tirto.id - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman umumkan hasil survei exit poll pasangan calon (paslon) nomer urut tiga, Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno. Pasangan ini unggul dari paslon lain. Survei dilakukan di 400 TPS, dengan memakai 2 orang sebagai sampel per TPS. Jadi totalnya ada 800 sampel yang disurvei hingga pukul 1 siang.
"Kami telah melakukan exit poll, hasilnya pasangan nomor urut 1 memperoleh dukungan 28,24% suara, nomor 2 memperoleh 32,06% suara, dan alhamdulillah nomor 3 mendapat 39,86% suara," ujar Sohibul Iman di Kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017).
Sohibul mengatakan tindakan mengeluarkan exit poll hanya sebatas penyampaian informasi. Bukan persoalan siapa yang menang atau pun kalah. Sebab exit poll dapat dijadikan sebagai alat kontrol dari masyarakat.
"Ini tidak mendahului apa yang terjadi keputusan nanti. Ini juga bukan pernyataan menang kalah. Cuma penyampaian informasi awal dari exit poll. Kita menghendaki Pilkada yg bersih jujur adil. Kita jadi punya tanggung jawab unntuk mengontrol," tambah Sohibul.
Ia memaparkan tiga tahapan yang dilakukan oleh tim Anies-Sandi jelang pengumuman hasil pemilu. Pertama mengadakan exit poll, quick count, dan lalu menyampaikan hasil resmi berdasarkan C1 atau real count.
"Menang kalah bukan hal. Kita keep control aja," bisik Sohibul pada Anies.
Anies mengimbau timnya untuk tetap bekerja keras. Karena, menurutnya exit poll hanyalah hasil sementara.
"Kalaupun ada angka-angka quick count atau exit poll, kerja keras kita masih harus diteruskan. Mari kita jaga TPS. Mari kita pastikan semua berjalan dengan baik. Hingga tuntas. Sampai kemudian kita mempunyai hasil yang resmi," kata Anies.
Sementara, Sandiaga Uno menegaskan bahwa yang terpenting adalah proses Pilkada yang aman dan berjalan lancar. Karena, menurutnya dunia sedang menyorot Pilkada DKI kali ini.
"Tim kami janganlah jemawa dengan hasil sementara ini," ujar Sandiaga.
Dalam penutupan konferensi, ketua tim pemenangan Anies-Sandi, Mardani Ali Sera mengatakan yang terpenting adalah demokrasi yang aman dan nyaman untuk warga.
"Nantinya yang menang adalah warga Jakarta. Karena warga dapat mengikuti proses demokrasi yang aman dan nyaman," tutup Mardani.
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Nuran Wibisono