tirto.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, tahun ini terdapat 984 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Data ini menunjukkan lonjakan kira-kira 2.300 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya dikuti oleh 41 SMP.
Hal tersebut disampaikan Anies saat melakukan inspeksi mendadak pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP di beberapa SMP di Jakarta, Senin (9/5/2016).
Anies menambahkan, pelaksanaan UNBK memiliki keunggulan dari segi biaya dan waktu, serta dinilai tidak mudah terjadi kebocoran dan kecurangan soal. Selain itu, lanjut dia, variasi soal pada UNBK juga lebih beragam.
Mendikbud menyampaikan, tahun ini, UN tingkat SMP/Madrasah Tsanawiyah (MTS) secara keseluruhan diikuti oleh 4.052.068 siswa dari 52.630 sekolah. Sementara itu, siswa yang mengikuti paket B, kata dia, sebanyak 162.242 siswa dari 5.757 sekolah, sedangkan UNBK untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) diikuti oleh 2.242 siswa dari 696 sekolah.
Mantan rektor Universitas Paramadina tersebut juga mengingatkan kepada para peserta UN maupun guru untuk menjaga kejujuran. "Kalau dahulu masyarakat yang melaporkan kecurangan, maka pada tahun ini yang melaporkan adalah negara," kata dia.
Ia juga mengatakan, sejak tahun lalu UN tidak lagi menjadi prasyarat kelulusan. Proses kelulusan tersebut, kata dia, ditentukan oleh guru mata pelajaran. "Sejak tahun lalu pula, ada dua angka yang dilaporkan yakni akademik dan indeks integritas. setiap sekolah akan mendapatkan indeks integritas," cetus dia.
Indeks integritas, kata Anies, merupakan indeks kejujuran sekolah dalam menyelenggarakan UN. Sementara sekolah yang memiliki indeks integritas tinggi, lanjut Anies, akan mendapatkan piagam dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). (ANT)
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Putu Agung Nara Indra
