tirto.id - Seperti banyak diduga oleh pundit tarung bebas, kekuatan tinju Conor McGregor tidak cukup untuk menang melawan Floyd Mayweather Jr. Yang tidak diduga: pertarungan berjalan dengan kompetitif dan menarik. McGregor berhasil memberikan perlawanan sengit terhadap sang legenda tinju.
Baca juga:Floyd Mayweather Menang TKO Lawan Conor McGregor
Pada ronde pertama, McGregor sudah tancap gas. Satu upper cut telak bersarang di dagu Mayweather. Pukulan itu membuat Mayweather sadar: McGregor tak bisa diremehkan. Maka pertahanan jadi lebih ketat. Adu pukul sempat terjadi. Dan seperti sudah diduga pula, McGregor mulai kelelahan di ronde 5.
Energinya semakin terkuras hingga menjelang ronde 10. Sejak ronde 7, petarung asal Irlandia ini sudah banyak merangkul, menerima banyak bogem, dan mulai ronde 8 pertahanannya sudah amat longgar. Tangan mulai turun ke bawah, tak lagi memasang pose bertahan.
Mayweather yang sudah menunggu energi lawannya habis, mulai menyerang. Setelah menghajar habis-habisan di ronde 9, ronde berikutnya menjadi puncak. Berawal dari hook kanan yang telak dan membuat McGregor terhuyung, Mayweather menyerbu dengan sepenuh tenaga. Targetnya tak bisa berbuat apa-apa, bahkan tidak mengangkat tangan untuk bertahan. Melihat McGregor tak berdaya, wasit menghentikan pertarungan di tengah ronde 10.
Meski McGregor kalah, ia sudah memberikan perlawanan tangguh. Ia harus diberi apresiasi karena berhasil menahan diri untuk tak menendang musuhnya. Walaupun, ia sering kelepasan melakukan pukulan ala tarung bebas. Semisal meninju dari belakang. Atau menumbuk lawan dengan pukulan palu. Rasanya menghibur, mendengar wasit berteriak histeris—perpaduan antara rasa kesal dan frustrasi—"Stop, stop!" atau "No! No!"
Jika pertarungan dilakukan dalam format tarung bebas, hasilnya kemungkinan besar akan berbeda. Sejak ronde pertama, McGregor sudah punya banyak kesempatan untuk menang. Ia bisa melakukan, misalnya, rear naked choke. Insting petarung bebas McGregor begitu tampak dari caranya berkelit dan mengambil posisi di belakang lawan untuk kemudian memiting leher musuh. Dan pertahanan depan ala Mayweather jelas tak bisa mengimbangi gerakan cepat musuhnya.
Pengandaian itu kemudian melahirkan pertanyaan: apakah akan ada pertarungan ulang McGregor melawan Mayweahter dalam format tarung bebas?
Tanding Ulang Dalam Dua Kemungkinan
Potensi tanding ulang dalam format tarung bebas jelas menggiurkan bagi pasar taruhan. Para penjudi juga akan terbelah dalam memasang taruhan. Mayweather, sang singa tua, ternyata masih punya taring. Tapi para penggemar McGregor pasti dengan tegas memasang taruhan pada jagoannya. Di atas ring, dengan peraturan tinju, Mayweather boleh tak terkalahkan dan selalu menang dalam 50 kali pertandingan. Namun di oktagon dan peraturan tarung bebas, McGregor masih jadi penguasa.
Tapi pertanyaannya: apakah akan ada tanding ulang?
Dasar petaruh, kemungkinan itu pun dijadikan taruhan. Situs seperti Betonline.ag lebih mengunggulkan tak akan ada tanding ulang, dengan angka -600. Kalaupun terjadi tanding ulang, pasar taruhan menganggap ia dalam posisi underdog (+1200). Penyebabnya apalagi kalau bukan kekurangan McGregor yang tampak dalam pertarungan pertama: kekurangan stamina dan pengalaman.
Pertanyaan berikutnya: apakah Mayweather mau tarung ulang dalam format tarung bebas?
Untuk pertanyaan itu, jawabannya masih mengambang. Dalam konferensi pers Juli 2017, Mayweather sempat mengolok McGregor. "Kamu harus mengajakku tanding di UFC kalau kamu ingin jadi juara sejati. Aku adalah penguasa di oktagon! Aku penguasa di ring! Coba ngomong besar sekali lagi, kuhajar kau di oktagon."
McGregor yang pantang lari dari tantangan, menyambutnya. "Saat aku menghajarmu pada 26 Agustus nanti, aku akan membuatmu tersungkur hingga ingin mengajakku tanding ulang di oktagon. Ayo kita lihat apa kamu masih bisa sesumbar di oktagon."
Andai saja McGregor menang dalam pertarungan pertama, wajar kalau Mayweather penasaran sekaligus merasa dipecundangi dan menuntut tarung ulang. Masalahnya adalah: Mayweather menang di pertarungan pertama, dan tak ada lagi yang perlu dibuktikan olehnya. Ia menunjukkan pada seisi dunia: Money masih bisa bertarung. Ia tak berlari dan menghindar—seperti dalam pertarungan melawan Manny Pacquiao, yang membuatnya jadi bahan olokan—dan masih bisa melepas pukulan telak ke juara tarung bebas.
Ketiadaan motivasi untuk tarung ini yang bisa jadi penghalang besar adanya tanding ulang. Lagipula, Mayweather kemungkinan besar tak akan mau mencederai rekor menterengnya sendiri. Apalagi di atas oktagon, yang bisa membuatnya kehabisan nafas karena dicekik dari belakang. Ia menegaskan hal itu dalam jumpa pers usai pertarungan.
"Ini adalah pertarungan terakhirku."
Baca juga: Floyd Mayweather Pensiun Usai Menang TKO atas Conor McGregor
Selain itu, rasa-rasanya kecil kemungkinan ada tanding ulang sebelum masuk almanak 2018. Semisal akan ada tarung ulang, sudah pasti itu diadakan tahun depan. Mayweather akan bertambah tua, dan akan susah menjual petinju usia 41 yang bertarung di atas oktagon. Kecuali jika yang disasar sebagai konsumen adalah para pembenci Mayweather yang dengan senang hati melihat kepala plontos itu dicocor oleh kaki McGregor.
Meski masih kecil, ada kemungkinan Mayweather mau melakoni tarung ulang. Apalagi ia sudah pernah pensiun sebelumnya dan mau saja melakoni pertandingan tinju melawan McGregor. Iming-imingnya tentu uang segunung yang bisa menjaminnya pensiun dalam kemakmuran.
Baca juga: Mayweather Vs McGregor Jadi Pertarungan Termahal di Dunia
Pada pertarungan pertama, pemasukan yang diterima Mayweather amat besar. Jumlah minimal yang ia peroleh adalah 100 juta dolar. Ditambah dengan bagian dari pendapatan pay per view dan penjualan tiket serta pendapatan lain, diperkirakan ia meraup 230 juta dolar. Sedangkan McGregor sudah pasti mendapat 30 juta dolar, 10 kali lipat dari honor terbesarnya di ajang Ultimate Fighting Championship saat melawan Nate Diaz. Angka itu bisa meningkat jadi 70-75 juta dolar jika memasukkan pendapatan di luar honor.
Jika melongok sisi McGregor, sudah pasti ia akan mau melakoni tarung ulang. Sebagai raja padang oktagon, sudah pasti ia akan diunggulkan. Ia punya kesempatan bagus membalas dendam, ditambah mendapat bayaran yang besar. Hampir nihil faktor yang membuatnya menolak pertarungan di atas oktagon.
Di dunia fana ini, tak ada yang tak mungkin. Dunia olahraga sudah menyaksikan pertarungan antara pesumo melawan karateka, atau petinju melawan pejudo. Mayweather mau bangkit dari pensiunnya, dan sangat mungkin ia akan kembali dari pensiun untuk kedua kalinya.
Apalagi julukan Mayweather sudah jelas: Money. Ia sangat mungkin meletakkan uang dan bayaran di atas sekadar omongan di jumpa pers. Hingga saat itu tiba, mari menunggu.
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Maulida Sri Handayani