyediakan hal sama dengan 13 posko dan 109 bengkel siaga selama hajatan akbar Lebaran dari 21 Juni-1 Juli 2017.

Di perusahaan otomotif roda dua seperti Yamaha tak mau ketinggalan menyediakan beragam pelayanan dan fasilitas di Posko Mudik dan Bengkel Jaga yang beroperasi sejak 21-28 Juni 2017. Yamaha mencoba terobosan dengan tak hanya melayani pengguna motor berlogo garpu tala tersebut.

”Posko Mudik Yamaha bukan hanya untuk pengguna motor Yamaha, tetapi bisa dimanfaatkan juga oleh pengguna motor merek lainnya. Tahun ini kami sediakan 8 Pos Jaga beroperasi selama 24 jam di area Jawa dan 36 Bengkel Jaga di area Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi,” kata General Manager After Sales & Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) M. Abidin dikutip dari lama resmi Yamaha.

PT Astra Honda Motor (AHM) juga menyediakan posko mudik yang diberi nama Bale Santai Honda (BSH) 2017 yang siaga 24 jam. Jumlahnya lebih banyak dari Yamaha hingga 18 posko di sepanjang jalur mudik mulai dari Bandar Lampung, pulau Jawa hingga Bali.

Para pemimpin pasar seperti Toyota dan Honda terlihat jelas mendominasi jumlah posko maupun bengkel siaga selama musim mudik. Maklum saja, penjualan yang lebih banyak tentu menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Anggaran untuk CSR maupun biaya untuk marketing tentu jauh lebih besar pula.

src="//mmc.tirto.id/image/2017/06/22/pos-siaga-mudik-lebaran--MILD--rangga-01.jpg" width="860" alt="Infografik Pos Siaga Mudik Lebaran 2017" /

Antara CSR dan Menebar Citra

Posko mudik termasuk bengkel siaga oleh korporasi bukan tren setahun dua tahun terakhir. Perkembangannya sudah lebih dari satu dekade. Masih ingat perlombaan posko mudik antara Indosat dengan Telkomsel beberapa tahun lalu? Pada 2008 Indosat sampai-sampai harus begitu niat memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai penyedia fasilitas layanan terbanyak di posko mudik, dengan 19 jenis pelayanan di Cirebon pada 8 Oktober 2008.

Mudik yang identik dengan perjalanan dan silaturahmi, menjadi momen yang sulit untuk diabaikan oleh perusahaan telekomunikasi hingga otomotif. Bagi perusahaan otomotif tentu sangat beralasan, Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) yang menggelar jajak pendapat online pada 24 Mei-6 Juni 2017 terhadap 300 responden di Jabodetabek mendapati temuan yang menarik.

KedaiKOPI mencatat mobil pribadi paling banyak dipilih oleh pemudik sebagai moda transportasi menuju daerah tujuan (36,33 persen). Moda transportasi lainnya yang dipilih pemudik adalah Kereta Api (19,67 persen), bus eksekutif (10 persen), pesawat (9,67 persen), motor (8 persen), bis ekonomi (7,67 persen), mobil sewaan (5,33 persen), kapal laut (1,33 persen) dan sisanya memilih moda lainnya.

Pemudik yang menggunakan mobil dan motor pribadi tentu menjadi target layanan posko mudik perusahaan mobil dan motor dalam rangka CSR perusahaan. Pemerhati Otomotif Munawar Chalil kepada Tirto mengatakan memang sulit mengatakan bahwa posko mudik yang disiapkan oleh perusahaan otomotif sebagai CSR murni.“Ya pasti ada misi marketing lah. Itu tidak bisa dipungkiri. CSR mungkin iya, tapi marketing juga pasti iya,” katanya.

Perusahaan otomotif pun tak menampik soal itu, tapi mereka tak mau posko-posko mudik itu hanya dianggap sebagai ajang membangun citra belaka. Namun, ada sisi tanggung jawab sebuah merek terhadap konsumennya. “Kombinasi keduanya, karena berdampak pada loyalitas brand dan juga tanggung jawab brand terhadap "customer" nya,” kata Sekretaris Umum (Sekum) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara kepada Tirto.

Hampir semua perusahaan otomotif yang menyediakan posko mudik, juga menyediakan bengkel siaga. Ini menunjukkan tak hanya unsur CSR dan marketing tapi juga ada motif jualan. Astra Honda Motor (AHM) misalnya memberikan diskon bagi konsumen Honda untuk penggantian sparepart hingga 20 persen di posko-posko mudik. Untuk oli diskon 10 persen, penggantian ban diskon 20 persen, serta pembelian aksesoris apparel diskon 15 persen. Yamaha juga menyediakan pembelian sparepart dan apparel dengan diskon 20 persen.

Sementara itu, perusahaan mobil seperti Toyota yang mendominasi pendirian posko dari seluruh perusahaan otomotif lainnya mampu menangguk hal positif dengan peningkatan konsumen yang datang ke posko siaga mereka. Pada 2010, Posko Siaga Toyota hanya mencatat kedatangan 3.028 unit kendaraan. Pada tahun lalu meningkat menjadi 5.963 unit kendaraan yang mampir. Jumlah ini memang tak seberapa dari populasi maupun penjualan tahunan mereka, tapi setidaknya informasi di berbagai media massa soal posko siaga selama musim mudik poin penting.

Sisi lain adalah soal kepuasan pelanggan, Toyota mampu meraih posisi teratas dalam hal kepuasan mencakup pelayanan dan fasilitas untuk kenyamanan di dealer. Setidaknya bisa terekam dari survei lembaga JD Power 2016 lalu. Keberadaan posko mudik memang tak terkait langsung dengan survei tersebut, tapi dengan hadirnya layanan "plus-plus" pada posko mudik, perusahaan mobil seperti Toyota mencoba tetap menjaga kenyamanan para konsumennya termasuk saat dalam perjalanan mudik.

Namun, yang tak kalah penting dari strategi para korporasi otomotif mencoba terus membangun citra “peduli” kepada para konsumennya dan juga pelanggan merek lainnya seperti yang coba ditunjukkan oleh Yamaha.

Baca juga artikel terkait MUDIK atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Otomotif
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti
-->